Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » Atasi Masalah Pembangunan dan Pengelolaan Data Center
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama


Berbagai masalah yang berkaitan dengan data center terungkap pada acara CIO Forum yang diselenggarakan kemarin (19/3) oleh Majalah InfoKomputer bersama Blue Power Technology.

Ajang sharing di antara para CIO (Chief Information Officer) dari perusahaan swasta dan BUMN kali ini bertema “How to Build an Effective & Efficient Data Center”.

Beberapa masalah yang dikeluhkan antara lain konsolidasi sistem, manajemen sistem datacenter, mengantisipasi dan mengelola data yang berkembang pesat, pengadaan barang yang sulit dan lama terutama di BUMN, pengendalian biaya yang cenderung membengkak, turnover sumber daya manusia, serta masalah lainnya.

Masalah konsolidasi terutama muncul ketika perusahaan menyadari perlunya data center yang baru sementara kondisi sistem yang ada sekarang masih terpecah pada banyak server. Masalah semakin rumit ketika server terpisah di berbagai lokasi dan masing-masing menggunakan platform yang berbeda. 

Setelah masalah konsolidasi teratasi dan data center sudah terbangun, masalah berikutnya muncul, yaitu pengelolaannya. Pengelolaan tidak selalu mudah terutama bila data bertambah secara eksponensial. Kapasitas lebih yang sudah dicadangkan ternyata tidak memadahi dalam periode waktu yang lebih singkat. Belum lagi bila pihak menajamen perusahaan membutuhkan tambahan kapasitas lebih besar secepat mungkin, misalnya dalam hitungan hari, maka masalah menjadi semakin rumit.

Di luar itu semua, masalah biaya terutama untuk daya listrik juga terungkap pada CIO Forum kali ini. Biaya daya listrik untuk data center ternyata tidak dapat diabaikan begitu saja, apalagi pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik sebesar 15% dalam waktu dekat. Tentu hal ini sangat membebani biaya TI.

Dari berbagai masalah tersebut, salah satu solusinya adalah managed services. Dengan “menyewa” data center dari pihak ketiga, semua masalah di atas bisa dibebankan kepada pihak penyedia. Pengguna, khususnya bagian TI, tidak lagi dibebani dengan masalah rutin yang menyita banyak waktu tetapi mereka bisa lebih fokus membantu manajemen memecahkan masalah bisnis perusahaan.

Meski demikian, tidak semua perusahaan dapat melaksanakan outsourcing, terutama untuk BUMN. Ada peraturan pemerintah yang melarang BUMN menempatkan datanya di luar perusahaan. Selain itu, menurut Gunawan Susanto (Country Manager, System & Technology Group IBM Indonesia) tidak semua perusahaan harus meng-outsource data center mereka ke pihak lain. Kalau pun ada yang di-outsource, ada bagian data center strategis yang perlu dikelola sendiri.

Untungnya, kata Gunawan, ada teknologi yang sangat memudahkan untuk membangun dan mengelola data center. Pembangunan datacenter bisa dimulai dari skala kecil. Pertumbuhan kapasitas dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan kebutuhan kapasitas yang diperlukan dalam waktu cepat pun dapat diakomodir.

Teknologi yang dimaksudkan oleh Gunawan adalah converged system yang sekarang mulai banyak digunakan. Coverged system merupakan sistem datacenter terintegrasi yang siap pakai. Salah satu produk converged system adalah IBM PureSystems, yang menurut Deddy Sudja (Director Blue Power Technology) mudah dikelola, cloud ready, dan virtualisasinya terbuka, yaitu dapat menggunakan berbagai software yang diingini oleh pengguna.


Jadi sebenarnya pembangunan dan pengelolaan data center sekarang lebih mudah daripada sebelumnya. Kalaupun tidak mau menggunakan penyedia managed services, pengguna dapat membangun sendiri.

Sumber: Infokomputer

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply