Warsito Purwo Taruno mengatakan, teori-teori yang dipelajari di sekolah itu, dengan kerja keras, ketlatenan dan konsistensi, bisa dikembangkan untuk keperluan hidup manusia. Hal itu bisa dibuktikannya, dengan penemuannya yang diakui dunia. Karena Tuhan menciptakan manusia itu pada dasarnya semuanya pandai. Manusia dikaruniai otak dengan 2 trilyun sel otak. 1 sel otak setara dengan 1 G pengetahuan. Jadi jika kita mau mengasahnya dengan baik, apa yang kita mimpikan akan dapat kita wujudkan dan realisasikan untuk kepentingan kehidupan umat manusia.
Menurut putra kelahiran Solo ini, semasa sekolah dirinya tidak terlalu pandai. Dia sekolah dan menjalani hidup semasa sekolah ala kadarnya. Bergumul dengan sawah dan ternak di lereng Gunung Lawu, seperti anak-anak desa kebanyakan. Tapi semasa SMA, dia terpaku dengan sosok jenius dalam komik yang dibacanya. Sosok yang berhasil mengembangkan mesin foto copy untuk mengkloning benda sama persis seperti fotonya. Dari situ mimpinya dimulai untuk bisa mengembangan pengetahuannya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Hal tersebut disampaikan Warsito di hadapan ratusan mahasiswa baru Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga dalam Forum Studiun General, bertempat di Gedung Multipurpose Kampus setempat, Senin, 10 September 2012. Dalam forum yang mengangkat tema “Implementasi Nilai-Nilai Keislaman Bidang Sains dan Teknologi Sebagai Upaya Mencetak Cendekiawan Muslim “ ini lebih lanjut Warsito memaparkan, selepas SMU dia melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Kimia UGM, tetapi 1 bulan kandas karena masalah biaya. Lalu dirinya merantau ke Jakarta dan beruntung mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Universitas Shizuoka, Jepang tahun 1987. Beasiswa itu mengantarnya sampai gelar Doktor dan menekuni riset tentang Tomografi ( teknologi pemindai berbagai obyek, dari luar hingga kondisi bagian dalam, tanpa harus merusak penampangnya, terdiri dari rangkaian sistem sensor, elektronika dan komputer). Berbekal Gelar Doktor dan risetnya tentang Tomografi, dia hijrah ke Amerika tahun 1999, menjadi 15 peneliti papan atas dunia di Industrial Research Consortium, Ohio State University (lembaga riset terpandang yang menjadi acuan sejumlah perusahaan minyak raksasa di dunia).
Tahun 2006, Warsito memilih pulang ke Indonesia, membesarkan Center for tomography Research Laboratory (CTECH – Labs) yang ia sudah rintis lama. Menurutnya, di Amerika ilmunya tak akan banyak berarti, karena banyak ilmuwan disana. Akan sangat berarti bila dikembangkan di negri sendiri, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Saat konsen di CTECH itulah, Warsito medapatkan tantangan semua komputernya terbakar kena petir. Karena tantangan itulah, dia harus membongkar kembali data-data risetnya yang telah tersimpan belasan tahun, dan membangun ulang dari nol. Namun hikmah menata ulang hasil risetnya itu, dia berhasil menciptakan teknologi pemindai 4 dimensi yang pertama di dunia, yang akhirnya berhasil dipatenkan di Amerika Serikat oleh lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Lembaga-lembaga yang sudah memakai temuan Warsito antara lain : NASA (memakainya untuk memindai tumpukan embun di dinding luar pesawat ulang alik, yang bisa membahayakan pesawat saat ada perubahan suhu sangat tinggi), Ohio State University, Perusahaan B&W, Departemen Energi Amerika, University of Cambridge, dan sejumlah lembaga besar dari negara-negara lainnya.
Di hadapan ratusan mahasiswa baru Saintek UIN Sunan Kalijaga, Warsito memaparkan, tomografi hasil risetnya dari sejak konsen riset di S1, mampu memindai 3D atau volumetrik dengan obyek bergerak berkecepatan tinggi, jadi bisa 4D, yakni 3 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu. Untuk mendapatkan hak paten dari lembaga paten di Amerika itu, dia harus berjuang keras di hadapan para ilmuwan Amerika, kalau perjuangannya waktu itu tidak berhasil, hak paten pastinya akan terebut oleh para ilmuwan Amerika yang berdebat dengannya kala itu.
Sampai saat ini di CTECH Labs dan Klinik Kankernya, Warsito tetap konsen mengembangan kemanfaatan teknologi 4D nya antara lain sudah bisa dimanfaatkan untuk melihat pola kerja otak dan dimanfaatkan untuk pengambangan bidang kedokteran di Indonesia, untuk melihat aktifitas sel kanker dalam tubuh manusia, untuk pengembangan proyek pembangkit tenaga listrik, untuk teknologi pengobatan penyakit, terutama kanker dengan menciptakan baju terapi yang dialiri elektroda listrik, penutup kepala yang di scane dengan teknologi berkekuatan listrik terhitung. Teknologi ini bisa juga dimanfaatkan para desaigner baju, untuk menciptakan baju kalkulus/baju integral yang bisa menjaga kesehatan manusia, dan masih bisa dikembangkan lagi untuk banyak hal, yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, Jelas Warsito.
Kepada Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga, Warsito berpesan, agar selalu mengatasi kegamangan yang dialami dengan tekun belajar dan melakukan sesuatu dari apa yang dipelajari. Upaya, kemauan, kerja keras, perjuangan dan do’a, harus dipacu dari diri sendiri dan tak bergantung orang lain. Selain itu harus dibarengi dengan jiwa yang ulet dan konsisten dalam menekuni sesuatu, maka akan ada titik keberhasilan yang buahnya dapat dinikmati untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dekan Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Akh. Minhaji, Ph.D., berharap, forum ini akan memberi motivasi bagi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, untuk berfikir inovatif dan mengikuti jejak Warsito Taruno, menjadi ilmuwan, yang giat mengimplementasi inovasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (humas)
Tidak ada komentar