Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » Deteksi Kaki-Kaki Pasca Liburan, Sepuluh Titik Perlu Di Tilik (1 dari 2)
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama


JAKARTA - Pulang liburan panjang pasti menyisakan banyak kenangan manis. Bukan hanya saat berwisata atau silaturahmi kerabat dan handai taulan, kenangan selama perjalanan pun pasti lekat di ingatan. Eit bukan hanya ingatan, lo. Segala kontur jalan yang dilalui juga ikut terekam pada kaki-kaki kendaraan.

Bagaimana kondisi kaki-kaki setelah liburan? Sektor ini patut dapat perhatian lebih mengingat beragamnya permukaan jalan yang dilalui baik di dalam kota maupun lintas antarkota yang punya banyak ketidakpastian. Entah lubang, permukaan kasar atau bahkan jalan belum diaspal sekalipun.

Jangan biarkan kondisi kaki-kaki tidak terawat setelah pulang liburan. Paling tidak, sempatkan merasakan bagaimana karakter mobil dengan kondisi sebelum berangkat. Nah, Anda bisa mulai dari mendeteksi sendiri bagaimana kondisi komponen di kolong mobil. karena berdasarkan pengalaman Anda, bisa lebih mudah merujuk bagian mana yang perlu ditilik lebih lanjut.

Cukup mengandalkan beberapa indera yang kita punya. Seperti indera pendengaran untuk mendeteksi adanya bunyi mencurigakan yang muncul setelah perjalanan pulang. Feeling atau perasaan (bukan indera perasa alias lidah, lo) juga bisa menentukan apakah karakter pengendaliannya berubah atau tidak. Lantas, jika ingin ngoprek lebih lanjut, bisa mengandalkan indera penglihatan untuk menilik langsung komponen yang dicurigai.

Link Stabiliser

Kecil-kecil cabe rawit, paling kecil malah paling nyaring. Posisinya, menghubungkan stabilizer dengan coilover shock atau lengan ayun dan ikut bergerak naik turun kalau kena lubang. Komponen kecil ini bisa jadi sumber bunyi paling berisik. Karena begitu oblak, bunyinya kletek-kletek. Saking nyaringnya, bisa dideteksi berasal dari roda bagian mana. Tidak berpengaruh pada pengendalian karena hanya berfungsi mengikat stabilizer.

Ball Joint

Peranti ini memegang knuckle yang merupakan lokasi kedudukan roda, sekaligus sebagai penghubung dengan lengan ayun. Seperti tie rod, komponen ini punya bantalan bola yang memungkinkannya untuk bergerak.

Kalau bantalan bolanya mulai kendur, efeknya juga ke pengendalian. Paling parah, memang bisa bikin bunyi kletek-kletek. Namun kalau belum bunyi, bisa bikin handling tidak enak. salah satu indikasinya, posisi sudut roda jadi berubah. Biasanya ban akan termakan bagian dalamnya. Mendeteksi dengan menggoyang ban bisa dilakukan. Tetapi goyangannya atas-bawah. Pasti akan terasa kalau ball joint mulai lemah.

Upper Mount Sokbreker

Posisinya di atas sokbreker dan tampak jika kap mesin dibuka. Kalau sudah apkir, juga bisa bikin bunyi berisik. Namun efek yang sangat terasa adalah pengendalian mobil bisa berubah, terutama yang pakai sistem MacPherson. Karena sudut camber mobil pun bergeser, biasanya cenderung minus. Mirip dengan ball joint, ban juga akan termakan bagian dalamnya.

Bushing Steering Rack

Komponen ini jarang ditengok. Karena analisa terkonsentrasi pada komponen utama. "Getaran akan sampai ke setir kalau lewat jalan jelek," buka Acong soal gejalanya. Selain itu, "Kalau sudah parah, setir enggak mau balik sendiri setelah lewat belokan," seru Aip Sunarto alias Badung dari bengkel OSS di Kebon Jeruk, Jakbar.

Bushing Stabiliser

Selain diikat dengan link stabilizer, komponen penyeimbang suspensi kiri dan kanan ini juga dipegang bushing dan dilekatkan ke sasis. Karena terbuat dari karet, bunyinya juga bisa kriet-kriet. Namun kalau sudah oblak, "Biasanya bikin suara jeduk saat mobil direm," ulas Acong. 

Bersambung 

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply