Foto : Film Pendek Animasi Keripik Sukun Mbok Darmi Karya Mahasiswa Binus/Margaret Puspitarini (Okezone)
JAKARTA - Berbagai alasan bisa mendasari seseorang untuk menggeluti bidang yang ditekuninya saat ini. Mulai dari alasan yang logis hingga alasan-alasan yang unik dan terdengar tidak masuk akal.
Heri Kurniawan misalnya. Mahasiswa Jurusan Animasi School of Design Universitas Bina Nusantara (Binus) ini menggeluti dunia animasi dan film pendek karena hobinya yang senang bercerita. "Saya suka bercerita karena dengan bercerita ke orang, kita seperti berbagi pendapat maupun kekesalan. Menurut saya, film adalah satu media yang pas untuk menceritakan semuanya karena ada gambar dan suara," ujar Heri kepada Okezone dalam acara Fresh n Brite di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Heri mengungkap, kecintaannya pada dunia film dan animasi telah muncul sejak kecil. Beruntung, orangtuanya mendukung minat dan bakat yang dimiliki Heri. "Saya belajar animasi otodidiak. Dari TK sudah didukung ayah saya dengan dibelikan buku gambar untuk corat-coret," pungkasnya.
Ide kreatif Heri yang tertuang dalam tugas akhirnya yang berjudul "Keripik Sukun Mbok Darmi", ternyata mampu memikat hati para dosen penguji. Sehingga karya tersebut menjadi satu dari sekira 100 karya mahasiswa Binus yang lulus pada 2012 dengan mendapatkan nilai A dan A+.
Inspirasi mahasiswa angkatan 2009 ini dalam menciptakan film pendek animasi bergenre komedi tersebut terbilang cukup sederhana. "Candaan atau humor yang biasa di buku-buku mengambil setting lokasi di luar. Saya pikir, apa ya yang bisa membuat khas Indonesia? Maka saya bikin keripik sukun digabung tokoh Mbok Darmi biasa dibuat bercandaan orang Indonesia," papar pemuda berkacamata itu.
Film pendek Keripik Sukun Mbok Darmi mengambil setting stasiun fiksi di Jawa berdasarkan stasiun yang ada di Sukabumi, Stasiun Lempuyangan dan Tugu di Yogyakarta, serta Stasiun Kota dan Palmerah di Jakarta. "Pembuatan tugas akhir ini total enam bulan tapi efektifnya sekira tiga hingga empat bulan karena mesti riset dan mengumpulkan data," katanya ramah.
Meski merasa senang dan bangga karyanya dapat dinikmati banyak orang, Heri mengaku sempat merasa pesimistis dalam pengerjaan tugas akhir tersebut. "Waktu awal-awal sempat putus asa, takut enggak selesai, tapi tetap saya lanjutkan. Walaupun masih banyak kekurangan tapi karena terlanjur cinta, ya lanjut saja," tandasnya.
Ternyata, Keripik Sukun Mbok Darmi bukanlah karya perdana Heri. Sebelumnya, Heri juga pernah membuat iklan layanan masyarakat berjudul Garuda versus Tikus yang terpilih sebagai finalis dalam sebuah festival film pendek di Jerman. "Saya iseng-iseng memasukan Keripik Sukun Mbok Darmi ke festival film pelajar Comiconnexion dan Punchon International Student Animation Festival (PISAF) Korea 2012. November mendatang saya akan berangkat ke Korea sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia di ajang tersebut," ujar Heri.
Setelah menyandang gelar sarjana, Heri berencana ingin bekerja di dunia animasi. "Saya ingin tahu industri animasi di Indonesia seperti apa. Investor masih memandang sebelah mata karena mereka menganggap hanya negara sebelah yang mampu di bidang animasi. Tapi saat ini industri animasi Indonesia sudah mulai berkembang. Setelah dua tahun kerja, saya ingin ke luar negeri untuk belajar lagi dan kemudian kembali ke Indonesia untuk berbagi ilmu yang saya dapatkan," imbuhnya. (rfa)
Sumber
Tidak ada komentar