Ilustrasi - Panoramio
BEIJING - Sistem kerja canggih yang diterapkan produsen mobil terbesar di dunia, Toyota, ternyata bukan hal asing bagi bangsa China. Hal ini didapat dari analisis terbaru dari hasil penggalian koleksi arkeologi tentara Terracotta yang mengungkapkan hasil karya pengrajin senjata perunggu para prajurit dengan menerapkan strategi tersebut.
Adalah sebuah tim ilmuwan yang dipimpin Dr Marcos Martinon-Torres, Institute University College London Arkeologi melakukan penelitian atas kepala busur panah atas lebih dari 1.600 prajurit Terrakota. Mereka menemukan mata panah tersebut sangat identik dengan bentuk mata telanjang manusia, sehingga diasumsikan mereka datang dari satu pengrajin dengan skala lini produksi besar.
Para peneliti juga menganalisis komposisi kimia dari perunggu yang digunakan untuk membuat kepala panah mereka serta menemukan setiap senjata tersebut dibuat secara individual dengan cetakan tunggal dari perunggu dilelehkan. Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Archaeological itu sekaligus mengkonfirmasi tingkat yang luar biasa dari keahlian dan fleksibilitas dari pengrajin yang menciptakan senjatanya.
Seperti dilansir laman Sci-news, pendekatan sistem kerja Toyota atau Toyotism, menggunakan insinyur sangat terampil, mampu memproduksi setiap model mobil dan bukan jalur produksi di mana setiap unit berkonsentrasi pada pembuatan komponen individu. Sistem ini terbukti efektif membesarkan produsen pabrik asal Jepang tersebut.
Patung Terracotta sendiri merupakan koleksi terkenal patung tanah liat yang menggambarkan tentara kaisar China pertama Qin Shi Huang pada masa 259-210 SM. "Kaisar pertama Qin Shi Huang, yang menugaskan Tentara Terracotta sebelum dia meninggal. Dia memperkenalkan satuan standar pengukuran, mata uang dan script. Dia harus menuntut standar yang sangat tepat untuk senjata Tentara Terracotta karena tingkat akurasi yang sebanding dengan barang yang diproduksi secara massal modern, "jelas Dr Martinon Torress eperti dikutip Sci-news (4/11).
Untuk membuat senjata serupa seperti para pengrajin bekerja, dibutuhkan teknik manufaktur yang canggih. Tim menemukan hal yang paralel, seperti goresan mikroskopis pada pisau, yang menunjukkan mereka telah diasah di roda, bukan dengan tangan. Hal ini sekaligus menunjukkan empat puluh ribu Tentara Terracotta menggunakan senjata yang pertama diasah dengan roda. (esy/jpnn)
Sumber
Tidak ada komentar