Masjid Baiturrahman Banda Aceh, ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh mengembangkan pariwisata religius guna menarik minat wisatawan berkunjung ke provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
"Aceh memiliki potensi yang besar di sektor pariwisata religius. Inilah yang akan kami kembangkan agar Aceh menjadi destinasi bagi wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh Jasman Ma'aruf di Banda Aceh, Rabu.
Ia menyebutkan, banyak potensi yang mendukung pengembangan pariwisata religius tersebut. Seperti Masjid Raya Baiturrahman di Kota Banda Aceh. "Masjid Raya Baiturrahman ini salah satu masjid termegah di Asia Tenggara. Kemudian, Masjid Baiturrahmin, Ulee Lheue di Kota Banda Aceh. Masjid di pinggir pantai ini selamat dari tsunami 26 Desember 2004," katanya.
Selain itu, lanjut dia, situs-situs Islam bersejarah lainnya, seperti makam Syiah Kuala dan makam Tgk Tanoh Abee. Keduanya ulama Islam Aceh masa lalu.
Kecuali itu, sebut dia, sebutan Aceh sebagai Serambi Mekah cukup dikenal bagi umat Islam di Asia Tenggara. Dan juga sejarah Islam di Asia Tenggara berawal dari Aceh.
Dengan potensi tersebut, katanya, merupakan peluang bagi Aceh menarik minat wisatawan berkunjung Serambi Mekah. Peluang ini harus dikembangkan dengan jalan mempromosikan Aceh serta menggelar berbagai kegiatan bernuansa Islami.
"Wisatawan religius di seluruh dunia mencapai 300 juta hingga 400 juta. Dari total tersebut, kami mencoba menarik minat wisatawan religius berkisar satu hingga dua persen saja," katanya.
Menurut dia, wisatawan religius yang dibidik tersebut hanya untuk kawasan Asia Tenggara dan domestik. Sedangkan menarik minat wisatawan dari Timur Tengah, Eropa dan lainnya, tidak menjadi prioritas.
"Timur Tengah merupakan pasar pariwisata religius terbesar di dunia, jadi kami tidak terlalu fokus bagaimana menarik minat wisatawan dari kawasan itu berkunjung ke Aceh. Wisatawan religius dari Asia Tenggara cukup banyak, jadi ini saja yang kami fokuskan," kata Jasman Ma'aruf.
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar