detikhealth
Jakarta - Hampir semua orang pernah mengalami gangguan ketombe
di rambutnya. Namun hingga kini belum banyak yang tahu apa penyebabnya dan
bagaimana cara mengatasinya.
"Shampoo dan perawatan kulit kepala biasa
dapat membantu Anda jika masalah ketombenya ringan," ujar Thomas L. Dawson,
Ph.D., ilmuwan di Procter & Gamble yang bekerja untuk shampo Head &
Shoulders.
Namun produk-produk itu mungkin tidak selalu bermanfaat bagi
orang yang kulit kepalanya mudah mengelupas dan iritasi.
Muncullah sebuah
penelitian baru yang dipublikasikan di Journal of Medicinal Chemistry yang
menunjukkan bahwa para ilmuwan mengklaim telah menemukan jamur penyebab ketombe
yaitu Malassezia globosa.
Malassezia globosa merupakan jamur yang banyak
terdapat pada kulit bayi yang baru lahir. Jamur ini hidup di lapisan atas kulit
tanpa menyebabkan masalah.
Namun diperkirakan pada 50 persen populasi,
jamur ini membuat liang dalam folikel rambut dan untuk alasan yang tidak
diketahui, tubuh pun bereaksi. Sel-sel kulit menjadi iritasi dan terkelupas
empat kali lebih cepat dari biasanya dan terjadi hampir setiap
hari.
Ilmuwan telah lama tahu bahwa malassezia adalah dalang di balik
ketombe namun karena jamur ini sulit ditumbuhkan di laboratorium sehingga sulit
dipelajari.
Pada tahun 2007, Dawson dan tim peneliti dari Johnson &
Johnson mengurutkan genom malassezia. Temuan itu memberi cara baru untuk
mempelajari organisme tersebut sekaligus memicu penemuan cara untuk
menghentikannya.
Selain itu, tim peneliti Italia dan Inggris mampu
menggunakan genom malassezia untuk mencari protein yang mungkin penting bagi
pertumbuhan malassezia dan sebuah enzim yang membantu jamur tersebut memecah
karbondioksida.
"Ketika Anda menghalangi enzim ini maka organismenya
takkan tumbuh dengan baik lalu mati," ujar Claudiu T. Supuran, profesor kimia di
University of Florence seperti dilansir dari WebMD, Selasa
(1/5/2012).
Lebih jauh lagi, enzim tersebut dapat dihentikan dengan
obat-obatan antibakteri yang disebut sulfonamida atau sulfa yang telah beredar
sejak tahun 1930-an.
Para dokter sendiri telah memberikan skala untuk
penderita ketombe dari 0-80. Kebanyakan orang dengan kasus ketombe biasa berada
di kisaran 15-30. 15 adalah titik dimana ketombe dapat terlihat dengan mata
telanjang. Namun produk biasa hanya dapat mengatasi kasus ketombe di kisaran
15-30. Namun tidak mempan bagi orang dengan kasus ketombe parah.
Di
laboratorium, Dawson dan timnya pun telah memusatkan perhatian pada satu enzim
yang membantu memecah jamur dan mencerna lemak yang diproduksi oleh kulit.
Menghentikan enzim tersebut pada dasarnya juga memotong suplai makanan
jamur.
Disitu peneliti mencoba untuk menggunakan seng dalam shampo untuk
menghambat enzim tersebut. Katanya, kuncinya adalah menemukan partikel seng
dengan ukuran yang tepat. Jika ukuran sengnya terlalu besar, takkan mempan pada
jamur yang suka hidup di dalam folikel rambut. Sebaliknya jika terlalu kecil,
saat dibilas sengnya akan luruh bersama shampoo. (fat/fat)
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar