Menghadapi politik kantor (Foto: Corbis)
POLITIK kantor selalu ada di mana pun Anda bekerja. Apakah Anda memutuskan untuk terlibat di dalamnya atau tidak, Anda tetap harus memahami bagaimana menghadapi hal tersebut jika “terjebak” di dalamnya.
Apakah Anda bekerja di perusahaan swasta skala kecil atau perusahaan multinasional, Anda tetap akan melihat berjalannya sebuah politik kantor di perusahaan Anda. Terkadang, Anda bisa tidak memedulikannya, tapi jika Anda terseret di dalamnya, mau tidak mau Anda harus menghadapinya.
Di antara begitu banyak strategi politik kantor, sebenarnya ada beberapa yang selalu mengemuka atau dialami banyak orang di setiap perusahaan. Berikut tiga pertanyaan yang kerap diajukan banyak orang, sekaligus solusi yang bisa diberikan.
Saya ingin menghindari politik kantor, tapi rekan kerja yang lain selalu mengajak saya bergosip. Bagaimana cara menghadapinya? Bergosip soal kantor sebenarnya punya sisi negatif dan positif.
Tinggal Anda yang harus pandai memilah,kapan waktunya Anda harus mendengarkan sebuah gosip dan kapan waktunya untuk mengacuhkannya saja. Sisi positifnya, bergosip soal kantor bisa membuat Anda memahami cara perusahaan berjalan serta peraturan tidak tertulis yang berlaku.
Jika memahami bagaimana perilaku dan budaya tak tertulis di kantor, Anda akan lebih berhati-hati untuk bertindak. Saat Anda mengetahui hal tersebut atau hal baru dari gosip yang baru, lebih baik Anda diam atau bersikap lebih bijak dalam menanggapinya. Yang paling penting, sesekali Anda memang perlu mendengarkan gosip seputar kantor.
Sisi buruknya jika gosip tersebut sudah menyangkut kehidupan pribadi rekan kerja yang lain, lebih baik segera tinggalkan percakapan tersebut. Intinya, selama gosip tersebut tak berhubungan langsung dengan pekerjaan atau perusahaan tempat Anda bekerja, lebih baik jangan buang waktu dengan mendengarkan gosip tersebut.
Saya karyawan yang selalu bekerja keras, tapi atasan selalu memilih karyawan yang disukainya untuk mengerjakan proyek yang besar dan potensial. Apa yang harus saya lakukan? Layaknya dunia para politikus, beberapa manajer memang senang memberikan pekerjaan-pekerjaan yang menarik kepada orang yang disukai dan dipercayainya.
Namun, Anda jangan buru-buru beranggapan bahwa Anda adalah korban like and dislike. Cobalah sampaikan dulu kepada supervisor Anda bahwa Anda ingin diberikan tugas atau tanggung jawab tambahan.
Bisa jadi, manajer atau atasan Anda memang menunggu inisiatif Anda untuk maju ke depan dan menunjukkan keinginan untuk lebih maju dalam bekerja. Jika Anda sudah menyampaikan keinginan itu, tanyalah kepada atasan Anda hal apa saja yang harus Anda lakukan untuk bisa mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar lagi.
Saat menyampaikan hal ini, berilah kesan bahwa Anda sangat ingin berkembang dalam karier Anda. Bukan karena Anda frustrasi dengan perilaku atasan. Rekan kerja saya selalu ingin menjatuhkan kredibilitas saya.
Bagaimana saya harus menanggapinya? Rekan kerja yang seperti ini selalu ada di mana pun. Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasi rekan yang menyebalkan seperti ini. Pertama, Anda bisa langsung menanyakan kepadanya perihal perilakunya tersebut.
Lakukan perdebatan berdasarkan fakta dan yang paling penting jangan sampai Anda terbawa emosi. Jika Anda emosional, hal ini bisa jadi senjata baginya untuk balik melawan Anda. Tawarkan kepadanya untuk menjelaskan kondisi dari sudut pandangnya dan Anda bisa menanggapinya agar duduk perkaranya jelas.
Jika aksinya masih berlanjut, ingatkan kepadanya bahwa Anda akan mengambil tindakan yang lebih tegas. Jika Anda enggan melakukan konfrontasi langsung kepadanya, rekam dalam ingatan dan catat segala perilakunya terhadap Anda dengan detail.
Setelah cukup bukti, sampaikan kepada atasan atau manajer Anda bahwa perilaku rekan kerja tersebut sudah sangat mengganggu kenyamanan dan produktivitas kerja Anda. Perlu Anda tekankan atau beri kesan kepada atasan Anda bahwa hal tersebut memengaruhi produktivitas kerja Anda.
Jika atasan sangat mementingkan faktor produktivitas, maka ia pasti akan mengambil tindakan yang mendukung Anda. Tentu saja, setiap masalah tak selalu memiliki solusi yang sama.
Yang perlu diingat ialah solusi harus mempertimbangkan situasi, gaya komunikasi, dan karakter dari masing-masing orang yang terlibat. Apa pun langkah yang Anda ambil, tindakan Anda haruslah tetap dalam jalur profesional, sopan, dan diplomatis. (sindo//nsa)
Tidak ada komentar