Jember Fashion Carnaval Indoor Concert 2012 mengetuk warga dan semua pihak, memberi beasiswa berkarya tanpa pamrih.
Pawai fashion istimewa yang digelar tetap, bisa menjadi kalender tujuan wisata tahunan bagi Indonesia, Jember dan kota-kota lain. (Christantiowati/NGT)
Saya dan para pemirsa yang hadir di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (1/12) malam langsung tertawa dan bertepuk tangan ketika mereka muncul di panggung: para bocah usia empat – tujuh tahun tertatih-tatih menjaga keseimbangan tubuh yang dibalut kostum warna-warni menyala. Menyerupai burung, serangga, hewan buas, dan bunga, dari kepala sampai kaki.
Upaya mereka sepenuh hati berusaha tetap lincah mengikuti koreografi di bentang panggung menyelinapkan rasa haru sekaligus bangga. Generasi cikal telah tumbuh dan ditumbuhkan untuk meneruskan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang telah dirintis sejak 2003.
JFC adalah Fashion on the Street dengan kostum dan tata rias kreatif ekstrem di catwalk sepanjang 3,6 kilometer yang diikuti sekitar 600 peserta. Seluruh peserta merancang, mendanai, membuat, dan memperagakan kostum mereka sendiri setelah mengikuti enam bulan in house training. Pelatihan meliputi basic fashion design, fashion runway, fashion dance, majorette, presenter, singer, Make-Up Hair Style, dan beberapa kelas kepribadian.
Sepanjang jalan mereka memperagakan, menari, dan berekspresi sesuai defile/tema yang ditentukan. Seluruh kegiatan diberikan tanpa dipungut biaya apa pun. JFC menjadi kegiatan sosial yang seluruh instruktur dan panitia adalah relawan.
Gagasan yang tumbuh dari bawah ini – dicetus Dynand Fariz, pendidik fashion – menarik banyak pihak untuk bersama mewujudkan JFC berhasil digelar teratur tiap Agustus. Daya tarik dan kalender tetap ini telah berhasil “memaksa” wisatawan dan media untuk menjadwalkan mengunjungi Jember –kota di Jawa Timur yang sebelumnya nyaris tak tercantum sebagai tujuan wisata yang disarankan – setidaknya tiap digelar JFC.
“Kami memulai dengan dana mandiri dan bebas berkarya. Ke depannya, ingin terus seperti itu. Uluran bantuan dan kerja sama haruslah tak mengikat, tak menampilkan logo yang ingin menonjolkan citra pemberi dana,” tutur Dynand Fariz saat ditemui di Jember Fashion Carnaval Indoor Concert 2012 yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu malam (1/12).
Dynand Fariz, presiden, penggagas JFC bersama peserta berkostum gempita, termasuk kostum tema Toraja yang berjaya di ajang internasional dalam Jember Fashion Carnaval Indoor Concert 2012, Sabtu (1/12). (Christantiowati/NGT)
Selama ini, JFC memantapkan tekad menjadi lembaga sosial mandiri. Dengan antara lain, mendapat “dana penghargaan” sebagai narasumber penyelenggaraan karnaval serupa di berbagai kota di Indonesia.
Jember Fashion Carnaval Indoor Concert telah dirintis sejak 2011 sebagai kalender tetap tujuan wisata fashion di ibu kota negara. Yang tidak atau belum berkesempatan hadir menikmati JFC di Jember tiap Agustus, bisa menyaksikannya di Jakarta.
Temanya, sejalan dengan JFC tahun bersangkutan. Seperti tema 2012, "Extremagination" yang menampilkan kostum yang terilhami dari ranah dunia, Nusantara, flora, fauna, dongeng dan dongeng masa depan -- Rome Empire, Madurese, Oceanarium, Persian, Orchidaceae, Savana, Mushroom, Dragon, Trinidad, Planet Heredity.
JFC memang dirancang sedemikian yang mengaduk seluruh indera untuk terjaga. Fashion Persia, misalnya, tampil dengan gerak dan musik a la tari perut khas Timur Tengah. Benar-benar mengajak bergoyang!
Di bagian tema flora fauna, mereka pun mengajak untuk melestarikan para sahabat manusia itu. Masa ketika fashion dianggap sebagai salah satu pemicu diburunya hewan-hewan liar demi kulit cantiknya, sudah lama berlalu. Jember Fashion Carnaval mengambil ilham dari alam kembali ke alam.
(Christantiowati)
Sumber
Tidak ada komentar