Oleh Margaret Puspitarini
JAKARTA - Arsitek sering kali diidentikkan untuk membangun daerah elite. Padahal, perkampungan yang kerap dianggap daerah tinggal yang miskin dan tidak terawat pun juga menjadi tanggung jawab seorang arsitek.
Untuk itu, Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengadakan konferensi internasional guna membahas masalah peningkatan ekonomi lokal dengan hunian cerdas dan inovatif. Selain mahasiswa dan dosen dari Indonesia, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa dari luar negeri, seperti Singapura dan Belanda.
Tidak main-main, pembicara yang dihadirkan pun merupakan para ahli di bidangnya. Mereka antara lain Hans Versel dari Belanda, perwakilan United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) Natalja Wehmer, dan tentunya dari Jurusan Arsitektur ITS Johan Silas.
Panitia Konferensi tersebut Ima Defiana menyebut, upaya peningkatan taraf hidup masyarakat kampung bukan semata-mata tanggung jawab masyarakat itu sendiri. Menurut Ima, seorang arsitek pun memiliki peran besar dalam hal ini. ''Seorang arsitek tidak hanya diperlukan oleh orang-orang berduit saja, tapi juga oleh orang yang tidak mampu,'' kata Ima, seperti dilansir dari ITS Online, Jumat (14/12/2012).
Ima menjelaskan, terdapat banyak sekali perkampungan tua dengan nilai sejarah tinggi. Salah satunya adalah kampung Paneleh di Surabaya. Di kampung inilah Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia pernah tinggal untuk menuntut ilmu.
"Di kampung ini juga terdapat makam Belanda yang merupakan salah satu makam tertua di Jawa Timur. Tapi kini, kondisi kampung Paneleh telah berubah menjadi tidak terurus. Jangan sampai kampung-kampung bersejarah seperti ini malah menjadi daerah hunian kumuh,'' tuturnya.
Dengan sentuhan seorang arsitek, lanjut Ima, sebuah hunian yang kurang terawat bisa menjadi semakin layak. Dia mencontohkan, salah seorang pembicara dalam konferensi internasional ini telah membuat sebuah rancangan untuk menjadikan kampung Paneleh sebagai salah satu objek wisata sejarah di Surabaya.
Selain kampung Paneleh, daerah lain yang juga menjadi fokus presentasi beberapa peserta konferensi antara lain adalah daerah Pecinan di Surabaya. Dalam presentasinya, salah seorang peserta konferensi, yakni Tara Deria Saraswati mengusulkan pemugaran kembali bangunan-bangunan tua bergaya oriental di salah satu daerah Pecinan. ''Namun, kami masih kesulitan untuk menemui pemilik sah dari bangunan-bangunan tersebut,'' papar Tara.(rfa)
Tidak ada komentar