Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » 5 Pilar Utama Dalam Rencana Keuangan Keluarga
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama


Berikut adalah beberapa persepsi yang salah dan sering timbul dalam mengartikan rencana keuangan keluarga :

  • Rencana keuangan keluarga = berinvestasi 
  • Rencana keuangan keluarga = hanya untuk orang kaya 
  • Rencana keuangan keluarga = asuransi 
  • Rencana keuangan keluarga = hanya dibutuhkan saat Anda sedang mengalami krisis keuangan
Keempat persepsi di atas adalah SALAH karena rencana keuangan keluarga tidak melulu berbicara tentang investasi dan asuransi. Investasi dan asuransi hanyalah bagian KECIL dari rencana keuangan keluarga.

Rencana keuangan keluarga bukan hanya untuk orang kaya saja dan justru merupakan langkah awal yang dibutuhkan oleh SIAPA SAJA yang ingin mencapai kebebasan finansial di masa yang akan datang.

Rencana keuangan keluarga juga seharusnya disusun ketika Anda sedang dalam keadaan sehat secara keuangan sehingga ketika bencana keuangan (financial disaster) menimpa Anda, Anda akan siap setiap saat, bukan sebaliknya.

Perlu diperhatikan bahwa rencana keuangan keluarga merupakan sinergi dari aspek-aspek penting dalam kehidupan keuangan Anda yakni manajemen aset & arus kas, manajemen hutang, manajemen risiko, investasi, serta perencanaan pajak dan warisan.

Apa saja 5 Pilar UTAMA Rencana Keuangan Keluarga ?


1. Manajemen Aset dan Arus Kas (Asset & Cash Flow Management)

Jika Anda ingin mencapai kemandirian finansial, langkah awal yang harus dilakukan adalah mencatat kekayaan serta pemasukan dan pengeluaran bulanan Anda kemudian mengerti bagaimana mengelola dan mengalokasikan dana untuk tiap-tiap pos kebutuhan termasuk di dalamnya kebutuhan sehari-hari, kebutuhan akan investasi untuk masa depan, dan juga kebutuhan akan proteksi sebagai manajemen risiko.

Sebagai langkah awal, mulai CATAT pemasukan dan pengeluaran bulanan Anda. Anda tidak diharuskan untuk mencatat pengeluaran Anda setiap hari seumur hidup. Tentunya akan lebih baik jika Anda bersedia melakukan hal itu. Akan tetapi, monitoring pengeluaran bulanan Anda setiap 6 bulan / 1 tahun sudah lebih dari cukup untuk dilakukan.

TIPS #1 :

Mulai catat pendapatan dan pengeluaran anda SEKARANG JUGA, tidak perlu menunggu tanggal 1 setiap bulannya. Mulai catat pengeluaran Anda dari sejak Anda membaca tulisan ini, hingga  tanggal yang sama bulan berikutnya. Jika Anda menunggu tanggal 1, saya yakin Anda tidak akan pernah mencatatnya untuk selamanya.

2. Manajemen Hutang (Debt Management)

Jika Anda ingin mencapai kemandirian finansial, langkah berikutnya adalah manajemen hutang. Pastikan Anda tidak memiliki hutang konsumtif seperti hutang KTA atau hutang kartu kredit. Perlu Anda perhatikan, bunga kartu kredit berkisar antara 2%/bulan dan jika dihitung secara sederhana, Anda harus membayar sebesar +/- 24% per tahun dan bunganya pun bersifat compounding (bunga-berbunga).

Tidak ada gunanya bila Anda berinvestasi mengembangkan uang Anda jika di satu sisi Anda justru harus membayar hutang yang bunganya dapat dipastikan di atas hasil investasi Anda.

Artinya, Anda adalah instrumen investasi yang baik bagi bank tempat Anda berhutang karena jarang sekali ada instrumen investasi yang memberikan imbal hasil pasti 24% per tahun. Investasi di pasar saham pun biasanya hanya menghasilkan return +/- 20%-25%, itupun berfluktuasi, bukan fixed rate (pasti) seperti bunga kartu kredit Anda.

TIPS #2 :

Gunakan kartu kredit secara bijak. Manfaatkan kartu kredit untuk kewajiban-kewajiban RUTIN seperti premi asuransi, tagihan listrik, air, telepon, internet, tv berlangganan, atau yang lainnya sehingga semakin memudahkan Anda dalam mengontrol dan mencatat pengeluaran.

Gunakan juga kartu kredit untuk promo-promo yang sering Anda jumpai jika menggunakan kartu kredit tertentu. Hanya saja, pastikan bahwa barang promo tersebut merupakan kebutuhan Anda dan jangan tergiur untuk membeli sesuatu yang bukan merupakan kebutuhan Anda. Bedakan antara ‘keinginan’ dan ‘kebutuhan’.

Selanjutnya, pastikan Anda melunasi tagihan bulanan kartu kredit TEPAT pada waktunya dan jangan hanya membayar minimum pembayaran, apalagi menunggak pembayaran!

3. Manajemen Risiko

Jika Anda ingin mencapai kemandirian finansial, langkah berikutnya adalah manajemen risiko. Risiko dalam kehidupan keuangan Anda dapat dibagi menjadi 2 yaitu risiko jangka pendek dan juga risiko jangka panjang.

