Penelitian 6 tahun NASA menunjukkan indikasi baru bahwa manusia, bukan radiasi matahari, yang mendorong perubahan iklim sedunia.
Penelitian NASA menunjukkan radiasi matahari bukan pendorong utama perubahan iklim dunia.
Badan antariksa Amerika, NASA, mengatakan penelitian 6 tahun yang menunjukkan iklim Bumi terus memanas pada masa radiasi matahari yang rendah, memberi indikasi baru bahwa manusia, bukan matahari, mendorong perubahan iklim sedunia.
Penelitian itu mengukuhkan bahwa antara tahun 2005 dan 2010, ketidakseimbangan energi Bumi terus memburuk, yang berarti planet ini menyerap lebih banyak energi surya sebagai panas daripada yang dikembalikannya ke antariksa. Ini terjadi walaupun kenyataan menunjukkan bahwa tingkat energi matahari sangat rendah selama sebagian besar tahun-tahun tadi.
Banyak penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang meningkat dalam atmosfir, yang dihasilkan terutama oleh kegiatan manusia, adalah penyebab utama pemanasan global. Fenomena iklim yang tidak pernah terjadi sebelumnya itu telah meningkatkan suhu permukaan rata-rata Bumi, peningkatan 0,8 derajad Celsius sejak tahun 1880, dan menaikkan tingkat CO2 yang sekarang ke 392 part per satu juta.
Para ilmuwan NASA yang melakukan penelitian baru itu mengatakan perhitungan mereka menunjukkan bahwa tingkat karbon dioksida atmosfir harus turun paling sedikit 350 part per satu juta untuk memulihkan perimbangan energi Bumi.
Pemimpin penelitian itu, ilmuwan iklim perintis James Hansen, mengatakan ketidak-seimbangan energi yang terus berlangsung di Bumi memberi “indikasi yang jelas bahwa matahari bukan penyebab yang dominan pemanasan global.
Hansen adalah direktur Institut Goddard NASA untuk Penelitian Antariksa di Kota New York. Ia baru-baru ini menyebut gagasan membatasi pemanasan global buatan manusia hingga “batas yang aman” yang diakui internasional, yakni 2 derajad Celsius di atas tingkat pra-industri sebagai “resep bencana.”
Tidak ada komentar