Oleh Mikael Fredi Indra
Banyak pilihan material untuk pagar rumah. Ini contohnya, pagar berbahan kayu bekas bantalan rel.
Model pagar rumah tak ada batasnya. Umumnya berbentuk garis dan terbuat dari kayu, pagar besi hingga dinding semen. Pagar yang bermodel tembok pun juga masih marak. Biasanya, pagar tersebut dihias dengan teknik semen kamprot lalu diberi cat. Kemudian diberi tanaman rambat.
Pagar yang satu ini agak berbeda. Modelnya memang lurus, namun bahannya asli dari material bekas. Sisa bantalan rel kreta yang dianggap limbah diolah jadi lebih keren. Balok kayu tersebut disusun berjajar, lalu ditanam dalam tembok pagar. Yang menarik, permukaan dengan banyak lubang bekas angkur/pasak tidak ditutup, justru diekspos.
Pemilik rumahnya, Jonathan. Arsiteknya Yu sing beserta tim dari Genesis. “Dengan menggunakan kayu bantalan rel saya tak perlu lagi memusingkan perawatan. Kayunya sudah terbukti kuat dan tahan cuaca,” kata Jonathan. “Semakin lama semakin eksotis tampilannya.”
Bantalan rel sendiri bukan hal baru bagi Jontahn, karena dalam interiornya banyak aplikasi kayu rel. Kayu rel bisa terlihat di daun pintu utama, lantai tangga, kursi, meja hingga pagar yang berdiri di depan rumah ini.
Fondasi Batu Kali
Pagar setinggi 2m ini tak sulit untuk dibuat. Teky Kodiasdinata, kontraktor pelaksana desain Yu Sing memaparkan cara membangun pelindung rumah ini. “Yang terpenting adalah struktur fondasi dan dinding beton penyangga kayu,” katanya.
Untuk membuat pagar ini, mulanya dibangun sebuah fondasi terlebih dahulu. Jenisnya batu kali yang lazim untuk membangun pagar rumah biasa. Agar kokoh dan kuat menahan beban, tembok juga diikat dengan sloof (balok pengikat fondasi), berukuran 20cmx35cm.
“Pada bagian balok tersebut, kayu rel disambungkan dengan sistem angkur. Baru setelah kayu terpasang, dinding beton beton setinggi 40cm dibangun untuk mengikat kayu rel tersebut,” tambah Teky.
Kini sebelas jajaran balok kayu sisa telah berdiri dengan kokoh di depan rumah Jonathan. Rumah lebih berkarakter dan indah dipandang. *)
Tampil unik. Warna kusam beton dan bekas lubang angkur sengaja diekspos sebagai daya tarik utama.
Foto: iDEA/Richard Salampessy
Pemilik: Jonathan Kusuma Hadi
Arsitek: Yu Sing, Benyamin Narkan, Iwan Gunawan, Thoat Fauzi (Genesis)
Kontraktor: Teky Widjaja
Sumber
Tidak ada komentar