Oleh T. Dewi
DALAM hidup bermasyarakat kita perlu memiliki kecerdasan emosi. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosio berarti, ia dapat mengendalikan diri ketika menghadapi berbagai macam persoalan yang harus dihadapinya saat melaksanakan kehidupan di dunia ini. Begitu banyak kejadian sehari-hari yang menuntut kecerdasan emosi seseorang, yaitu: ketika harus mengambil keputusan dari 2 pilihan yang dihadapi, atau mengambil sikap ketika dihadapi oleh kejadian yang tidak sesuai dengan jalan pikiran, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah buku yang berjudul Kecerdasan Emosional yang ditulis oleh Travis Bradberry dan Jead Greaves II, untuk mendapatkan kecedasan emosional dimulai dari kesadaran, kemudian kesabaran.
Berarti kesadaran seseorang pada dirinya perlu dikembangkan. Oleh karena, terkadang manusia lupa bahwa dirinya sebenarnya adalah hamba Tuhan, yang diciptakan oleh Tuhan dengan diberi kelengkapan seperti: pikiran, perasaan dan emosi, agar manusia dapat melaksanakan kehidupan di dunia sesuai dengan kehendak-Nya, yaitu untuk membangun kesejahteraan hidup bersama. Manusia dapat mewujudkan kehendak Tuhan, apabila perbuatan sesuai dengan kehendak-Nya.
Apabila manusia telah memiliki kesadaran diri, bahwa ia adalah makhluk Tuhan yang diberi pikiran, perasaan dan emosi agar dapat mewujudkan kehendak-Nya, maka seharusnya manusia mengunakan pikiran, emosi dengan baik. Kemudian menentukan kehidupan seperti apa yang harus dijalani yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Manusia dapat merasakan mana perbuatan baik yang harus dilakukan dan mana perbuatan buruk yang harus ia hindari, agar perbuatan baiknya dapat sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketika manusia sudah dapat berpikir dengan baik, dan dapat merasakan mana yang baik dan buruk, emosinyanya juga selalu mengarah pada perbuatan baik. Ketika emosi manusia telah dapat diarahkan untuk berbuat baik, sesuai dengan kehendak Tuhan, maka manusia dapat mengatur dirinya dengan baik. Kebutuhan pribadinya diatur sedemikian rupa agar dapat sesuai dengan kehendak Tuhan.
Manusia juga harus sadar bahwa ia adalah makhluk sosial, ia tidak hidup sendiri di dunia ini. Ketika manusia dititahkan di dunia, ia harus hidup bersamaan dengan orang lain, dari lingkungan terdekat, seperti: ayah – ibu, kakak-adik, saudara yang lain, sampai tetangga, dan lebih lagi sampai masyarakat luas. Hidup bersama orang lain diperlukan kesadaran pula, bahwa hidup bersama yang baik adalah hidup yang rukun, damai.
Hidup bersama yang rukun dan damai tidak dapat tercapai apabila manusia tidak dapat memanajemeni dirinya sendiri. Oleh karena manusia yang tidak dapat memanajemeni dirinya sendiri tidak dapat hidup bersama dengan baik. Ia akan menjadi manusia yang egois, mementingkan diri sendiri.
Hidup bersama dalam masyarakat agar terjaga kerukunan dan kedamaian adalah dengan mau bekerja sama, saling tolong menolong sesuai dengan kebutuhan yang ditolong dan sesuai dengan kekuatan yang menolong, tidak ada paksaan, dan tidak ada pamrih ketika menolong, semua dilaksanakan karena kasih sayang dan sadar bahwa semua manusia berasal dari satu sumber, ialah Tuhan Yang Maha Esa.
Ketika seorang sadar siapa dirinya, dan apa yang harus dilakukan untuk dirinya dan untuk masyarakatnya, maka ia dapat dengan sabar menghadapi berbagai masalah yang dihadapi dirinya. Apakah itu masalahnya pribadi sebagai individu, ataukah itu masalah yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak.
Kesadaran pada diri pribadi akan menumbuhkan kesabaran ketika mengambil keputusan. Sehingga keputusan yang diambil tidak hanya akan menyelamatkan dirinya sebagai individu tetapi juga akan menyelamatkan kehidupan orang banyak (masyarakat). Apabila seseorang telah dapat mengambil keputusan dengan benar, yaitu keputusan yang berdasarkan kepentingan orang banyak, maka ia dapat dikatakan sebagai manusia yang telah memiliki kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi sangat dibutuhkan setiap pribadi, agar ia dapat melaksanakan kehidupannya dengan baik. Oleh karena kecerdasan emosi akan mengantar manusia pada perbuatan yang benar, yaitu perbuatan yang menyelamatkan dirinya dan juga orang banyak.
Masyarakat yang rukun dan damai, hanya dapat terbentuk dari kumpulan orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi. Tanpa kecerdasan emosi masyarakat akan menjadi masyarakat yang pemarah, pemberontak dsb. Sebenarnya, ia marah pada dirinya sendiri, kecewa pada dirinya sendiri, karena tidak dapat melaksanakan kehidupan yang baik. Kemarahan ini, akan terbawa ke luar ketika bertemu dengan orang lain. Akhirnya, iri hati, cemburu, fitnah, perkelahian dsb. Alangkah sedihnya apabila kita berada dalam masyarakat yang tidak memiliki kecerdasan emosi.
Oleh karena itu, kecerdasan emosi perlu dibangun dalam setiap pribadi, karena tidak seorang pun yang akan memperbaiki keadaan seseorang yang ia hadapi selain dirinya sendiri. Dimulai menyadari diri, bahwa kita adalah hamba Tuhan yang dianugerahkan pikiran untuk berpikir, gunakan pikiran kita untuk memikirkan yang baik-baik saja, maka kesabaran akan kita dapatkan.
Apabila kesabaran telah kita miliki, maka tidak ada satu perkara pun yang akan membuat kita marah, kita akan tenang menghadapi setiap masalah. Akhirnya sejahteralah masyarakatnya, karena anggota masyarakatnya telah memiliki kecerdasan emosi. ***
Tidak ada komentar