JPNN
Kerangka Besar
TAKENGON -- Consulate General Of Japan (Konsulat Jenderal Jepang di Medan) Sumatera Utara, Yuji Hamada mengaku penemuan situs kerangka manusia pra sejarah yang ditemukan oleh sejumlah arkeolog dari Balai Arkeologi (BALAR) Medan, beberapa waktu lalu, di Loyang (Gua) Ujung Karang, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, sangat luar biasa.
“Saya terharu dengan adanya penemuan kerangka manusia yang berusia 7.000 tahun silam di Gayo lebih kuno (tua-red), dari Batak Sumatera Utara, apalagi Jepang yang hanya 2000 tahun yang lalu. Disini lah, bukti ternyata ada kehidupan melayu Kuno di Takengon, ini sangat luar biasa sekali,” Cetus Konsulat Jenderal Jepang wilayah Medan, Yuji Hamada, saat berkunjung di Ujung Karang.
Dikatakan Yuji, temuan kehidupan pra sejarah di Gayo bukan hanya menjadi salah satu kekayaan budaya milik masyarakat Gayo (Aceh), tetapi secara keselurahan, termasuk di wilayah Asia Pasifik dan dunia. “Sejarah Gayo harus diseminarkan, supaya Asia Pasifik di beberapa daerah tahu tentang Gayo,”tegasnya.
Selain temuan pra sejarah kerangka manusia, sambung Konsulat Jepang, kondisi alam di daerah penghasil kopi arabika ini, pun sangat mendukung apalagi beberapa objek wisata yang ada sangat patut untuk dikagumi karena keindahannya. Selain indah, lanjutnya, kondisi alamnya masih terlihat alami serta belum banyak sentuhan pengelolaan secara modern. “Saya suka dan sangat terharu melihat tempat ini. Mudah-mudahan bisa dipertahankan keasriannya,” pinta Yuji Hamada.
Kedatangan Consulat General Of Japan ke Kota dingin ini, bertujuan untuk melihat kondisi salah satu perusahaan milik Jepang Nippon Koi, yang sedang mengerjakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan I dan Peusangan II.
“Tujuan saya mau melihat Nippon Koi yang sedang membangun PLTA. Tetapi saya dengar ada temuan benda bersejarah disini, makanya saya tertarik untuk melihatnya,” sahut Yuji Hamada.
Untuk itu, ia berjanji akan menyampaikan apa yang dilihat saat berkunjung di Ujung Karang, kepada siapapun dan akan mengelar seminar internasional membahas sejarah Gayo, khususnya terkait temuan tersebut. “Kami sudah beberapa kali melakukan seminar tentang sejarah. Dan saya berupaya temuan ini juga diseminarkan dengan menghadirkan narasumber dan peserta dari asia Pasifik,”janji Yuji kepada sejumlah media massa di Aceh Tengah. (*)
Sumber
“Saya terharu dengan adanya penemuan kerangka manusia yang berusia 7.000 tahun silam di Gayo lebih kuno (tua-red), dari Batak Sumatera Utara, apalagi Jepang yang hanya 2000 tahun yang lalu. Disini lah, bukti ternyata ada kehidupan melayu Kuno di Takengon, ini sangat luar biasa sekali,” Cetus Konsulat Jenderal Jepang wilayah Medan, Yuji Hamada, saat berkunjung di Ujung Karang.
Dikatakan Yuji, temuan kehidupan pra sejarah di Gayo bukan hanya menjadi salah satu kekayaan budaya milik masyarakat Gayo (Aceh), tetapi secara keselurahan, termasuk di wilayah Asia Pasifik dan dunia. “Sejarah Gayo harus diseminarkan, supaya Asia Pasifik di beberapa daerah tahu tentang Gayo,”tegasnya.
Selain temuan pra sejarah kerangka manusia, sambung Konsulat Jepang, kondisi alam di daerah penghasil kopi arabika ini, pun sangat mendukung apalagi beberapa objek wisata yang ada sangat patut untuk dikagumi karena keindahannya. Selain indah, lanjutnya, kondisi alamnya masih terlihat alami serta belum banyak sentuhan pengelolaan secara modern. “Saya suka dan sangat terharu melihat tempat ini. Mudah-mudahan bisa dipertahankan keasriannya,” pinta Yuji Hamada.
Kedatangan Consulat General Of Japan ke Kota dingin ini, bertujuan untuk melihat kondisi salah satu perusahaan milik Jepang Nippon Koi, yang sedang mengerjakan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan I dan Peusangan II.
“Tujuan saya mau melihat Nippon Koi yang sedang membangun PLTA. Tetapi saya dengar ada temuan benda bersejarah disini, makanya saya tertarik untuk melihatnya,” sahut Yuji Hamada.
Untuk itu, ia berjanji akan menyampaikan apa yang dilihat saat berkunjung di Ujung Karang, kepada siapapun dan akan mengelar seminar internasional membahas sejarah Gayo, khususnya terkait temuan tersebut. “Kami sudah beberapa kali melakukan seminar tentang sejarah. Dan saya berupaya temuan ini juga diseminarkan dengan menghadirkan narasumber dan peserta dari asia Pasifik,”janji Yuji kepada sejumlah media massa di Aceh Tengah. (*)
Sumber
Tidak ada komentar