Ilustrasi: repro (http://health.detik.com)
Hipotiroidisme, juga dikenal sebagai penyakit tiroid kurang aktif, adalah kondisi di mana kelenjar tiroid (kelenjar gondok) yang mengatur energi tubuh kurang memproduksi cukup hormon tiroid T3 dan T4. Kelenjar ini berbentuk seperti dasi kupu-kupu yang melingkar pada pangkal tenggorokan. Hal ini memperlambat metabolisme tubuh dan kelenjar itu sendiri menyusut karena sel-selnya dihancurkan oleh efek sistem kekebalan tubuh pasien.
Gejala
Gejala awal hipotiroidisme mungkin tidak diketahui karena seringkali mirip gejala penuaan normal dan dapat berkembang perlahan selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Gejalanya dapat berupa:
1. Kelelahan terus-menerus dan energi rendah
2. Pelupa
3. Peningkatan berat badan
4. Sering merasa kedinginan
5. Kulit dan rambut kering
6. Rambut rontok atau rambut kasar
7. Suara serak
8. Kurang berkeringat
9. Lidah kasar
10. Perdarahan menstruasi berat pada wanita
Komplikasi
Semua pasien dengan hipotiroidisme berisiko serius untuk masalah fisik dan mental.
1. Koma miksedema. Koma miksedema adalah komplikasi langka yang mengancam jiwa bila tidak diobati. Gejalanya meliputi penurunan drastis suhu tubuh (hipotermia), delirium, penurunan fungsi paru-paru, denyut jantung yang lambat, sembelit, retensi urin, kejang, pingsan, penumpukan cairan, dan akhirnya koma.
2. Tiroiditis supuratif. Tiroiditis supuratif adalah infeksi kelenjar tiroid yang mengancam jiwa. Hal ini sangat jarang terjadi karena tiroid biasanya tahan terhadap infeksi. Komplikasi seringkali dimulai dengan infeksi saluran pernapasan atas. Gejalanya termasuk demam, sakit leher, ruam, dan kesulitan menelan dan berbicara.
Penyebab/Faktor Risiko
1. Gangguan autoimun yang menurun dalam keluarga, di mana tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan merusak tiroid secara permanen. Tiroid jenis ini juga disebut penyakit Hashimoto.
2. Kerusakan tiroid bawaan sejak lahir (kongenital), terjadi pada 1 dari 5.000 bayi Infeksi virus
3. Komplikasi pengobatan untuk hipertiroidisme yang menghancurkan bagian dari kelenjar dan jaringan yang tersisa
Diagnosis
Dokter bisa menapis (skrining) untuk hipotiroidisme dengan tes darah sederhana untuk mengetahui apakah kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) rendah. USG kelenjar tiroid dapat membantu untuk menentukan ukuran kelenjar dan adanya nodul.
Pengobatan
Hipotiroidisme mudah diobati dengan pil harian yang mengandung hormon tiroid sintetis, biasanya selama hidup (kecuali kasus hipotiroidisme jangka pendek).
Pencegahan
Tidak ada pencegahan untuk hipotiroidisme.
Prognosis
Respon terhadap pengobatan umumnya baik sehingga pasien bisa kembali hidup normal bila terus mengambil obat sesuai anjuran dokter.
Sumber: Majalahkesehatan
Tidak ada komentar