Oleh Sultana MH Faradz *)
Beberapa terobosan bidang biologi antara lain Teori Darwin dan Hukum Mendel pada abad ke-19 membawa ilmu biologi ke babak baru yang ditandai dengan perkembangan sangat cepat, diikuti berbagai penemuan bersejarah semisal penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick, serta berbagai teknik molekuler.
Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan makin pesat, semisal ada temuan teknik polymerase chain reaction (PCR) yang bisa membuat salinan deoxyribonucleic acid (DNA). Kemudian, teknik sequencing DNA untuk mengetahui urutan basa dalam DNA.
ilustrasi - portal.ristek.go.id
Beberapa terobosan bidang biologi antara lain Teori Darwin dan Hukum Mendel pada abad ke-19 membawa ilmu biologi ke babak baru yang ditandai dengan perkembangan sangat cepat, diikuti berbagai penemuan bersejarah semisal penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick, serta berbagai teknik molekuler.
Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan makin pesat, semisal ada temuan teknik polymerase chain reaction (PCR) yang bisa membuat salinan deoxyribonucleic acid (DNA). Kemudian, teknik sequencing DNA untuk mengetahui urutan basa dalam DNA.
Terkait dengan kerancuan kelamin sebagai penyakit genetik, kita bisa membahas bahwa kelainan alat kelamin bervariasi, dari hipospadia (kelainan saluran kencing laki-laki) hingga bentuk alat kelamin luar (perempuan atau laki-laki) yang tidak normal.
Kelainan ini sering tidak diketahui atau tidak dicari kepastian diagnosisnya sedini mungkin. Awam biasa menyebut sebagai kelamin ganda karena dari bagian terluar alat kelamin sepintas terlihat ada penis dan vagina.
Sejatinya, istilah medis yang benar adalah kerancuan atau ketidakjelasan kelamin (ambiguous genitalia). Bahkan dalam kepustakaan terbaru istilah itu digantikan menjadi disorder of sex development atau gangguan perkembangan kelamin yang lebih bisa diterima keluarga.
Sejak Tim Penyesuaian Kelamin RSUP Dokter Kariadi terbentuk tahun 1989 dan pembukaan Laboratorium Genetika Fakultas Kedokteran Undip tahun 1999, termasuk kerja sama dengan beberapa sentra di luar negeri seperti Belanda dan Australia, diagnosis dan pengelolaan pasien kerancuan kelamin menjadi lebih baik.
Pasien atau keluarga yang anaknya punya problem jenis kelamin tidak jelas, yang tadinya disembunyikan sebagai aib, atau membiarkan anak itu dengan gangguan psikologis tanpa penyelesaian, tergugah untuk memeriksakan diri. Akhir-akhir ini tiap bulan ada kasus seperti ini, bahkan kadang dalam seminggu lebih dari satu orang.
Keadilan Global
Kemajuan terbaru lainnya adalah penemuan sel punca (stem cell) yang bisa menggantikan sel rusak atau mati. Seperti diketahui, tak semua sel tubuh dapat meregenerasi (memperbarui diri), semisal sel saraf. Pengetahuan tentang sel punca sudah lama dikenal namun baru pada akhir dekade ini diketahui pemanfaatan yang lebih menjanjikan.
Sejumlah penelitian mengenai sel punca diharapkan lebih memperkaya ilmu dan pengetahuan bidang biologi yang berdampak pada strategi baru pengobatan penyakit yang belum bisa disembuhkan. Jutaan penderita menunggu penerapan teknik pembiakan sel punca ini untuk mengobati diabetes mellitus, infark jantung, Alzheimer, dan Parkinson, yang pada tahap penelitian terbukti berhasil.
Kalangan medis luar negeri sudah banyak memanfaatkan sel punca. Pakar Indonesia pun banyak menerima tawaran dari para ahli luar negeri untuk memulai mempraktikkan pemanfaatan sel punca. Sejumlah peneliti Indonesia sudah mulai meneliti sel itu, termasuk pemanfaatannya. Saat ini penelitian lebih terfokus ke aspek hilir, dimulai oleh industriwan yang mengembangkan pemanfaatan sel punca yang berada di tali pusat (umbilical cord).
Menuju visi sebagai universitas riset, Universitas Diponegoro akan menyelenggarakan lokakarya internasional, membahas topik biologi klinik dengan sel punca pada 23-25 November 2012 di Semarang. Kegiatan yang menampilkan pembicara dari Indonesia, Belanda, Jepang, Australia, Thailand, Singapura, dan Malaysia itu diharapkan bisa membumikan temuan baru teknologi dan pengetahuan.
