Suyitno, Dosen FT jurusan Teknik Mesin dan Industri, UGM - Foto: UGM
JAKARTA - Barang bekas seperti aluminium setelah rusak biasanya hanya akan berakhir di tempat sampah atau dijual ke pengumpul barang bekas. Namun di tangan dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Suyitno, alumunium bekas disulap jadi alat transportasi berupa sepeda.
Sepeda yang dikembangkan Suyitno memang unik. Tidak hanya karena berasal dari bahan daur ulang, sepeda yang diberi nama Castbike ini rangkanya dibuat melalui proses pengecoran. Padahal rangka sepeda pada umumnya dibuat dengan pipa yang disambung melalui proses pengelasan. “Pembuatan rangka sepeda dari pipa memerlukan bahan baku dan teknologi pengelasan yang relatif kompleks untuk produksi secara massal,” tutur Suyitno, seperti dikutip dari situs UGM, Kamis (13/9/2012).
Kenyataan tersebut mendorong Suyitno mencari alternatif proses produksi rangka sepeda dengan menggunakan teknologi pengecoran sederhana. Dengan teknologi cor sederhana itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pipa dan pengelasan yang tergolong kompleks.
“Proses produksinya lebih sederhana dengan pengecoran ini. Selain itu, teknologi ini memberikan peluang kepada IKM di Indonesia untuk memproduksi rangka sepeda tanpa tergantung pada penggunaan pipa dan pengelasan yang rumit,” ungkap Suyitno.
Rangka sepeda Castbike tersusun atas tiga komponen, yaitu rangka depan, rangka samping kanan, dan rangka samping kiri. Ketiga komponen tersebut disusun dan disambung dengan menggunakan baut. Sementara, komponen rangka depan pada lubang dudukan sadel, lubang dudukan stang, dan lubang poros pedal dicetak pejal serta dilubangi dengan mesin bubut. “Perakitannya kami kerjakan sendiri,” ujarnya.
Saat ini Suyitno mengembangkan tiga buah model sepeda Castbike, yaitu jenis urban untuk laki-laki, urban untuk perempuan, dan model sepeda gunung. Dia pun menargetkan dalam sehari bisa memproduksi lima unit sepeda castbike. “Produksi sudah berjalan dan paten sudah diajukan. Semoga dalam waktu dekat bisa segera dirilis,” kata Suyitno.
Dalam pembuatan sepeda ini, Suyitno menggandeng industri kecil dan menengah (IKM) perajin aluminium yang berada di Giwangan, Yogyakarta. Sejumlah komponen seperti rangka, pedal, stang, dan stem yang digunakan merupakan hasil daur ulang cerdas sejumlah perajin aluminium. “Pembuatan sepeda ini melibatkan IKM dalam pembuatan komponen sepeda yang dibuat melalui proses daur ulang,” pria yang fokus menekuni kajian Metalurgi itu.
Metode daur ulang cerdas yang digunakan para perajin aluminium di Yogyakarta ini dikenalkan oleh Suyitno karena keprihatinannya terhadap pengrajin aluminium yang hanya menghasilkan produk yang seragam, yaitu peralatan rumah tangga secara massal. Kondisi tersebut menjadi dilematis saat bahan baku mengalami kelangkaan di pasaran dan perajin tidak bisa menaikkan harga jual sehingga terjadi kelesuan di sektor usaha tersebut.
Guna mengatasi situasi tersebut, dia pun menawarkan kepada perajin untuk melakukan diversifikasi produk hasil daur ulang aluminium. Dan hasilnya, dari pendampingan yang dilakukan sejak 2006 silam, para perajin aluminium tidak hanya memproduksi alat-alat rumah tangga seperti wajan, alat kukus, dan panci, tetapi juga menghasilkan barang lain seperti aksesoris dan perlengkapan kendaraan yang kini digunakan.
Castbike Suyitno terpilih sebagai salah satu dari 104 karya inovasi Indonesia paling prospektif di 2012 versi Business Innovation Center (BIC) Kemenristek RI. Kompetisi tersebut diikuti 2.519 karya inovasi dari berbagai bidang. Selain Suyitno, dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM Sri Rahayoe juga masuk dalam daftar tersebut dengan karya Mesin Pengolahan Gula Semut Berbasis Nira Kelapa. (rfa)
Sumber
Tidak ada komentar