Untuk risiko jangka pendek, Anda dapat melindunginya dengan memiliki dana darurat (emergency fund). Besarnya dana darurat berbeda-beda tergantung kondisi keuangan Anda. Yang termasuk risiko jangka pendek adalah kebutuhan-kebutuhan tidak terduga jangka pendek seperti misalnya:

  1. Pengganti pendapatan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sampai mendapatkan pekerjaan baru
  2. Biaya kesehatan jangka pendek (sakit ringan/rawat jalan/rawat inap ringan), kecelakaan di jalan
  3. Risiko kecil kerusakan harta benda (misalnya mobil yang terserempet atau kecelakaan kecil) serta kebutuhan-kebutuhan mendadak lainnya dalam jangka pendek
Untuk risiko jangka panjang dapat dilindungi dengan memiliki asuransi/proteksi. Risiko jangka panjang yang dimaksud misalnya :

  1. Risiko penyakit kritis (penyakit yang membutuhkan perawatan dan memakan biaya besar hingga milyaran rupiah seperti kanker, gagal ginjal, jantung, dll) 
  2. Kecelakaan yg menyebabkan cacat tetap total dan tidak dapat bekerja lagi sehingga kehilangan pendapatan 
  3. Risiko meninggal sehingga keluarga kehilangan sumber pendapatan 
  4. Risiko kerusakan harta benda yang berdampak besar (kehilangan mobil/motor, rumah, bisnis, bangunan, dll).
TIPS #3 :

Hadapilah kenyataan bahwa ada 2 risiko (jangka pendek & jangka panjang) dalam kehidupan keuangan Anda. Jangan sampai Anda bersusah payah mengumpulkan dan mengembangkan kekayaan jika pada akhirnya Anda tidak siap jika risiko datang. Anda tidak pernah tahu kapan risiko akan datang.

Pastikan Anda memiliki dana darurat yang cukup untuk kebutuhan darurat jangka pendek Anda. Pastikan juga Anda memiliki asuransi/proteksi yang cukup untuk mengcover kebutuhan risiko jangka panjang Anda. Pastikan Anda mengerti bagaimana memilih produk asuransi yang tepat sesuai kebutuhan Anda dan mengerti betul bagaimana cara menghitung kebutuhan optimal proteksi Anda.

Pelajari ilmunya dan jangan langsung membeli sesuatu jika Anda tidak paham benar. Risiko ada di tangan Anda dan jangan menyesal di kemudian hari.

4. Investasi Untuk Mencapai Tujuan-Tujuan Keuangan di Masa Depan (Investment)

Setelah Anda melewati 3 prioritas dalam sebuah rencana keuangan keluarga di atas, kali ini saatnya Anda berinvestasi untuk kebutuhan masa depan Anda. Perlu Anda ketahui bahwa 90% orang akan langsung berinvestasi tanpa memperhatikan 3 langkah di atas. Akibatnya, tidak heran jika Anda sering mendengar banyak orang yang terpaksa menjual rugi investasinya karena tiba-tiba ada kebutuhan mendadak. Jangan heran pula apabila Anda sering mendengar banyak sekali orang yang menjual habis aset-aset yang telah dikumpulkan selama puluhan tahun hanya untuk membiayai penyakit yang dideritanya secara tiba-tiba.

Atau, ada pula keluarga yang ketika sang pencari nafkah utama meninggal, keluarga tersebut terpaksa menurunkan gaya hidupnya dan anak-anak serta keluarganya pun menjadi terlantar dan anak-anaknya tidak dapat melanjutkan pendidikannya hanya karena sang pencari nafkah belum menyadari bahwa risiko meninggal adalah sesuatu yang PASTI, tetapi tidak tahu KAPAN risiko itu akan datang.  Untuk itu, pastikan Anda melewati 3 langkah di atas sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi mencapai tujuan-tujuan keuangan di masa depan.

Dalam berinvestasi, Anda wajib membagi kebutuhan-kebutuhan Anda menjadi 3 yaitu kebutuhan jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (3-5 tahun), dan jangka panjang (>5 tahun). Pastikan Anda mengerti bahwa setiap jangka kebutuhan tertentu, masing-masing memiliki instrumen investasi yang berbeda serta imbal hasil dan risiko yang berbeda.

Yang saya amati, 90% orang  yang berinvestasi di instrumen tertentu (deposito, saham, properti, reksadana, logam mulia, dll) tidak tahu apa tujuan investasinya, tidak tahu berapa besar target investasinya, dan tidak tahu kapan hasil investasi tersebut dibutuhkan.

TIPS #4 :

Mulai sekarang, coba tuliskan apa saja kebutuhan-kebutuhan masa depan Anda yang sudah PASTI akan datang, kemudian bagi kebutuhan –kebutuhan tersebut menjadi 3 menurut jangka waktunya (pendek,menengah, dan panjang). Hitung berapa kira-kira kebutuhan tersebut saat ini, kemudian dengan asumsi inflasi yang ada, hitung kebutuhannya di masa datang sehingga Anda dapat mengetahui berapa jumlah yang harus Anda investasikan dari sekarang.

5. Perencanaan Pajak dan Warisan (Tax and Estate Planning)

Langkah selanjutnya dalam perencanaan keuangan yang sehat adalah perencanaan pajak dan warisan. Perencanaan pajak sangat penting untuk dilakukan apalagi jika Anda adalah seorang pemilik usaha. Jika profesi Anda saat ini adalah sebagai karyawan, tidak banyak yang perlu Anda lakukan karena pajak akan dipotong otomatis dari perusahaan Anda secara progresif. Anda hanya perlu melaporkan pajak Anda setiap tahun dan mengisi SPT tahunan.

Untuk perencanaan warisan, di Indonesia memang masih belum terlalu umum karena belum banyak yang menyadari pentingnya distribusi kekayaan.

TIPS #5:

Pastikan Anda melaporkan pajak Anda dan mengisi SPT Tahunan sesuai dengan profesi Anda. Jika Anda merasa telah memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu, ada baiknya anda mulai memikirkan perencanaan warisan untuk generasi selanjutnya.

Sumber: Portalkeuangan

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply