Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » Keluarga Sehat, Keluarga Penuh Tawa
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Mengembangkan humor pada anak bisa membantu merangsang kecerdasan, kepercayaan diri, dan keceriaan anak.

Foto: Shutterstock

Pernah menghitung berapa kali kita tertawa? Lalu pernah membandingkan mana yang lebih sering tertawa, kita para orang tua atau anak-anak? Sebab sepertinya, anak-anak selalu menemukan hal membahagiakan dalam hidupnya sehingga mudah sekali untuk tertawa.

Percaya atau tidak, D’Arcy Lyness, PhD., psikolog dari situs Kids Health, pernah melakukan penelitian mengenai siapa yang lebih sering tertawa, orang tua atau anak-anak. Hasilnya, anak-anak bisa tertawa hingga 200 kali per hari. Sementara orang tua hanya 15-18 kali per hari.

Banyak hal yang bisa membuat anak-anak tertawa, bahkan hal sepele sekalipun. Namun seiring dengan perkembangan usia anak, sense of humor-nya bisa berubah. Oleh karena itu, kita perlu membantu mengembangkannya. Lyness menyarankan kita untuk mulai mengenalkan humor pada anak sejak bayi, ini adalah jalan terbaik untuk menjalin hubungan yang erat dengan anak.

Awalnya, baru berupa tawa anak sebagai respon dari tingkah lucu yang dibuat orang dewasa. Tapi pada usia 6-7 tahun, ketika kemampuan berbahasa mulai sempurna, anak kita mulai bisa memahami konsep makna dan memahaminya.

Bahkan humor dipercaya dapat menjadi stimulasi kecerdasan anak. Tak hanya itu, rasa percaya diri anak pun bisa dibangun dari aktivitas berbagi tawa ini. Tapi bukan berarti kita bisa berbagi humor tanpa melakukan seleksi. Itu mengapa Diana Loomans serta Julia Godoy, dalam buku Positive Parenting, menekankan pentingnya mencontohkan humor yang mengajarkan prinsip cinta, dukungan, kreativitas, dan kepekaan. Dengan begitu, tak hanya membuat orang lain gembira, tapi tak juga merendahkan atau menyakiti perasaan orang lain.

Lalu aktivitas apa yang bisa kita manfaatkan untuk membuat seluruh anggota keluarga merasakan nikmatnya tertawa? Coba sebarkan tawa pada momen-momen berikut ini :

Saat makan malam di rumah.

Ini adalah waktu di mana seluruh anggota keluarga berkumpul dan bercerita banyak hal, maka tak heran jika situasi santai ini juga dipenuhi oleh humor. Bagi anak-anak, interaksi ini akan membangun emosi positif dengan orang tua. Anak-anak juga akan menambah perbendaharaan kata sekaligus mengembangkan kognitif anak-anak usia sekolah.

Humor yang pas : Teka-teki lucu. Menurut Fabiola P. Setiawan, M.Psi, psikolog anak, ini adalah humor dalam bentuk permainan kata yang dapat melatih daya ingat dan nalar anak dalam menangkap cerita, berimajinasi, serta menciptakan cerita. Hal ini juga dibuktikan dari penelitian Home School Study of Language and Literacy Development yang bekerja sama dengan Harvard’s Graduate School of Education dan Clark University.

Saat melakukannya, buatlah ekspresi tawa yang tulus, seakan itu adalah hal paling lucu yang pernah ada. Contoh : Kalau ayam berkokok, berarti harimau…? Harimau pagi.

Pada hari ulang tahun anak.

Pada hari ini, anak kita akan bertemu anak-anak lain, mulai dari anak dari teman kita atau kerabat. Karena jarang bertemu, bisa jadi anak kita canggung berhadapan dengan mereka. Untuk itu, acara ulang tahun biasanya diramaikan dengan permainan lucu yang melibatkan semua anak untuk ikut serta. Dengan begitu, anak-anak bisa mengembangkan kehidupan sosialnya.

Humor yang pas : Permainan lucu. Sesuaikan jenis humor dengan tahap perkembangan. Khusus untuk anak usia sekolah, bermain gerakan lucu bisa jadi aktivitas yang mengasyikan, begitu ungkap Fabiola. Jangan lupa untuk merancang permainan yang bisa memberikan ilmu positif, melatih gerak, atau mengasah pengetahuan. Ini adalah modal anak untuk menciptakan humor yang bermanfaat.

Contoh : Minta anak-anak duduk melingkar di atas tikar, sementara kita berdiri di tengah mereka sambil memberi contoh gerakan beberapa binatang. Selanjutnya ketika menyebut kata “ayam”, maka anak-anak harus menirukan gerak dan bunyi ayam. Tapi jika anak keliru meniru gerakan ini, “hukum” mereka dengan meminta meniru gerak binatang yang mereka sukai. Lalu anak-anak lain boleh menebak binatang apa yang sedang diperagakan itu.

Saat perjalanan liburan.

Menempuh jarak yang jauh biasanya akan membuat buah hati kita kelelahan. Apalagi jika kita bepergian dengan mengendari mobil sendiri. Untuk lebih menyegarkan suasana dan mengobati rasa bosan anak, buat suasana makin semarak dengan humor.

Humor yang pas : Cerita lucu. Kita bisa menceritakan suatu humor atau mungkin pengalaman kita sendiri yang lucu. Setelah itu, jangan lupa memintanya untuk juga bercerita. Ini bisa membuat anak kita terangsang untuk berimajinasi dan menciptakan cerita humornya sendiri.

Berikan reaksi atau umpan balik untuk menanggapi cerita anak. Misalnya berupa tawa dan ekspresi senang. Ini penting untuk meningkatkan rasa penghargaan dalam diri anak karena anak merasa dirinya baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Contoh : Sewaktu pelajaran, seorang anak yang ditanya oleh ibu gurunya.
Ibu guru: “Kamu tahu, apa warna bendera kita?
Anak : “Merah-putih Bu.”
Ibu guru : “Bagus. Ayo coba sebutkan arti warna-warna itu?”
Sinta : “Wah, saya tahu betul itu, Bu. Merah berarti rok, sedangkan putih berarti baju.”
Kontan satu kelas tertawa dan ibu guru hanya bisa tersenyum.

Cerita ini tak hanya membuat mereka tertawa, tapi kita juga bisa memberi ilmu baru pada anak. Misalnya menjelaskan arti warna merah dan putih pada cerita bendera tadi.
Memulihkan anak dari rasa sedih.

Seperti kita, anak-anak juga perlu didukung saat sedih. Setiap anak punya cara dan waktu sendiri dalam menghadapi kesedihan. Ada yang dia, menangis, atau bercerita. Ada juga yang butuh waktu lama, tapi ada pula yang cepat melupakan kesedihannya.
Kita memang tak bisa memaksakan situasi gembira dalam suasana ini. Tapi tak ada salahnya untuk berusaha menghibur anak dan membuatnya kembali tersenyum. Kemudian tunggulah waktu yang tepat untuk memulai suasana gembira. Demikian saran Fabiola.

Humor yang pas: Gambar lucu atau dogeng. Ajak anak untuk bersama-sama membaca komik, cerita bergambar, atau karikatur lucu. Jika ada yang tak dimengerti, maka bantu dia untuk memahaminya. Atau pilihkan cerita untuk dibacakan sebelum tidur seperti dongeng, fabel, legenda, atau cerpen yang bisa menghibur anak dari kesedihannya. Biasanya kisah legenda rakyat memiliki nilai-nilai yang baik bagi pendidikan moral anak. (Intan Sari Boenarco/Siagian Priska)

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply