Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » UGM Kembangkan Vaksin Rotavirus
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

foto: indonesiaproud.wordpress.com
Prof. dr. Sri Suparyati,Sp.A.(K),Ph.D.

Strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9 yang langka. YOGYAKARTA --Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Melbourne University bekerja sama dengan Biofarma tengah membuat vaksin rotavirus. Saat ini, vaksin tersebut sedang dalam tahap uji laboratorium Fase II (melihat daya proteksi) dan disusul uji klinis di Indonesia tahun depan.

Rotavirus adalah virus yang mengakibatkan diare pada anak. Di Indonesia, kata Ketua Tim Peneliti Rotavirus UGM dr. Sri Suparyati Soenarto, PhD, SpA(K) kepada Republika, pekan lalu, kematian anak yang mengalami diare akibat rotavirus cukup tinggi. Sedikitnya satu dari lima anak diare itu akibat rotavirus. Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976, setelah Yati bekerjasama dengan Ruth Bishop. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan. Itu, kata Yati, panggilan dr Sri Suparyati, karena sebagian dari kasus-kasus rotavirus ada batuk pileknya. 'Kalau hanya ditularkan secara oral seperti disentri, maka dengan gerakan cuci tangan dengan air bersih dan sabun kejadiannya jauh lebih rendah.' Karena itu pula rotavirus masih tetap menjadi momok di negara maju. Untuk mencegahnya, selain dengan gerakan cuci tangan dengan sabun demi menghindari disentri juga harus menggunakan vaksin rotavirus. Sayangnya di Indonesia, vaksin ini belum ada. Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan. 'Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Ini jenis jarang meski sempat ditemukan di India,' kata Yati lagi. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina, India, Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di Filipina dan Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.

Sementara itu di Indonesia vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu satu kali vaksin. Jika digunakan massal, menurut Yati bisa lebih murah sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK) sudah masuk proses izin di BPPOM. 'Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), kami sudah menyiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus,'kata dr. Yati. Vaksin diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus. Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. 'Ini angka yang cukup tinggi,' kata dr. Yati. Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus. Persentase yang lebih tinggi ditemui di tingkat Asia. Rata-rata dengan angka di atas 50 persen. Di Korea bahkan kasus diare akibat rotavirus 73 persen. Untuk tingkat dunia, 440 ribu kematian anak setiap tahun meninggal akibat rotavirus. Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat rotavirus.

'Rotavirus menyebabkan diare berat. Jadi jika pasien tidak dirawat di sarana kesehatan yang memadai, kemungkinan besar ia meninggal,' kata Ketua Program Studi Kesehatan Anak FK UGM/RS. Dr Sardjito ini. Fakta Angka 50.400 Kematian anak akibat diare per tahun di Indonesia (nri )

Tambahan (Red)
Kiprahnya dalam meneliti penyakit diare pada anak ternyata menghasilkan ide untuk memproduksi vaksin rotavirus yang diproduksi sendiri oleh Indonesia. Vaksin yang dijual saat ini relatif mahal. Bekerja sama dengan Melbourne University dan PT. Biofarma, vaksin produksi Indonesia ini disepakati akan dipasarkan pada tahun 2012.

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply