Industri telekomunikasi rugi miliaran Euro akibat persaingan dengan aplikasi pesan sosial seperti Facebook dan WhatsApp. Saatnya bagi industri untuk melawan balik.
Tampaknya semakin banyak pengguna smartphone lebih menyukai jejaring sosial dan aplikasi pesan sosial ketimbang jalur komunikasi tradisional seperti SMS. Akibatnya, menurut perusahaan konsultan telekomunikasi Ovum, perusahaan-perusahaan penyedia jaringan telpon genggam akan menelan kerugian hingga 23 miliar Dolar atau 17,7 miliar Euro tahun ini.
"SMS sebagai sebuah teknologi jelas sudah ketinggalan jaman karena anda hanya bisa mengirim satu pesan kepada satu orang," jelas analis Ovum, Neha Dharia, kepada DW.
Layanan lainnya lebih menarik karena mereka menawarkan lebih banyak pilihan kepada pengguna, tambah Dharia. Pengguna dapat berbagi pesan suara dan gambar, serta menelpon secara gratis.
Laporan Ovum menunjukkan bahwa perusahaan penyedia jaringan telpon genggam di Eropa dan Asia Pasifik harus menanggung beban dengan berkurangnya pemasukan. Hal ini mendorong para operator untuk mencari solusi sendiri.
Di Eropa, sejumlah perusahaan menarik biaya lebih besar untuk paket data, sementara perusahaan lainnya membundel paket telpon dengan SMS.
Deutsche Telekom mulai menawarkan beragam paket langganan dua setengah tahun lalu "sebagai bentuk reaksi terhadap perubahan pasar," ungkap juru bicara Deutsche Telekom kepada DW.
Operator Jerman tersebut juga mulai berupaya untuk menandingi para kompetitor dengan meluncurkan aplikasi yang diberi nama Joyn. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat bertukar gambar dan melakukan panggilan video dengan gratis. Telefonica, AT&T dan NTT DoCoMo juga memilih cara yang sama.
Tidak ada komentar