Berbagai macam corak Tenun Ikat Sumba - (ANTARA/Eric Ireng)
Beijing (ANTARA News) - Ketua Umum Cita Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa mengatakan tenun Sumba tengah menjalani verifikasi dari UNESCO untuk mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) dari Indonesia.
"Proses verikasi memakan waktu sekitar satu tahun, sehingga baru pada 2013 kita harapkan pengakuan dari UNESCO untuk tenun Sumba sebagai sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) dari Indonesia dapat diumumkan," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA di Beijing, Jumat.
Ditemui disela-sela ajang promosi perdagangan, pariwisata dan investasi (Trade, Tourism, and Investment/TTI) yang diselenggarakan KBRI China dan Mongolia, ia mengatakan tenun Sumba didaftarkan ke UNESCO dengan nama resmi Tenun Ikat Sumba Indonesia.
Dipilihnya tenun Sumba untuk didaftarkan ke UNESCO karena tenun Sumba mewakili seluruh tenun yang dimiliki sejumlah wilayah di Indonesia, dari segi teknik pembuatannya dan tekstur.
"Tenun Sumba dapat dibuat dengan tiga teknik tenun datar yang hampir dapat ditemui di sejumlah daerah dikombinasikan dengan songket, ikat dan teknik lainnya seperti batik," ungkapnya.
Tenun Sumba juga dapat dibuat seperti songket dan ikat. "Karenanya tenun Sumba dapat mewakili seluruh tenun yang ada di sejumlah daerah di Indonesia, dan karena itu kita daftarkan ke UNESCO," tutur Okke.
Dalam ajang TTI yang digelar KBRI di Beijing, CTI menampilkan sejumlah kain tenun dari beberapa daerah seperti tenun Rangrang (Bali), tenun Sumba, dan tenun Garut baik dalam bentuk kain, selendang, maupun dalam bentuk lain seperti taplak dan sarung bantal kursi.
Selain itu, CTI juga memperagakan pembuatan tenun Garut dan menampilkan pergelaran busana dari tenun dengan menggandeng perancang busana kondang Sebastian Gunawan dan Priyo Oktaviano. (R018)
Tidak ada komentar