national geographic
TRIBUNNEWS.COM - Arkeolog Israel menemukan harta karun berupa koin emas yang ditaksir bernilar lebih dari US$500 ribu (Rp4,7 miliar) di sebuah permukiman pasukan Romawi kuno di Taman Nasional Apollonia, Israel. Saat ditemukan, koin-koin terbenam di sebuah tembereng yang dikuburkan. Koin emas dinar dari zaman Perang Salib tersebut bertuliskan nama dan legenda dari para sultan lokal dan doa-doa.
Tim arkeolog penemunya merupakan gabungan dari Tel Aviv University dan Otoritas Israel’s Nature and Parks yang bekerja di Taman Nasional Apollonia. Lokasi ini dulunya adalah pemukiman Romawi kuno yang pantainya pernah digunakan tentara Perang Salib antara tahun 1241 hingga 1265 dan jadi benteng terpenting di wilayah itu.
"Secara keseluruhan kami menemukan 108 seperempat dinar, ini menjadi tumpukan koin emas terbesar yang pernah ditemukan pada situs zaman pertengahan di Israel," kata Prof. Oren Tal, ketua Departemen Arkeologi Tel Aviv University.
The Knights Hospitaller, merupakan salah satu pasukan elit yang cukup berperan saat Perang Salib, konon pernah tinggal di salah satu puri di Apollonia. Tumpukan koin emas ini dibenamkan ketika masa kejatuhan situs (benteng) setelah dikepung oleh pasukan tentara Islam.
Diperkirakan, salah satu pemimpin Tentara Salib berusaha menyembunyikan koin-koin emas tersebut yang rencananya akan ia ambil lagi. Nyatanya, sejak hancur pada akhir April 1265, kawasan Apollonia tidak pernah dihuni lagi.
Emas itu ada di dalam juglat kecil dan sebagian telah rusak. Dimasukkan bersama dengan barang yang rusak dan usang, kemudian terisi pasir. Dikatakan Tal, ini dilakukan guna mengelabui dan menyembunyikan koin-koin emas tersebut.
"Jika kebetulan orang menemukan juglet, ia tidak akan melihat yang ada di dalamnya untuk menemukan koin emas. Namun, saat kita mulai menyaringnya, maka emas tersebut keluar," ujar Tal.
Tumpukan koin emas ini ditemukan pada 25 Juni 2012 oleh Mati Johananoff, mahasiswa jurusan Arkeologi dari Tel Aviv University. Tal memperkirakan koin tersebut ada sejak abad ke-10 atau ke-11, meski beredar pada abad ke-13.
"Ada yang dicetak sekitar 250 sampai 300 tahun sebelum digunakan oleh ksatria Hospitaller. Beberapa dari koin tersebut tertera tanggal, kode di mana koin tersebut dicetak seperti Alexandria, Tripoli, atau kota kuno lainnya," jelas Tal.
Koin-koin emas ini sangat berharga, baik secara historis maupun nilai intrinsik. Namun, tidaklah mudah menakar harga yang pantas dari koin-koin tersebut. Nilai adalah sesuatu yang fleksibel, Tal menjelaskan.
Surat kabar Israel, Haaretz, membandrol nilai dari hasil temuan ini seharga US$100 ribu (Rp941 juta). Tapi menurut perkiraan Tal, emas ini dijual mencapai nilai lebih dari setengah juta dolar AS.
Setelah tim selesai melakukan penelitian, menurut rencana koin-koin emas ini akan disimpan di museum. Namun, karena ini merupakan salah satu penemuan yang sangat berharga, maka menjadi rebutan.
Dua museum arkeologi yaitu Museum Israel di Yerusalem dan the Eretz Israel Museum di Tel Aviv, sama-sama menginginkan harta karun ini dipamerkan di museum mereka. "Keduanya mengingkan koin ini dipamerkan. Itu bukan kami yang memutuskan," kata Tal. (national geographic)
Tidak ada komentar