Ilustrasi: Siapa pun pasti merasakan adanya tekanan dalam bekerja. Bahkan, stres sudah menjadi 'makanan' sehari-hari para pekerja, terutama bagi mereka yang bertipe pekerja keras dan sibuk dengan peraihan prestasi. Namun ada fakta menarik bahwa sebagian besar pekerja tidak mau mengakui bahwa mereka stres. (foto: tanyadokteranda.com)
Siapa pun pasti merasakan adanya tekanan dalam bekerja. Bahkan, stres sudah menjadi "makanan" sehari-hari para pekerja, terutama bagi mereka yang bertipe pekerja keras dan sibuk dengan peraihan prestasi. Namun ada fakta menarik bahwa sebagian besar pekerja tidak mau mengakui bahwa mereka stres.
Dalam sebuah penelitian mengenai kesehatan mental, diketahui bahwa 1 dari 5 pekerja mengambil cuti sakit karena stres. Namun, mayoritas pekerja itu tidak mau mengakui bahwa mereka sebenarnya butuh jeda karena stres.
Alasan favorit yang mereka ungkapkan kepada atasan dan rekan kerja adalah gangguan pencernaan, pusing, atau minta izin cuti karena ada keluarga yang sakit. Menurut penelitian yang dilakukan di Inggris tersebut, para pekerja rupanya masih menganggap tabu untuk mengakui tekanan pekerjaan membuat stres. Mereka malah ingin menyembunyikan stres yang dirasakan itu dari atasan.
Sebanyak 7 dari 10 pekerja yang disurvei mengatakan mereka "curhat" kepada rekan kerja mengenai tekanan pekerjaan. Namun, sepertiganya menjawab lebih suka jika atasan mereka mengambil langkah lebih dulu jika melihat bawahannya terlihat stres.
Studi-studi menunjukkan bahwa stres yang dibiarkan bisa melemahkan sistem pertahanan tubuh kita sehingga kita mudah sakit. Penelitian para ahli dari Royal College of Psychiatrist mengungkapkan, para pemilik bisnis mengalami kerugian 8,4 miliar poundsterling (sekitar Rp 115 triliun) per tahun karena absennya para pekerja yang diakibatkan gangguan stres.
Menurut Paul Farmer, Direktur Mind, perusahaan riset, kebanyakan orang tidak mampu mengelola stres yang dia rasakan di tempat kerja. "Fakta bahwa kebanyakan orang tidak mau mengakui stresnya dan tidak mencari solusi harus menjadi perhatian para pemilik bisnis," katanya.
Ia menambahkan, bila seseorang tidak mau mengakui tekanan yang dia alami, masalahnya akan terus menumpuk dan menjadi bola salju. "Hal ini akan menyebabkan rendahnya produktivitas dan tingginya angka cuti karena sakit," paparnya.
Stres yang dibiarkan juga akan membuat seseorang mudah marah, letih, dan tidak produktif. "Mengakui kita stres karena beban kerja masih tabu bagi banyak orang. Namun, berpura-pura tidak ada masalah justru akan membuatnya bertambah buruk," katanya. (fn/km)
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar