Dok. Wolipop
SEMARANG, suaramerdeka.com - Nilai produksi industri batik di Jawa Tengah saat ini mencapai Rp 425,404 miliar. Pemprov Jateng terus mendorong perajin batik untuk mengembangkan motif, kombinasi warna dan kain, agar memiliki daya saing tinggi baik di pasar domestik maupun internasional.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Ihwan Sudrajat mengatakan, industri batik di Jateng terus berkembang pesat. Perajin batik sudah melakukan diversifikasi konsumen. Sayangnya persoalan teknik produksi masih jadi kendala.
Saat ini jumlah perajin batik di Jateng mencapai 1.611 unit usaha, mampu menyerap 11.336 tenaga kerja. Nilai investasinya pun mencapai Rp 116,21 miliar.
"Teknik proses produksi batik masih terbatas. ini membuat batik menjadi barang yang dinilai masih mahal. Tapi untuk membuat batik jadi lebih murah, terbentur dengan mahalnya harga pewarna. Tantangan ke depan adalah bagaimana menghasilkan batik dengan kualitas yang penuh nilai artistik tapi struktur produknya memenuhi kebutuhan industri," katanya, Senin (3/12).
Karena itu upaya mengangkat industri batik dan tenun, agar terus berkembang serta memiliki daya saing tinggi terus dilakukan. (Fani Ayudea/CN26/JBSM)
Tidak ada komentar