Kegiatan ICTP mencakup kerja sama riset, serta program pendidikan dan pelatihan. Dalam setahun ICTP mengadakan sekitar 80 kegiatan di Italia dan 15 kegiatan di negara berkembang. (ICTP)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berpeluang menjadi markas Pusat Fisika Teori International (International Center for Theoretical Physics/ICTP) di kawasan Asia Timur.
"International Atomic Energy Agency (IAEA) dan ICTP menilai Indonesia layak. Ini sesuatu yang membanggakan," kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot Wisnubroto, di sela lokakarya bertema "Entrepreneurship Physicists and Engineers from Far Eastern Developing Countries" di Jakarta, Senin.
Menurut Djarot, penilaian kelayakan tersebut dilakukan berdasarkan keberadaan infrastruktur keilmuan seperti laboratorium serta kemampuan sumber daya manusia.
"Dorongan ini disampaikan melalui Batan karena kami telah memiliki hubungan kerja sama erat dengan IAEA dan cukup sering menggelar kegiatan regional di bidang ketenaganukliran," katanya.
Menurut dia, rencana untuk menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional tersebut sudah mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi, universitas, dan lembaga-lembaga penelitian.
Djarot mengatakan, posisi Indonesia di bidang ilmu fisika akan makin diperhitungkan bila menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional di tingkat regional.
Menurut Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Batan, Anhar Riza Antariksawan, pembentukan ICTP Regional Asia Timur di Indonesia akan sangat menguntungkan, termasuk diantaranya meningkatkan interaksi ilmuwan dalam negeri dengan ilmuwan internasional.
"Indonesia akan menjadi magnet bagi ilmuwan mancanegara karena banyak kegiatan yang digelar," tambahnya.
ICTP merupakan lembaga keilmuwan nirlaba yang dibentuk tahun1964 di Trieste, Italia, atas prakarsa Dr. Abdus Salam, pemenang Nobel bidang Fisika dari Pakistan, dan kemudian mendapat dukungan dari fisikawan dunia dan pemerintah Italia.
Perkembangan sains dan teknologi yang pesat berdampak pada peningkatan kegiatan ICTP, sehingga organisasi itu kemudian membangun ICTP Regional Amerika Selatan di Sao Paulo, Brazil, yang memulai kegiatannya pada 2012.(D009)
Source: Sumber
"Dorongan ini disampaikan melalui Batan karena kami telah memiliki hubungan kerja sama erat dengan IAEA dan cukup sering menggelar kegiatan regional di bidang ketenaganukliran," katanya.
Menurut dia, rencana untuk menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional tersebut sudah mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi, universitas, dan lembaga-lembaga penelitian.
Djarot mengatakan, posisi Indonesia di bidang ilmu fisika akan makin diperhitungkan bila menjadi markas Pusat Fisika Teori Internasional di tingkat regional.
Menurut Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Batan, Anhar Riza Antariksawan, pembentukan ICTP Regional Asia Timur di Indonesia akan sangat menguntungkan, termasuk diantaranya meningkatkan interaksi ilmuwan dalam negeri dengan ilmuwan internasional.
"Indonesia akan menjadi magnet bagi ilmuwan mancanegara karena banyak kegiatan yang digelar," tambahnya.
ICTP merupakan lembaga keilmuwan nirlaba yang dibentuk tahun1964 di Trieste, Italia, atas prakarsa Dr. Abdus Salam, pemenang Nobel bidang Fisika dari Pakistan, dan kemudian mendapat dukungan dari fisikawan dunia dan pemerintah Italia.
Perkembangan sains dan teknologi yang pesat berdampak pada peningkatan kegiatan ICTP, sehingga organisasi itu kemudian membangun ICTP Regional Amerika Selatan di Sao Paulo, Brazil, yang memulai kegiatannya pada 2012.(D009)
Source: Sumber
Tidak ada komentar