karanganyarkab.go.id
KARANGANYAR, suaramerdeka.com - Setidaknya ada tiga klaster di Kabupaten Karanganyar yang menjadi kawasan purba, karena sering ditemukan berbagai macam fosil manusia atau binatang purba. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karanganyar Drs Sugiyarto MHum, tiga klaster itu adalah Dayu, Krician dan Sangiran yang ada di Kecamatan Gondangrejo.
"Di tiga daerah itu dari dahulu memang sering ditemukan fosil jaman purba," kata Sugiyarto ketika ditemui, Selasa (17/7). Dan untuk Desa Dayu pada tahun ini akan dibangun museum lapangan dan tempat penelitian kepurbakalaan. Namun museum itu merupakan proyek dari pemerintah pusat dan Pemkab Karanganyar hanya diminta menyediakan lahannya saja. Lahan sendiri, lanjut dia, sudah ada dan seluas sekitar satu hektare.
Sugiyarto menandaskan, tahun ini akan dibangun museum dengan anggaran tahap pertama sebesar Rp 6,2 miliar dan baru akan dimulai. Pembangunannya sendiri terlambat karena lelangnya juga terlambat, karena semestinya pembangunannya direncanakan pada bulan Maret lalu. Total pembangunan museum di Desa Dayu itu sebesar Rp 60 miliar dan dianggarkan secara multi years oleh pemerintah pusat.
"Nantinya museum tersebut akan dilengkapi dengan lift kapsul, dan akan dioperasikan begitu selesai dibangun," tegasnya.
Menurut Kepala Desa Dayu Naryo, desanya ditetapkan sebagai Kampung Purba Dayu sejak 9 Juli 2007 lalu. "Sejak dahulu disini memang sering ditemukan berbagai macam fosil, seperti gajah, banteng, buaya, babi hutan dan juga peralatan rumah tangga jaman purba. Namun penemuan itu kemudian diserahkan ke Museum Sangiran dan penemunya juga mendapat imbalan uang, yang jumlahnya bervariasi tergantung apa yang mereka temukan" papar Naryo kepada Suara Merdeka dalam suatu kesempatan. (Basuni Hariwoto/CN32/ JBSM )
Tidak ada komentar