Digunakan untuk Membuktikan Kebenaran Suara dalam Persidangan
Seorang mahasiswa Indonesia Susanto berhasil menemukan teknik verifikasi suara dengan Synchronic Stability Vowel System. Perangkat tersebut digunakan untuk verifikasi suara rekaman yang tersadap sebagai alat bukti dalam sebuah persidangan.
DUNIA Forensik Akustik kini tercerahkan dengan ditemukannya Synchronic Stability Vowel System oleh Susanto. Ia kini sedang menempuh pendidikan S3 bidang Linguistik dan Fonetik di EFL University India. Dalam Speaker Verification (SV), sistem itu dapat digunakan untuk tujuan verifikasi suara rekaman yang tersadap sebagai alat bukti dalam sebuah persidangan. Sistem ini bisa dimanfaatkan untuk membuktikan apakah benar suara dalam rekaman tersebut milik terdakwa atau tidak.
Susanto, sedang menjalani tahun kelimanya program doktor itu mempresentasikan penemuannya. Hasil temuannya itu diungkapkannya dalam Konferensi International Association of Forensic Linguists (IAFL) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia awal July 2012 lalu.
Konferensi itu bertemakan Forensic Linguistics/Language and Law: Researching Interdisciplinary Dimensions and Perspective. Kegiatannya merupakan konferensi yang pertama sekali diadakan di wilayah Asia Tenggara untuk bidang Forensik Linguistik. Menurut mahasiswa yang juga aktif sebagai LO Kluster Ilmu Sosial Ikatan Ilmuan Internasional Indonesia (I4) itu, temuannya dapat digunakan. Terutama untuk mengkritisi metode yang dipakai selama ini untuk Audio Forensik atau Speaker Verification.
Dalam persidangan-persidangan di Indonesia yang menggunakan pengukuran nilai Formant dari kata-kata yang disegmentasi dari rekaman suara yang dijadikan alat bukti. “Metode seperti itu akan menimbulkan discrepancy values secara akustik fonetik yang bisa berakibat tidak akuratnya hasil verifikasi. Teknik tersebut dapat dikembangkan untuk membantu dalam proses pembuktian,” jelas dosen Fakultas Sastra Universitas Islam Sumatra Utara itu.
Untuk menghindari potensi ketidak akuratan tersebut, peraih Ambassador Awards for Excellence 2011, menganjurkan bahwa penghitungan nilai Formant lain. Sebaiknya kata Susanto dilakukan berdasarkan Syncrhonic Stability Vowel System.
Dijelaskannya, penghitungan formant yang berdasarkan sistem yang berhasil ditemukannya bisa mencapai hasil verifikasi dengan Likelihood Ratio (LR) >10.000. Menggunakan perangkat lunak PRAAT (version 5.3.18) dan R (version 2.15.0). Harapannya temuan tersebut bisa dimanfaatkan dan dikembangkan. Tentunya temuan tersebut akan menjadi kontribusi. Khususnya lagi dalam Ilmu Forensik Linguistik dan Ilmu Forensik Akustik.
Selain itu, Susanto persentasi di hadapan para ilmuan lainnya. Di antara salah satu pakar yang hadir dalam konferensi tersebut sebagai Plenary Speaker adalah Prof. Malcolm Coulthard, ahli Forensik Linguistik dari Aston University, Inggris dan Hakim Peter R.A. Gray dari Federal Court, Australia. (*)
Sumber
Tidak ada komentar