Pasti tak enak rasanya, sudah bekerja dengan maksimal, namun entah mengapa prestasi dianggap begitu-begitu saja. Atau, pernahkah juga merasa jengah harus memilih satu kelompok dibanding kelompok lain meski berada dalam satu kantor? Layaknya dunia legislatif, politik di kantor memang kadang juga penuh “intrik” dan “permainan”.
Tak ingin terjebak dalam situasi yang serba sulit saat menghadapi politik kantor? Deborah A Bailey, penulis “Think Like an Entrepreneur: Transforming Your Career and Taking Charge of Your Life” memberikan beberapa masukan agar Anda tak mudah “terjebak” dalam politik kantor.
- Tetaplah profesional. Caranya, cari beberapa sudut pandang dari kelompok-kelompok atau gosip yang bertebaran yang ada di kantor. Sebanyak mungkin informasi dan sudut pandang yang bisa Anda dapat, makin mudah pula Anda berlaku profesional untuk menentukan mana yang perlu diikuti atau ditinggalkan.
- Jangan sampai terpengaruh aura negatif. Jika ada isu-isu yang sensitif, misalnya soal gaji atau kenaikan pangkat, cobalah selalu cari sisi positifnya. Jangan sampai, Anda mudah “tergoda” oleh salah satu pihak yang kemungkinan malah akan menjerumuskan Anda.
- Jangan mudah terbawa emosi. Ada kalanya, karena kedekatan dengan seseorang, akan membuat Anda lebih memilih salah satu pihak. Cobalah cari kebenaran atas sebuah berita, barulah bertindak.
- Selalu berbuat dengan landasan niat baik. Meski ada yang meng-underestimate kemampuan Anda, cobalah tetap berbaik sangka. Kalau perlu, malah tawarkan bantuan. Sikap semacam itu akan jadi penetral untuk lebih mencairkan suasana kurang enak di kantor.
- Sadar jika memang sudah saatnya pindah. Jika semua dirasa sudah tidak menyenangkan– dengan berbagai pertimbangan yang ada–kadang memang ada baiknya Anda segera pindah kerja daripada jadi “bulan-bulanan” politik kantor. Tentu, lakukan riset dulu perusahaan mana yang dianggap akan lebih bisa memberi kemungkinan Anda berkembang lebih baik.
Tidak ada komentar