Asal-usul kura-kura yang berevolusi antara 200 sampai 300 juta tahun lalu telah menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan ilmuwan
Dari sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters, terungkap bahwa kura-kura merupakan hewan yang secara silsilah lebih dekat pada buaya dan burung daripada kepada kadal dan ular. Temuan ini, diklaim oleh peneliti yang melakukannya, dan disebut sebagai akhir dari teka-teki yang tak terpecahkan sejak lama, terkait evolusi hewan tersebut.
Asal-usul kura-kura, yang berevolusi antara 200 sampai 300 juta tahun lalu itu sendiri telah menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan ilmuwan. Sebab, secara fisik ia mengindikasikan ke golongan cabang pohon keluarga yang berbeda dengan indikasi yang ditunjukkan oleh genetika mereka. “Garis evolusi kura-kura telah mengacaukan pemahaman terhadap evolusi spesies vertebrata,” kata Nicholas Crawford, peneliti dari Boston University dalam laporannya. “Studi yang kami lakukan menunjukkan secara konklusif bahwa secara genetika, kura-kura lebih dekat pada burung dan buaya,” ucapnya.
Dalam studi, jika peneliti mempelajari fosil serta anatomi kura-kura dan keluarga reptil mereka lainnya, hasil penelitian akan menempatkan makhluk bercangkang itu dalam keluarga lepidosaurus seperti ular, kadal, dan tuataras (hewan serupa kadal yang sangat langka). Namun, jika peneliti mempelajari genetika kura-kura, mereka lebih mirip dengan buaya dan burung yang masuk ke dalam kelompok archosaurus yang juga mencakup dinosaurus darat yang kini telah punah.
“Hasil temuan secara genetika ini sendiri telah dikonfirmasikan lewat penelitian genetik besar-besaran terhadap kura-kura,” kata Crawford yang mengaku telah mengumpulkan informasi hingga sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan upaya penelitian terhadap kura-kura yang pernah dilakukan sebelumnya.
Pada studi itu, para peneliti juga membandingkan DNA dari ular jagung, kura-kura Afrika, kura-kura berwarna, buaya Amerika, buaya air asin, tuatara, ayam, dan kadal anole Carolina. Menurut Crawford, kesimpangsiuran asal muasal kura-kura sendiri umumnya muncul karena memiliki karakteristik fisik penting yang sama dengan kadal, ular, dan tuatara misalnya memiliki jantung berbilik tiga. Meski demikian, lepidosaurus danarchosaurus memiliki nenek moyang reptil yang sama.
(Abiyu Pradipa. Sumber: News24)
Sumber
Vaqar Agimena Garba/Fotokita.net
Dari sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters, terungkap bahwa kura-kura merupakan hewan yang secara silsilah lebih dekat pada buaya dan burung daripada kepada kadal dan ular. Temuan ini, diklaim oleh peneliti yang melakukannya, dan disebut sebagai akhir dari teka-teki yang tak terpecahkan sejak lama, terkait evolusi hewan tersebut.
Asal-usul kura-kura, yang berevolusi antara 200 sampai 300 juta tahun lalu itu sendiri telah menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan ilmuwan. Sebab, secara fisik ia mengindikasikan ke golongan cabang pohon keluarga yang berbeda dengan indikasi yang ditunjukkan oleh genetika mereka. “Garis evolusi kura-kura telah mengacaukan pemahaman terhadap evolusi spesies vertebrata,” kata Nicholas Crawford, peneliti dari Boston University dalam laporannya. “Studi yang kami lakukan menunjukkan secara konklusif bahwa secara genetika, kura-kura lebih dekat pada burung dan buaya,” ucapnya.
Dalam studi, jika peneliti mempelajari fosil serta anatomi kura-kura dan keluarga reptil mereka lainnya, hasil penelitian akan menempatkan makhluk bercangkang itu dalam keluarga lepidosaurus seperti ular, kadal, dan tuataras (hewan serupa kadal yang sangat langka). Namun, jika peneliti mempelajari genetika kura-kura, mereka lebih mirip dengan buaya dan burung yang masuk ke dalam kelompok archosaurus yang juga mencakup dinosaurus darat yang kini telah punah.
“Hasil temuan secara genetika ini sendiri telah dikonfirmasikan lewat penelitian genetik besar-besaran terhadap kura-kura,” kata Crawford yang mengaku telah mengumpulkan informasi hingga sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan upaya penelitian terhadap kura-kura yang pernah dilakukan sebelumnya.
Pada studi itu, para peneliti juga membandingkan DNA dari ular jagung, kura-kura Afrika, kura-kura berwarna, buaya Amerika, buaya air asin, tuatara, ayam, dan kadal anole Carolina. Menurut Crawford, kesimpangsiuran asal muasal kura-kura sendiri umumnya muncul karena memiliki karakteristik fisik penting yang sama dengan kadal, ular, dan tuatara misalnya memiliki jantung berbilik tiga. Meski demikian, lepidosaurus danarchosaurus memiliki nenek moyang reptil yang sama.
(Abiyu Pradipa. Sumber: News24)
Sumber
Tidak ada komentar