Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » Mengenal Tenun Toraja Lebih Dekat
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Oleh Christina Andhika Setyanti

Kompas.com/Christina Andhika Setyanti 
Pori lonjong atau kain panjang yang dipamerkan di Museum Tekstil memiliki panjang 978 x 178 cm

KOMPAS.com - Indonesia memiliki beragam warisan kebudayaan yang memikat, salah satunya kain batik dan juga tenun. Jika beberapa waktu lalu batik sudah diakui dunia sebagai warisan budaya Indonesia, kini kain tenun mulai diangkat keberadaan dan kepopulerannya.

"Selama ini kita hanya tahu tenun dari Nusa Tenggara dan beberapa daerah lain. Padahal sebenarnya masih banyak daerah yang menyimpan kekayaan tenun yang tak kalah cantik seperti tenun Toraja," tukas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pidato pembukaan pameran Untannun Kameloan di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2012) lalu.

Untuk memperkenalkan kekayaan tenun khas Toraja, Toraja Melo bekerjasama dengan Museum Tekstil dan BNI menyelenggarakan sebuah pameran kain tenun muda dan tua dari Toraja, Mamasa, Mamuju, dan Rongkong mulai tanggal 19-30 September 2012 mendatang. Pameran tenun khas Toraja ini bertajuk Untannun Kameloan yang memiliki arti menenun kebaikan.

Kain-kain yang ditampilkan dalam pameran ini dikurasi oleh Judi Achjadi seorang penulis dan pakar kain tradisi Indonesia. Beragam kain-kain koleksi pribadi milik Diana Iriana Jusuf (Toraja Melo) dan juga Keiko Kusakabe seorang ahli tenun Sulawesi juga meminjamkan koleksi kainnya untuk dipamerkan. Puluhan kain tenun asli Toraja dengan berbagai motif dan warna dihadirkan dengan apik dalam pameran ini.

"Beberapa kain tenun tua ini bahkan sudah hampir langka karena tidak ada lagi penenun yang bisa membuat motif tenun ini," tukas Nina Jusuf, desainer Toraja Melo kepada Kompas Female dalam acara yang sama.

Beragam kain tenun mulai dari model selendang, kain utuh, sampai kain tenun yang memiliki panjang 978 x 178 cm pun dipamerkan. Kain yang sangat panjang ini ternyata berfungsi untuk 'membungkus' rumah, atau ruang upacara di daerah

Proses menenun

Rangkaian pameran

Untuk memperkenalkan keindahan tenun Toraja lebih dalam, Toraja Melo tak hanya mengadakan pameran saja. Beberapa kegiatan lain seperti seminar dari Keiko Kusakabe tentang Perdagangan Dinamis Tenun Adat di Sulawesi dan workshop membuat mangka'bi (teknik kepang benang) juga dihadirkan. Di hari Jumat (21/9/2012), diadakan lomba olah sarung tenun Toraja yang bekerjasama dengan APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia). APPMI juga akan memprakarsai talkshow tentang Membawa Budaya Indonesia ke Tingkat Internasional Melalui Fashion Trend.

Tak ketinggalan sebuah buku katalog berjudul Untannun Kameloan- Textiles of Toraja, Mamasa, Mamuju, Rongkong, Sulawesi, Indonesia resmi diluncurkan untuk memperkenalkan tekstil Toraja ini kepada masyarakat umum lebih dalam. Nina mengungkapkan, proses pembuatan buku ini hanya memakan waktu selama satu tahun saja. Buku katalog ini berisi foto 50 potong kain tua dan muda dari Toraja dan diulas oleh Judi Achjadi dan Keiko Kusakabe.

Selama pameran pun, Diana Iriana Jusuf atau Dinny Jusuf juga akan berbagi pengalamannya dalam sebuah talkshow berjudul Untannun Kameloan-Tenun Toraja dalam Keseharian. Selain itu pula, para pecinta budaya Indonesia yang tergabung dalam The Indonesian Heritage Society akan mengadakan wastra tour (tur budaya) di acara ini.

Dalam pameran ini juga menggelar berbagai fashion show busana dan berbagai aksesoris seperti tas, sepatu, dan topi dari kain tenun. "Banyak orang menganggap bahwa tenun ini tidak bisa digunakan sehari-hari. Melalui acara ini, saya tunjukkan bahwa pakaian dari tenun juga bisa diolah dengan model ready to wear yang praktis, nyaman dan fashionable," tukas Nina.

Foto : KOMPAS.COM/CHRISTINA ANDHIKA SETYANTI

Busana kreasi Nina ini merupakan busana tenun yang terinspirasi dari baju adat Toraja. Inspirasi ini diaplikasikannya dalam bentuk kerah baju yang berbentuk lingkaran pada beberapa jenis busananya. Jika selama ini tenun Toraja banyak menggunakan warna hitam, merah dan kuning, Nina memodifikasinya dengan menggunakan warna yang lebih cerah seperti biru, merah muda, hijau dan lain-lain. "Semua kegiatan ini dilakukan dengan harapan semakin banyak orang yang lebih mengenal kekayaan budaya Toraja dan juga budaya nasional lainnya," harap Mari Elka.

Sumber

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply