Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc (ketiga dari kiri) dan Menteri Pertanian Suswono (keempat dari kiri) dalam peluncuran beras analog di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/9).
BOGOR – Menteri Pertanian (Mentan) Suswono secara resmi meluncurkan beras analog yang berbahan sagu, jagung, dan tepung singkong hasil inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai kebutuhan pokok penggantiberaspadi. Bentuknya pun sama seperti beras padi. “IPB yang menghasilkan banyak model inovasi pangan.
Mudah-mudahan bisa dibuat industrinya untuk memperbanyak dan disosialisasikan bahwa beras analog bisa menggantikan nasi yang berbahan dari padi,”jelas Suswono dalam dies natalis ke-49 IPB di Kampus IPB Dramaga,Bogor, Sabtu (1/9). Dia juga berharap seluruh mahasiswa IPB memberi gambaran kepada masyarakat Indonesia bahwa makanan pokok itu tidak mesti dari beras. Ini lantaran masih banyak pangan lain selain beras yang merupakan sumber karbohidrat. “Maka dari itu, dengan resmi hari ini saya luncurkan beras analog.
Diharapkan dapat mencegah krisis pangan di Indonesia. Sebab Indonesia adalah pengonsumsi beras terbesar di dunia,”sambung Suswono. Sementara itu Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc berharap beberapa inovasi yang dihasilkan, khususnya bahan pangan,dapat membantu negara-negara sahabat yang kesulitan. “Saya mengusulkan agar produksinya (beras analog) dapat ditingkatkan dan diharapkan bisa membantu mengurangi konsumsi beras padi setiap tahunnya.
Kita punya banyak bahan pangan sumber karbohidrat yanglainsepertiberasanalogini. Mudah-mudah inovasi IPB ini bisa lebih memasyarakat lagi dan masyarakat mau membeli produk-produk yang kita hasilkan sendiri,”jelasnya. Inovasi baru IPB ini dikampanyekan dengan cara makan bersama beras analog yang diikuti 4.200 mahasiswa di gedung Graha Widya Wisuda IPB, Kampus Dramaga, Sabtu (1/9). Acara tersebut berhasil meraih rekor MURI kategori makan beras nonpadi dengan jumlah peserta terbanyak.
“Kami menyiapkan sekitar 400 kg lebih beras analog yang dimasak dan disajikan dalam bentuk nasi kotak,” ujar penemu beras analog yang juga Direktur Fakultas Teknologi Pertanian IPB Slamet Budijanto. “Beras analog ini memiliki kadar protein 8%.Keunggulan di seratnya di atas 4%.Beras analog ini juga sudah masuk dalam daftar 1 dari 103 inovasi nasional dan pada 2011 mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat,”imbuhnya. Pihaknya akan terus berupaya mematangkan alat dan produktivitas beras analog agar bisa diproduksi secara massal. ●haryudi
Sumber
Mudah-mudahan bisa dibuat industrinya untuk memperbanyak dan disosialisasikan bahwa beras analog bisa menggantikan nasi yang berbahan dari padi,”jelas Suswono dalam dies natalis ke-49 IPB di Kampus IPB Dramaga,Bogor, Sabtu (1/9). Dia juga berharap seluruh mahasiswa IPB memberi gambaran kepada masyarakat Indonesia bahwa makanan pokok itu tidak mesti dari beras. Ini lantaran masih banyak pangan lain selain beras yang merupakan sumber karbohidrat. “Maka dari itu, dengan resmi hari ini saya luncurkan beras analog.
Diharapkan dapat mencegah krisis pangan di Indonesia. Sebab Indonesia adalah pengonsumsi beras terbesar di dunia,”sambung Suswono. Sementara itu Rektor IPB Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto, MSc berharap beberapa inovasi yang dihasilkan, khususnya bahan pangan,dapat membantu negara-negara sahabat yang kesulitan. “Saya mengusulkan agar produksinya (beras analog) dapat ditingkatkan dan diharapkan bisa membantu mengurangi konsumsi beras padi setiap tahunnya.
Kita punya banyak bahan pangan sumber karbohidrat yanglainsepertiberasanalogini. Mudah-mudah inovasi IPB ini bisa lebih memasyarakat lagi dan masyarakat mau membeli produk-produk yang kita hasilkan sendiri,”jelasnya. Inovasi baru IPB ini dikampanyekan dengan cara makan bersama beras analog yang diikuti 4.200 mahasiswa di gedung Graha Widya Wisuda IPB, Kampus Dramaga, Sabtu (1/9). Acara tersebut berhasil meraih rekor MURI kategori makan beras nonpadi dengan jumlah peserta terbanyak.
“Kami menyiapkan sekitar 400 kg lebih beras analog yang dimasak dan disajikan dalam bentuk nasi kotak,” ujar penemu beras analog yang juga Direktur Fakultas Teknologi Pertanian IPB Slamet Budijanto. “Beras analog ini memiliki kadar protein 8%.Keunggulan di seratnya di atas 4%.Beras analog ini juga sudah masuk dalam daftar 1 dari 103 inovasi nasional dan pada 2011 mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat,”imbuhnya. Pihaknya akan terus berupaya mematangkan alat dan produktivitas beras analog agar bisa diproduksi secara massal. ●haryudi
Sumber
Tidak ada komentar