SHUTTERSTOCK
Setiap orang memiliki 4 tipe kepribadian dalam diri, ada satu atau dua tipe yang mendominasi, namun bisa juga dikembangkan tipe lainnya untuk menyeimbangkan dan melengkapi diri menjadi pribadi yang matang.
KOMPAS.com - Setiap individu memiliki empat tipe kepribadian dalam dirinya, hanya saja memang ada salah satu yang dominan, dan ada yang masih perlu digali agar lebih seimbang. Setiap orang perlu tahu cara menempatkan diri, kapan waktunya menjadi pribadi yang disiplin, tegas, dan kapan menjadi sosok yang ramah, menyenangkan, atau kapan waktunya menjadi pendengar yang baik atau menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Individu yang lengkap dengan empat kepribadian, serta tahu kapan menempatkan diri, tandanya ia pribadi matang.
Presenter yang juga pendiri sekolah public speaking Talk-Inc, Erwin Parengkuan, menuliskan dalam bukunya, Click, bahwa tipe kepribadian terbagi menjadi si kuat, si damai, si gesit, dan si rinci. Dalam talkshow yang diadakan Dove di Atrium Senayan City, Sabtu (26/2/2011) lalu, Erwin menjelaskan secara singkat perbedaan tipe kepribadian ini yang dirumuskannya dari pengamatan dan pengalaman bertemu dengan banyak orang dalam dunia public speaking dan komunikasi.
* Si gesit
Karakternya memiliki mood yang seringkali berubah. Orang dengan tipe kepribadian ini cenderung lebih senang menyampaikan apa yang ada di pikirannya dan tak suka menyimpan masalah atau sesuatu. Soal pekerjaan, orang dengan tipe ini selalu ingin berpindah-pindah karena karakternya yang suka eksplorasi. Namun seringkali, eksplorasinya tak diselesaikan dan kembali berpindah.
Si gesit tak suka menunda, cepat bosan, dan tak tahan dengan pekerjaan yang sifatnya statis. Karena memiliki kepribadian ekstrover, si gesit cenderung ceplas-ceplos saat bicara, lebih sering berbicara daripada berpikir.
"Seringkali ia salah bicara karena tak dipikirkan matang sebelumnya," jelas Erwin, sambil menambahkan bahwa tipe ini cenderung energik, selalu ingin terdepan jika bicara tren, pemaaf, dan cenderung pelupa. "Ia mudah memaafkan karena pada dasarnya ia mudah lupa. Jadi ia takkan ingat jika Anda pernah melakukan kesalahan kecil, misalnya," tambahnya.
* Si rinci
Ia selalu penuh perhitungan, setiap langkah dan keputusan yang akan dibuatkan dipikirkan dengan seksama. Kecenderungannya, ia akan berpikir lebih banyak daripada bertindak karena memiliki kepribadian yang perfeksionis. Si rinci merasa perlu menyusun segalanya dengan baik, benar, teratur, rapi, rinci, dan detail. Karenanya, ia tak pernah melewatkan jadwal yang sudah disusunnya. Ritual pagi hari misalnya, sebut Erwin, tak boleh ada yang terlewati. Berapa lama waktu mandi, merapikan diri, bahkan pakaian apa yang ingin dikenakan sudah diaturnya untuk seminggu misalnya.
"Orang dengan tipe ini selalu harus in order. Saat harus bergerak ia akan berpikir lama, bisa didahului oleh si gesit. Karenanya, setiap kepribadian harus diseimbangkan agar kesempatan tak hilang," jelas Erwin.
* Si kuat
Tipe kepribadian yang kuat tak suka basa-basi, dan cenderung bicara apa adanya. Tipe ini selalu mengejar tujuan apapun yang terjadi. Meski harus melewati berbagai cara, ia akan melakukannya untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dilakukannya karena si kuat lebih menyintai hasil daripada proses. Beda dengan si gesit yang lebih menyintai proses. Si kuat tak banyak bicara panjang lebar, ia hanya bicara seadanya. "Wajahnya lempeng," kata Erwin, menggambarkan karakter si kuat.
* Si damai
Tipe ini cenderung santai, mengalir apa adanya, tak suka melakukan sesuatu yang di luar kebiasaannya. "Nggak neko-neko," begitu kata Erwin. Namun kecenderungannya, orang tipe ini seringkali dimanfaatkan teman-temannya. Di sisi lain, si damai lebih berjiwa besar dibandingkan tipe kepribadian lainnya. Ia tidak egois dan selalu menjadi pendengar yang baik bagi teman-temannya. "Si damai sering dijadikan teman curhat," jelas Erwin.
Anda bisa menjadi si kuat, si damai, si rinci, atau si gesit sekaligus, atau hanya salah satu atau dua di antaranya. Apapun itu, yang terpenting adalah Anda bisa melengkapi berbagai tipe kepribadian agar seimbang dan lebih matang. Pertanyaannya kemudian adalah apakah Anda mau menjadi pribadi matang? Mau menyeimbangkan kepribadian, dengan memotivasi diri menggali potensi, dan mengembangkan kepribadian positif yang dimiliki atau belum ada dalam diri?
"Mau atau tidak mengembangkan diri, kembali kepada setiap pribadi, setelah ia mampu mengenali tipe kepribadiannya," tandas Erwin.
Tidak ada komentar