Oleh Rahmat ST
Apa Sich Galau Itu?
Kata galau saat ini sedang populer, namun apa sich galau itu? Setelah saya telusuri ada dua makna galau. Makna ini tidak berdasarkan kamus atau referensi, namun apda kelaziman saat seseorang menggunakan istilah galau. Yang pertama, saat orang mengatakan galau, saat dia sedang dalam kondisi membingungkan atau tidak menentu. Yang kedua, ada juga yang mengatakan galau saat sedang gundah (emosi sedih, gelisah, bimbang). Pada prakteknya, kedua hal tersebut biasa menyatu. Kebingungan bisa menyebabkan perasaan gundah.
Apa Penyebab Galau?
Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi dunia remaja, salah satu yang menjadikan seseorang galau saat diputusin pacar. Atau hal-hal lain yang membuat dia kecewa, kemudian dia menjadi bingung, kemudian dia menjadi galau.
Namun tahukah Anda, bahwa peristiwa yang mengecewakan bukanlah penyebab galau. Itu hanya pemicu. Sebenarnya penyebab galau itu adalah lebay terhadap urusan-urusan sepele dan dia melupakan urusan yang lebih besar. Dia tidak punya (atau melupakan) orientasi hidup yang jelas. Inilah yang menyebabkan dia menjadi mudah galau. Sedikit-sedikit galau.
Apakah diputusin pacar itu masalah kecil?
Ya, bahkan saya mengatakan bukan masalah sama sekali. Anda tidak perlu diputusin pacar karena Anda tidak perlu pacaran. Tidak ada perintah pacaran dalam Islam. Justru, larangan mendekati zinah jelas ada. Lalu kenapa harus galau karena hanya diputusin pacar?
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Israa’:32)
Penyatuan antara laki-laki dan perempuan yang syah dalam Islam hanya pernikahan. Khitbah (lamaran) juga belum syah. Apalagi hanya sekedar pacaran. Jika penyebab galau itu dari pacaran, berhentilah pacaran, fokuskan pada aktivitas bermanfaat dunia akhirat. Galau itu akan hilang dengan sendirinya.
Bahaya Galau Jika Dibiarkan?
Apakah galau itu bahaya? Ya, ada efek negatif jika galau terus dibiarkan atau hidup penuh dengan kegalauan.
Hidup Ini Singkat
Hidup ini singkat, mengapa harus diisi dengan kegalauan? Waktu tidak akan pernah kembali meski sedetik pun. Sungguh sayang, jika kita habiskan hanya untuk bergalau ria. Merenung, sedih, gelisah tanpa mengisi hidup ini dengan hal yang berarti. Apa jadinya jika hidup hanya disini dengan melamun, dengan meratapi kesedihan, dan dengan kebingungan.
Bukahkah Allah Subhaanahu wa ta’ala memerintahkan kita mempersiapkan diri untuk hari esok?
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr:18)
Kecuali galau itu sebuah amal shaleh, maka jika hidup dihabiskan untuk galau, kita akan menjadi manusia merugi.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr).
Jadi jangan isi hidup dengan banyak kegalauan. Ada hal besar yang harus kita persiapkan demi masa depan kita. Demi hari esok, semua di akhirat kita. Galau itu tiada artinya. :)
Jangan Biarkan Energi Terkikis
Galau itu adalah emosi negatif. Salah satu karakter emosi negatif juga selalu mengikis energi kita. Padahal banyak pekerjaan penting yang harus kita jalani. Belajar bagi pelajar, bekerja bagi pekerja, dan berbisnis bagi pebisnis dan juga beribadah, dakwah, dan jihad. Semuanya membutuhkan energi besar. Jika energi sudah terkikis oleh energi negatif, maka energi untuk hal positif menjadi berkurang dan tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Anda tidak akan meraih prestasi yang hebat jika waktu Anda banyak digunakan untuk galau.
Galau Itu Wajar, Asal Tidak Lebay
Perasaan galau memang wajar menghinggapi manusia. Setiap orang, mungkin dalam suatu waktu menghadapi kebingungannya yang menyebabkan galau. Itu wajar. Yang tidak wajar saat kita lebay: berlama-lama dan melebih-lebihkan kegalauan kita. Silahkan baca artikel lainnya: Laa Tusrifuu, Jangan Lebay!
Saat ini (jika Anda membaca artikel ini) sudah sadar bahwa berlama-lama galau itu tidak baik. Untuk itu, saat kita dihinggapi galau, cepatlah diatasi. Bisa koq, jika Anda mau. Caranya:
Miliki Orientasi Hidup
Silahkan baca artikel Motivasi Hidup Sejati supaya Anda mengetahui motivasi hidup sejati. Bukan sekedar pasangan, bukan sekedar harta, bukan sekedar jabatan. Saat motivasi hidup sejati terpatri dalam diri kita, kita tidak akan disibukan dengan hal-hal sepele, kita tidak akan berbetah-betah dengan galau. Anda akan cepat bangkit kembali.
Tujuan hidup kita sudah jelas, untuk kehidupan di akhirat. Lalu bagaimana dengan tujuan Anda di dunia? Maka buatlah tujuan jangka pendek Anda. Saat Anda memiliki tujuan besar dan tujuan yang menggairahkan, sekali lagi Anda tidak akan betah dengan galau.
Sumber: Motivasi-islami
Tidak ada komentar