Proyek "24 Jam Realitas" digerakkan oleh Al Gore, sang pendiri The Climate Reality Project.
Keprihatinan Al Gore soal keberlanjutan Planet Bumi, membuat ia memelopori gerakan "24 Jam Realitas: Laporan Cuaca Kotor" yang diluncurkan The Climate Reality Project.
Mulai Rabu (14/11) malam dan berakhir Jumat (16/11) pekan lalu, semua pemangku kepentingan --yang antara lain dari aspek bisnis, media, seni, dan budaya-- bicara tentang realitas dan dampak yang ditimbulkan cuaca kotor di tempat mereka. Semua ini disiarkan secara langsung online.
"Selain berupaya merekam realitas perubahan iklim saat ini, tujuannya mengajak pula publik yang menonton untuk ambil bagian dalam edukasi perubahan iklim," ujar Gore mengenai proyek ini.
Menurut Gore, semua aktivitas cuaca kini dipengaruhi pemanasan global. "Sebagaimana yang diungkapkan para ilmuwan beberapa tahun terakhir, sekarang ini kita sudah sampai di titik bahwa tak cukup menjelaskan satu badai saja berhubungan dengan krisis iklim," tuturnya.
Ia juga menyatakan, tahun ini krisis iklim terlihat dengan serangkaian peristiwa nyata. Setelah rekor gelombang udara panas yang memakan korban, kemudian banjir parah serta badai super Sandy yang menghancurkan kehidupan jutaan orang.
Istilah baru cuaca kotor dimaksudkan pada kondisi cuaca ekstrem yang dihasilkan energi kotor seperti batubara, minyak, dan gas bumi. "Kami menyebutnya sebagai cuaca kotor, karena disebabkan energi yang kotor itu." Gore berkata, emisi gas karbon dioksida yang terjadi mencapai sebesar 90 juta ton per 24 jam.
(Gloria Samantha. Sumber: Kompas, Huffington Post, Guardian)
Sumber
(thinkstockphoto)
Keprihatinan Al Gore soal keberlanjutan Planet Bumi, membuat ia memelopori gerakan "24 Jam Realitas: Laporan Cuaca Kotor" yang diluncurkan The Climate Reality Project.
Mulai Rabu (14/11) malam dan berakhir Jumat (16/11) pekan lalu, semua pemangku kepentingan --yang antara lain dari aspek bisnis, media, seni, dan budaya-- bicara tentang realitas dan dampak yang ditimbulkan cuaca kotor di tempat mereka. Semua ini disiarkan secara langsung online.
"Selain berupaya merekam realitas perubahan iklim saat ini, tujuannya mengajak pula publik yang menonton untuk ambil bagian dalam edukasi perubahan iklim," ujar Gore mengenai proyek ini.
Menurut Gore, semua aktivitas cuaca kini dipengaruhi pemanasan global. "Sebagaimana yang diungkapkan para ilmuwan beberapa tahun terakhir, sekarang ini kita sudah sampai di titik bahwa tak cukup menjelaskan satu badai saja berhubungan dengan krisis iklim," tuturnya.
Ia juga menyatakan, tahun ini krisis iklim terlihat dengan serangkaian peristiwa nyata. Setelah rekor gelombang udara panas yang memakan korban, kemudian banjir parah serta badai super Sandy yang menghancurkan kehidupan jutaan orang.
Istilah baru cuaca kotor dimaksudkan pada kondisi cuaca ekstrem yang dihasilkan energi kotor seperti batubara, minyak, dan gas bumi. "Kami menyebutnya sebagai cuaca kotor, karena disebabkan energi yang kotor itu." Gore berkata, emisi gas karbon dioksida yang terjadi mencapai sebesar 90 juta ton per 24 jam.
(Gloria Samantha. Sumber: Kompas, Huffington Post, Guardian)
Sumber
Tidak ada komentar