Oleh Indra Zaka Permana
Tegel kunci, kursi kayu, dan panel bergrafis menjadi simbol kesederhanaan dan pembentuk suasana santai dan simpel di teras dekat taman.
Bagi Martopo, hunian nyaman adalah hunian sederhana. Bentuk tak neko-neko , namun bisa memberikan kekuatan memori. “Saya jadi ingat waktu saya dibesarkan dulu,” ujarnya saat ditanya alasan memilih rumah bergaya Jawa. Kesederhanaan yang penuh memori terasa di setiap ruang, khususnya ruang-ruang teras. Ada dua teras yang ia olah menjadi tempat duduk santai. Satu di bagian depan, dan satu di bagian tengah bangunan.
Teras di foto ini adalah teras yang berada di tengah bangunan. Teras memanjang dengan finishing tegel kunci membuat ruangan dipenuhi dengan permainan warna dinamis. Martopo memang menggemari corak dari tegel kunci yang memberikan kesan jadul. Ingatan masa lalu bisa ditimbulkan dari tegel yang masih harus dipesan khusus di daerah Yogyakarta.
Kusen-kusen kayu memberi simbol lain pada kesederhanaan. Duduk santai di ruang ini memang kuat kesan privasinya, apalagi dengan banyaknya elemen desain yang dari material kayu koleksi Martopo. “Pak Eko Prawoto (arsitek rumah ini) memberikan keleluasaan pada saya dalam memilih material. Saya juga sempat khawatir dengan dana yang terbatas. Rumah ini memang rumah tumbuh, selesai tidak sekaligus. Namun Pak Eko senang karena saya telah memiliki koleksi kayu dan material lain yang bisa diolah jadi bagian bangunan ini,” ujar Pak Topo, panggilannya.
Sentuhan pribadi memang penting di rumah. Kekuatan memori, salah satu kekuatan individu, bisa jadi penguat kualitas ruangan di rumah ini.
Lokasi: Kediaman Martopo, Yogyakarta
Arsitek: Eko Prawoto
Sumber
Tidak ada komentar