Bila kita kaitkan dengan keadilan global, pemanfaatan itu tak hanya menjadi monopoli beberapa negara. Kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang biologi perlu disertai dengan penerapan dan pemanfaatannya demi hajat hidup orang banyak.
Dengan kepesatan perkembangan ilmu biologi, kita berharap praktisi dan ilmuwan bidang biologi dan kedokteran di negara berkembang, termasuk Indonesia dan Jateng, bisa cepat menyelaraskan pengetahuan terkini mereka dengan capaian praktisi dan ilmuwan di negara maju. (10)
*) Prof dr Sultana MH Faradz PhD, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sumber
Kelainan ini sering tidak diketahui atau tidak dicari kepastian diagnosisnya sedini mungkin. Awam biasa menyebut sebagai kelamin ganda karena dari bagian terluar alat kelamin sepintas terlihat ada penis dan vagina.
Sejatinya, istilah medis yang benar adalah kerancuan atau ketidakjelasan kelamin (ambiguous genitalia). Bahkan dalam kepustakaan terbaru istilah itu digantikan menjadi disorder of sex development atau gangguan perkembangan kelamin yang lebih bisa diterima keluarga.
Sejak Tim Penyesuaian Kelamin RSUP Dokter Kariadi terbentuk tahun 1989 dan pembukaan Laboratorium Genetika Fakultas Kedokteran Undip tahun 1999, termasuk kerja sama dengan beberapa sentra di luar negeri seperti Belanda dan Australia, diagnosis dan pengelolaan pasien kerancuan kelamin menjadi lebih baik.
Pasien atau keluarga yang anaknya punya problem jenis kelamin tidak jelas, yang tadinya disembunyikan sebagai aib, atau membiarkan anak itu dengan gangguan psikologis tanpa penyelesaian, tergugah untuk memeriksakan diri. Akhir-akhir ini tiap bulan ada kasus seperti ini, bahkan kadang dalam seminggu lebih dari satu orang.
Keadilan Global
Kemajuan terbaru lainnya adalah penemuan sel punca (stem cell) yang bisa menggantikan sel rusak atau mati. Seperti diketahui, tak semua sel tubuh dapat meregenerasi (memperbarui diri), semisal sel saraf. Pengetahuan tentang sel punca sudah lama dikenal namun baru pada akhir dekade ini diketahui pemanfaatan yang lebih menjanjikan.
Sejumlah penelitian mengenai sel punca diharapkan lebih memperkaya ilmu dan pengetahuan bidang biologi yang berdampak pada strategi baru pengobatan penyakit yang belum bisa disembuhkan. Jutaan penderita menunggu penerapan teknik pembiakan sel punca ini untuk mengobati diabetes mellitus, infark jantung, Alzheimer, dan Parkinson, yang pada tahap penelitian terbukti berhasil.
Kalangan medis luar negeri sudah banyak memanfaatkan sel punca. Pakar Indonesia pun banyak menerima tawaran dari para ahli luar negeri untuk memulai mempraktikkan pemanfaatan sel punca. Sejumlah peneliti Indonesia sudah mulai meneliti sel itu, termasuk pemanfaatannya. Saat ini penelitian lebih terfokus ke aspek hilir, dimulai oleh industriwan yang mengembangkan pemanfaatan sel punca yang berada di tali pusat (umbilical cord).
Menuju visi sebagai universitas riset, Universitas Diponegoro akan menyelenggarakan lokakarya internasional, membahas topik biologi klinik dengan sel punca pada 23-25 November 2012 di Semarang. Kegiatan yang menampilkan pembicara dari Indonesia, Belanda, Jepang, Australia, Thailand, Singapura, dan Malaysia itu diharapkan bisa membumikan temuan baru teknologi dan pengetahuan.
Bila kita kaitkan dengan keadilan global, pemanfaatan itu tak hanya menjadi monopoli beberapa negara. Kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang biologi perlu disertai dengan penerapan dan pemanfaatannya demi hajat hidup orang banyak.
Dengan kepesatan perkembangan ilmu biologi, kita berharap praktisi dan ilmuwan bidang biologi dan kedokteran di negara berkembang, termasuk Indonesia dan Jateng, bisa cepat menyelaraskan pengetahuan terkini mereka dengan capaian praktisi dan ilmuwan di negara maju. (10)
*) Prof dr Sultana MH Faradz PhD, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sumber
Tidak ada komentar