Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » Wisata Mangrove, Cara Baru Mencintai Bumi
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Luasnya cakupan mangrove di Indonesia, menjadikannya sasaran baru wisata "hijau."

Hamparan mangrove di objek wisata Pantai Song Indah, Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Foto diambil dari menara kayu bertingkat tiga yang berfungsi sebagai tempat pemantauan. (Zika Zakiya/NGI)

Bercuri pandang dengan kepiting kecil. Sesekali disambut lompatan ikan glodok (Periophthalmus sp), ikan unik yang hidup di darat dan air. Atau reflek mengalihkan pandangan ke langit ketika mendengar suara burung.

Kehadiran spesies selain manusia di rawa mangrove Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, mengalihkan perhatian saya dari kaki yang tenggelam di genangan air. Wisata seperti ini baru perdana saya lakoni. Masih terasa kegagapan saat melintasi beberapa hal baru.

Berpelesir ke rawa mangrove memang merupakan aktivitas yang baru dikembangkan di Indonesia. Ini mengingat luasnya hamparan bakau di Nusantara. Data dari tahun 2006 menyebut, luas hutan mangrove di dunia sebesar 15,9 juta hektare dan 27 persennya (4,25 juta hektare) terdapat di Indonesia.

Khusus untuk Desa Karangsong, terdapat kurang lebih 300 ribu batang mangrove yang tersebar di wilayah seluas 15 hingga 20 hektare. Jumlah sebanyak ini merupakan gabungan dari swadaya masyarakat, LSM, dan swasta. Untuk bisa mencapainya, pelancong harus lebih dulu melewati tempat pelelangan ikan menuju objek wisata Pantai Song Indah.

"Mangrove menimbulkan banyak dampak positif, pantai menjadi hijau dan bisa dijadikan objek wisata dan kuliner," ujar Madri, Direktur Eksekutif LSM SIKLUS yang mendampingi masyarakat Karangsong dalam pembinaan mangrove.

Penanaman bibit mangrove oleh petani di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Mangrove yang tengah ditanam ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) salah satu perusahaan ternama di Indonesia. (Zika Zakiya/NGI)

Sasaran utama wisata ini adalah anak-anak usia SMP hingga SMU. "Karena anak adalah stakeholder penting untuk masa depan," ujar Basuki Rahmad, Ketua Program Officer Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) saat ditemui dalam Jambore Mangrove, Sabtu (24/11) lalu.

Jangan harapkan pelesir dengan limpahan fasilitas mewah. Karena dalam wisata mangrove, Anda akan diajak turun ke jalan berlumpur atau kadang tergenang. Lebih menyedihkan lagi, sering dijumpai sampah yang terbawa arus ke pesisir Indramayu.

Namun, Anda akan lebih menghargai alam karena berkat mangrove daratan bisa bertambah. Spesies penyeimbang ekosistem seperti kepiting bakau, udang, dan burung, juga hadir sebagai penyejuk mata. Hal ini dirasakan sendiri warga Desa Karangsong.

"Wisata pantai langka di Indramayu, maka dikonsepkan yang bersifat 'hijau' akan dijadikan wilayah wisata," ujar Jaedi, Kepala Desa Karangsong.

Namun, karena masih dikembangkan, masih terlihat kekurangan infrastruktur di sana-sini. Meski demikian, patut dipuji upaya warga setempat untuk melestarikan lingkungannya dengan cara "hijau."

(Zika Zakiya)

Sumber

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply