Lebaran berasal dari kata lebar (selesai), dengan Lebaran berarti juga lebur (terhapus) dari segala dosa dan kita kembali kepada kesucian, baik secara batin maupun lahir. Jika kita ambil sebuah tiitik, maka lebaran adalah titik nol manusia untuk memulai kembali kehidupan "barunya", menghadapi sebelas bulan ke depan.
Dengan lebaran, diharapkan secara keuanganpun harusnya kita sudah diposisi lancar (aset-asetnya). Tidak semata diam dalam bentuk tabungan tetapi juga bertumbuh dan berkembang dalam investasi yang signifikan. Tetapi pertanyaannya, apakah mayoritas orang-orang yang merayakan prosesi Lebaran, kondisi keuangannya menjadi semakin baik? Jika mereka yang sudah merencanakan keuangannya, prosesi Lebaran tidak akan berpengaruh terhadap cash flow keuangan keluarga.
Tetapi bagi yang belum terbiasa dengan perencanaan keuangan, hari-hari di bulan syawal ini akan mengalami stres yang berkepanjangan. Untungnya, bagi mayoritas karyawan, Lebaran tahun ini posisi harinya termasuk pas, di mana THR didapatkan di pertengahan bulan dan di akhir atau awal bulan akan mendapatkan gaji bulanannya kembali.
Artinya kita masih bisa bernafas sejenak, bayangkan jika THR dan gaji tahun disatukan, bagi yang belum terbiasa dengan pola pengaturan keuangan, biasanya setelah Lebaran, THR dan gaji habis ketika pulang mudik. Sekarang mari kita membayangkan Lebaran untuk tahun depan, agar masalah keuangan di bulan Ramadan dan bulan syawal (Lebaran) bisa kita pecahkan masalahnya.
Untuk itu, kita sudah mulai menghitung semua pengeluaran untuk tahun depan dengan melihat apakah ada kemungkinan kita akan berlebaran di mana. Jika Ramadan tahun depan kita sudah pensiun, berarti dengan asumsi tidak ada penghasilan atau kita hidup dari uang pensiun atau uang yang telah kita investasikan untuk dinikmati tahun depan, maka pengeluaran kita akan bertambah banyak.
Jika anak kita sudah masuk usia sekolah atau mereka sudah ada yang duduk diperguruan tinggi (baik di luar atau dalam negeri) maka biaya pulang ke rumah atau pulang ke kampung halaman, tentu lebih besar ketimbang jika kita pulang bersama-sama.
Anda yang masih lajang tentu akan berbeda perencanaan keuangannya tahun ini dengan ketika tahun depan Anda sudah berkeluarga. Intinya, Anda wajib membuat list/daftar, kemungkinan pengeluaran apa saja yang akan terjadi di bulan Ramadan dan bulan syawal (Lebaran) tahun depan.
Mari kita mengingat kembali, apa saja barang-barang atau produk maupun jasa yang kita gunakan selama bulan ramadhan dan bulan syawal. Jika menu makanan menunggu buka (ta’jil) adalah kolak pisang, apakah kita mau untuk berinvestasi belajar cara membuat kolak pisang yang memiliki added value?
Yang nantinya bisa kita desain sedemikian rupa, sebagai bagian dari mendapatkan pendapatan ekstra di bulan Ramadan. Jika Anda tinggalnya di sepanjang jalur mudik (pantai utara) maupun jalur selatan pulau Jawa atau pulau-pulau lain, apakah tidak membuat sebuah tempat peristirahatan bagi para pemudik yang di desain secara unik?
Paling tidak ada beberapa cara untuk mendapatkan pendapatan ekstra di bulan ramadhan dan bulan syawal, antara lain menjadi karyawan paruh waktu, menjual barang dan jasa, menjual keahlian, membuka usaha sendiri, menjalankan usaha network marketing, ikut investasi bagi hasil atau melakukan investasi pendapatan tetap, melakukan jual beli produk keuangan dan lain-lain.
Intinya adalah apa yang kita buat dan akan kita kerjakan, niatkan semuanya untuk 'ibadah sembari mencari keberkahan di bulan Ramadan dan bulan syawal.
Jika Anda bukan seorang karyawan yang pasti mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya) atau ketika menjelang bulan ramadhan Anda kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), baik habis kontrak atau sebab-sebab lain, di mana tidak adanya pesangon, maka menabung secara konsisten untuk mempersiapakan bulan Ramadan dan syawal tahun depan adalah langkah bijaksana. Artinya Anda tidak lagi tergantung dengan orang lain.
Jika kebiasaan ini terus Anda pupuk untuk dream/mimpi-mimpi yang yang lain, Insya Allah apa yang Anda rencanakan, akan bisa membuat Anda dan keluarga mencapai kemandirian dari sisi keuangan.
Rumus untuk menabung, bisa dengan pola 10 atau 30.
Pola 10 adalah setiap uang yang kita terima, baik gaji bulanan, komisi, bagi hasil, capital gain dll 10 persennya harus kita tabung, syukur-syukur bisa mencapai 30 persen, itu pun harus di awal ketika kita sudah mendapatkan uang tersebut. Setiap tiga atau enam bulan, investasikan uang simpanan Anda berikut bagi hasilnya, serta carilah nasehat ahli (bisa perencana keuangan atau wealth expert) untuk mendapatkan investasi yang ‘aman’ sesuai karakter Anda serta sesuai dengan hobi Anda.
Terakhir lupakan pengaturan keuangan yang tidak terencana, mulai sekarang buatlah pola pengaturan keuangan yang terencana dan sistematis buat bulan Ramadan dan syawal tahun-tahun berikutnya, serta jadikan kebiasaan ini untuk mewujudkan impian-impian kuangan Anda lainnya.
Anda tertarik mempelajari penggabungan ilmu motivasi dan financial planning? Silakan sms ke no 081519994916 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. (dat03/okz)
Tidak ada komentar