Natalia Ririh/KOMPAS.com
Ciputra
JAKARTA, KOMPAS.com - Pebisnis properti kawakan Ciputra terkenal sebagai pebisnis yang tak pelit membagi ilmunya. Di usianya yang ke-81 tahun, Ciputra masih sibuk memberikan motivasi dan mentor para pewirausaha pemula.
"Saat ini hanya sekitar 1 persen dari penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan. Padahal kita perlu banyak untuk itu. Sehingga saya tidak akan jenuh untuk menularkan virus wirausaha kepada semua orang," kata Ciputra saat memberikan sambutan Pelatihan Kewirausahaan di kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta, Senin (3/9/2012).
Menurut Ciputra, menjadi pebisnis pemula bisa dimulai sejak di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Ciputra mencontohkan saat masuk ke pusat perbelanjaan, anak-anak jangan hanya diajak untuk membeli barang, tapi juga menjelaskan cara membuat barang apa saja yang diinginkannya tersebut. Misalnya saat anak minta kue, anak juga harus dijelaskan pemahaman tentang membuat kue tersebut.
Secara pelan-pelan, anak-anak bisa dijelaskan tentang manajemen keuangan hingga urusan menabung. "Bila anak merengek meminta sesuatu, jangan langsung dituruti. Buatlah si anak menjadi kreatif. Si anak harus bisa membuat kue itu sendiri sepulangnya dari pusat perbelanjaan," katanya.
Agak dewasa, si anak bisa diajarkan berjualan. Usahakan barang-barang tersebut gampang dibawa si anak ataupun diminati si anak. Bahkan bila ada fasilitas, si anak bisa diperkenalkan dengan bisnis online. "Anak saya dulu saya suruh untuk jualan kue di pinggir jalan. Bila beli 2 biji, maka akan diskon, begitu juga saat membeli 3, diskonnya ditambah lagi," tambahnya.
Bila sudah lebih dewasa lagi, anjurkan untuk membuat 100 daftar tentang bisnis apa saja yang akan dilakukan. Kemudian setelah dianalisa, maka bisa diseleksi hingga mengerucut menjadi 10 hingga 3 bisnis utama yang sesuai.
Selain itu, bisa mencari mentor bisnis yang sesuai dengan bisnis yang akan dijalankan. Dengan mentor itu, maka calon wirausaha bisa dengan secara jelas menerima arahan bahkan kritikan dari mentor.m "Yang lebih penting lagi adalah inovasi. Bisnis apapun intinya sama saja, jualan. Tapi yang membedakan adalah inovasi. Bila ditiru, bikin inovasi lagi. Bikin blue ocean strategy, bukan red ocean strategy," jelasnya.
Bila sudah mulai terlihat usahanya, maka hal yang terpenting adalah modal usaha. Namun bagi Ciputra, modal usaha bukanlah hal yang penting. "Saya dulu memulai usaha dengan modal dengkul, alias tanpa modal. Yang penting bisa baca peluang dan inovasi," jelasnya.
Setelah bisnis mulai berjalan, biasanya calon pebisnis ini ada ketakutan terhadap bisnisnya yang gagal. Tapi menurut Ciputra, justru di situlah mental seorang calon wirausaha dilatih.
Menjadi seorang wirausaha, katanya, harus siap rugi. Namun bisnis tersebut jangan dipersiapkan untuk merugi. "Saat ini sudah ada sekitar 30 persen dari total penduduk Indonesia yang memiliki bakat untuk berwirausaha. Dengan cukup dibakar sedikit dengan motivasi dan pelatihan, maka penduduk tersebut siap menjadi calon wirausaha di masa mendatang," katanya.
Sumber
Tidak ada komentar