Oleh Narita Indrastiti, Marantina
JAKARTA. Investor asing mulai kembali berinvestasi di Indonesia. Itu terlihat dari posisi dana asing di pasar saham dan obligasi per Juli. Kemajuan penyelesaian krisis utang Eropa membuat kepercayaan asing terhadap pasar negara berkembang mulai membaik. Apalagi kemarin, Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga ke 0,75%. Kondisi ini membuat investasi di Indonesia makin menarik.
Dana asing di pasar saham dalam lima hari tercatat melakukan jual beli bersih (net buy) Rp 1,542 triliun. Padahal selama bulan Juni lalu, asing mencatat penjualan bersih (net sell) Rp 1,97 triliun.
Sedangkan di Surat Berharga Negara (SBN) asing per 4 Juli mencatat net buy Rp 2,35 triliun menjadi Rp 226,77 triliun. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mencatat per Juni kepemilikan asing turun Rp 80 miliar menjadi Rp 224,42 triliun. Porsi asing per Juni menyusut menjadi 28,36% dari 28,77% di Mei.
Ariawan Analis PT Mega Capital Indonesia menilai penurunan suku bunga ECB akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi. "Return obligasi di Indonesia akan menjadi lebih menarik," ujar dia. Sebab selisih yield obligasi di Indonesia dengan Eropa semakin besar.
Hasil kesepakatan pemimpin Uni Eropa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) akhir Juni lalu juga masih menjadi angin segar.
Masih banjir investasi
Analis MNC Securites Reza Nugraha menambahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pun menjadi daya tarik investor asing. Pendapatan dan laba bersih emiten selama ini masih membukukan kinerja positif. Reza optimis, aliran modal asing akan terus membanjir pasar saham sampai enam bulan ke depan.
Namun di pasar obligasi, Ariawan menduga asing tidak banyak menambah portofolio. "Mereka akan profit taking kalau bullish, jadi walaupun meningkat, pergerakan jumlah dananya masih tidak menentu," kata dia.
Ariawan menduga kenaikan dana asing di pasar obligasi jangka pendek Rp 2 triliun - Rp 4 triliun. Sebab pasar obligasi masih rentan sentimen global seperti dari Eropa.
Faktor lain yang membuat asing akan terus masuk ke pasar saham dan obligasi adalah nilai tukar rupiah. Herdi Ranuwibowo, Head of Debt Capital Market PT Trimegah Securities memperkirakan jika nilai tukar rupiah masih terjaga di bawah level Rp 9.400 per dollar AS. Maka asing masih berpotensi masuk ke pasar Indonesia. Sebab inflasi Indonesia pun terjaga di level bawah.
Sebab Ariawan menambahkan penguatan rupiah membuat asing bisa mendapatkan capital gain sekaligus currency gain.
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar