Universitas Gajah Mada (UGM). (ugm.ac.id)
Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang tergabung dalam tim "LexiPal-Kinect Based Dyslexia Therapy" menjuarai International Information and Communication Technology Innovative Service Contest atau "InnoServe Contest" 2012 di Taipei, Taiwan.
"Kami meraih medali emas untuk teknologi terbaik dalam InnoServe Contest 2012. Kontes itu memasuki penyelenggaraan ke-17 dan menjadi ajang kompetisi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) tahunan yang diselenggarakan di Taiwan untuk mahasiswa," kata Koordinator Tim "LexiPal-Kinect Based Dyslexia Therapy" UGM Muhamad Risqi Utama Saputra di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, kontes itu merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Taiwan dengan Taiwan Academic Association dengan tujuan sebagai wadah bagi pelajar untuk mempresentasikan karya ICT sekaligus mempromosikan kolaborasi antara dunia akademik, industri, dan pemerintah.
"Kami berharap tim LexiPal akan terus mengharumkan nama UGM dan Indonesia, dan teknologi yang dihasilkan dapat diaplikasikan secara nyata di tengah masyarakat," katanya.
Ia mengatakan LexiPal merupakan aplikasi untuk menjalankan terapi Dyslexia secara efektif dan menyenangkan menggunakan perangkat Microsoft Kinect. Dyslexia merupakan salah satu kondisi ketidakmampuan belajar yang berakibat para penderita mengalami kesulitan dalam membaca.
Dyslexia sulit disembuhkan secara medis, namun efeknya bisa diminimalkan dengan melakukan terapi atau "treatment". Masalahnya adalah terapi dyslexia yang dilakukan pada praktiknya sering monoton, hanya menggunakan kertas atau papan tulis.
"Hal itu membuat anak-anak penyandang dyslexia merasa bosan. Padahal mereka harus melakukannya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tergantung tingkat keparahannya," katanya.
Menurut dia, tidak jarang penyandang dyslexia yang pada akhirnya frustrasi, stres hingga tidak mau sekolah atau bahkan bunuh diri dan melakukan tindak kriminal. Oleh karena itu tim LexiPal menciptakan solusi terapi dyslexia yang menyenangkan melalui gamifikasi menggunakan Microsoft Kinect, namun tetap tidak keluar dari koridor penyelenggaraan terapi dyslexia.
Salah satu contoh fiturnya adalah Spelling/Pronouncing Game, yakni permainan yang didesain untuk meng-"encourage" penyandang dyslexia dalam mengucapkan suatu huruf atau kata yang sulit diucapkan. Penyandang dyslexia akan diminta mengucapkan huruf atau kata yang sesuai dan aplikasi akan menganalisisnya dengan bantuan "speech recognition" pada Kinect.
"Setiap kali penyandang dyslexia berhasil mengucapkan huruf atau kata tersebut dengan benar, seekor kera dalam aplikasi akan memanjat naik menuju buah pisang idamannya dan aplikasi akan memberikan sejumlah angka tertentu sebagai penghargaan atas keberhasilan dalam melakukan terapi tersebut," katanya.
Tim "LexiPal-Kinect Based Dyslexia Therapy" UGM beranggotakan Vremita Desectia Amretasari dan Vina Sectiana Amretadewi. Tim dibimbing oleh Ridi Ferdiana. (B015*H010/N002)
Sumber
Tidak ada komentar