Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)(ANTARA/Yudhi Mahatma)
Jambi (ANTARA News) - Data Program Pelestarian Harimau Sumatera Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS-TNKS) menunjukkan bahwa saat ini dalam kawasan TNKS diprediksi hanya tersisa sekiat 166 Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae).
"Dari data yang dimiliki TNKS berdasarkan juga pada program monitoring yang dilakukan dapat diprediksikan saat ini hanya tersisa 166 ekor harimau dalam kawasan TNKS," kata Komandan PHS-TNKS, Dian Risdianto, di Jambi, Kamis.
Jumlah tersebut menurut Dian, masih terbilang aman dan terkendali sebagaimana juga luasan TNKS yang tersebar di empat provinsi yakni Jambi, Bengkulu, Sumbar dan Sumsel.
"Jumlah itu estimasinya berada dalam empat blok kawasan TNKS yakni di Kerinci, Merangin-Bungo, Tapan-Solok Selatan Sumbar, Muko-muko Bengkulu dan Curup Bengkulu-Lingau Sumsel," ujarnya.
Data tersebut, tambah dia, adalah berdasarkan hasil pednataan ilmiah yang telah telah dilakukan pihak TNKS melalui programnya Monitoring harimau sumatera TNKS pada 2006 hingga 2009, dengan menggunakan berbagai metode dan teknik pendataan seperti pemasangan Kameran Trapk, patroli pelacakan melalui jejak, dan lainnya.
Menurut Dian, jumlah tersebut saat ini tentunya bisa saja telah bertambah atau berkurang seiring dengan berbagai dinamika lingkungan yang terjadi saat ini seperti kerusakan akibat perambahan, perburuan, perubahan iklim, serta kawasan yang tidak bertambah ketika populasi harimau justeru bertambah.
"Sayangnya patroli PHS-TNKS memang misi utamanya bukan untuk melakukan monitoring atau pendataan, karena itu untuk perubahan yang terjadi sulit dibuktikan dengan data oleh TNKS," ujar dia. (ANT-144)
Sumber
"Dari data yang dimiliki TNKS berdasarkan juga pada program monitoring yang dilakukan dapat diprediksikan saat ini hanya tersisa 166 ekor harimau dalam kawasan TNKS," kata Komandan PHS-TNKS, Dian Risdianto, di Jambi, Kamis.
Jumlah tersebut menurut Dian, masih terbilang aman dan terkendali sebagaimana juga luasan TNKS yang tersebar di empat provinsi yakni Jambi, Bengkulu, Sumbar dan Sumsel.
"Jumlah itu estimasinya berada dalam empat blok kawasan TNKS yakni di Kerinci, Merangin-Bungo, Tapan-Solok Selatan Sumbar, Muko-muko Bengkulu dan Curup Bengkulu-Lingau Sumsel," ujarnya.
Data tersebut, tambah dia, adalah berdasarkan hasil pednataan ilmiah yang telah telah dilakukan pihak TNKS melalui programnya Monitoring harimau sumatera TNKS pada 2006 hingga 2009, dengan menggunakan berbagai metode dan teknik pendataan seperti pemasangan Kameran Trapk, patroli pelacakan melalui jejak, dan lainnya.
Menurut Dian, jumlah tersebut saat ini tentunya bisa saja telah bertambah atau berkurang seiring dengan berbagai dinamika lingkungan yang terjadi saat ini seperti kerusakan akibat perambahan, perburuan, perubahan iklim, serta kawasan yang tidak bertambah ketika populasi harimau justeru bertambah.
"Sayangnya patroli PHS-TNKS memang misi utamanya bukan untuk melakukan monitoring atau pendataan, karena itu untuk perubahan yang terjadi sulit dibuktikan dengan data oleh TNKS," ujar dia. (ANT-144)
Sumber
Tidak ada komentar