Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » 10 Bahan Pengawet & Zat Adiktif Wajib Dihindari
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama


Bahan pengawet salah satunya ada di roti (Foto: Corbis)

BAHAN pengawet dan zat adiktif sangat berbahaya bagi kesehatan. Sebelum Anda terkena dampaknya, hindari bahan-bahan berbahaya ini.

Seiring perkembangan zaman, keberadaan zat adiktif serta bahan pengawet banyak menyusup dalam makanan. Anda wajib mengetahuinya agar terhindar dari gangguan kesehatan serius. Berikut ini beberapa bahan pengawet dan zat adiktif pada makanan yang sebaiknya Anda hindari, seperti dilansir Sheknows.

Amonium sulfat

Amonium sulfat ialah pengawet yang sering digunakan dalam roti (biasanya dicampur dalam ragi). Tapi juga bisa sebagai pembersih dan terdapat dalam pupuk tanaman.

L-sistein

L-sistein terbuat dari bulu bebek atau rambut manusia dan dianggap protein alami karena dapat dicerna sebagai asam amino. L-sistein biasanya digunakan untuk adonan roti dan kue.

Titanium dioksida

Titanium dioksida sering digunakan dalam tabir surya karena dapat menyerap sinar UV. Namun, zat ini juga digunakan dalam susu, salad dressings, frosting, dan creamer kopi, dan sebagainya.

Butylated hydroxyanisole

Butylated hydroxyanisole (BHA) ialah pengawet makanan berbasis fenol yang berfungsi sebagai antioksidan untuk makanan untuk mencegah makanan menjadi tengik. BHA dapat menyebabkan kanker dan biasanya ditemukan pada obat-obatan, makanan kemasan dan pakan ternak.

Butylated hidroksitoluen

Butylated hidroksitoluen (BHT) ialah makanan pengawet mirip dengan BHA yang juga mencegah minyak dalam makanan menjadi tengik. BHA biasanya digunakan untuk kosmetik, bahan bakar jet, karet dan cairan pembalseman. 

Natrium nitrit (Foto: Natrium nitrit)

BEREDARNYA bahan pengawet dan zat adiktif di pasaran baik dalam bentuk makanan dan obat-obatan patut diwaspadai. Inilah beberapa di antaranya yang perlu Anda hindari.

Keberadaan bahan pengawet dan zat adiktif yang mengancam kesehatan sudah sepatutnya dihindari. Sebelum menjadi masalah serius yang mengganggu kesehatan Anda, menghindari bahan-bahan berbahaya tersebut jadi antisipasi yang dapat dilakukan. Sheknows memaparkan sederet bahan pengawet dan zat adiktif berbahaya yang perlu dihindari. 

Natrium nitrit

Natrium nitrit dan natrium nitrat biasanya digunakan untuk mengawetkan produk daging, mencegah pertumbuhan bakteri, membantu mempertahankan warna merah daging, dan menambahkan rasa enak pada daging asin seperti bacon. Namun, zat ini juga digunakan dalam pelapisan logam, zat reaksi kimia untuk fotografi, dan pewarna tekstil.

Natrium benzoat

Natrium benzoat ialah pengawet yang digunakan dalam cairan asam seperti cuka, jus, atau minuman ringan dan produk makanan seperti margarin dan hamburger cepat saji. Namun, natrium benzoat juga digunakan dalam pembuatan kembang api dan bahan bakar roket besar.

Kalium bromat (Potassium bromate)

Kalium bromat paling sering ditemukan pada produk roti untuk meningkatkan kualitas tepung. Zat ini bahkan dalam dosis yang sangat kecil dapat membahayakan dan telah dilarang di Kanada, Eropa, dan China.

Kastor (Castoreum)

Kastor ialah penambah rasa alami yang sering digunakan dalam produk rasa buah untuk menambah rasa buah. Namun, kastor tidak terbuat dari buah, tapi dari ekskresi dari kelenjar perineum berang-berang.

Pemanis buatan

Pemanis buatan termasuk sukralosa, sakarin, dan sorbitol sangatlah berbahaya bagi tubuh. Pemanis buatan ini dapat mengganggu metabolisme sehingga dapat menurunkan berat badan, tapi mudah menaikkan berat badan. Zat ini juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, diabetes, dan kanker. (ind) (tty)


About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply