Kata "cinta" memiliki beragam makna dan interpretasi, membuatnya sulit untuk dijabarkan. Namun, manfaat kesehatan dari cinta bisa cukup mudah diteliti dan lebih jelas terlihat.
Menurut Carmelia Ray, terapis dan pelatih hubungan yang berbasis di
Ontario, Kanada, manfaat hubungan cinta yang sehat dan penuh kasih bagi
kesehatan setidaknya ada 3 hal, yakni:
1. Emosi positif
Cinta sejak lama diketahui mampu membawa emosi positif. Tawa yang tulus dan lepas adalah salah satu bentuk ekspresi emosi positif.
Tawa, diketahui, baik untuk kesehatan jiwa dan baik untuk kesehatan mental. Konon, tawa adalah obat terbaik untuk jiwa.
Tawa juga merupakan penawar yang ampuh melawan stres, konflik, dan penyakit (baik mental maupun fisik).
Cinta juga punya kekuatan untuk menyembuhkan dan memperbaiki kesehatan mental, emosional, dan fisik seseorang. Riset membuktikan, mencintai orang lain bisa menetralkan emosi negatif. Emosi negatif diketahui bisa memengaruhi fungsi imun tubuh, endokrin, dan kardiovaskuler.
2. Membantu hidup lebih lama dan melawan penyakit
Ada cukup banyak bukti yang menunjukkan. pasien-pasien kanker bisa cepat kembali pulih bila memiliki hubungan keluarga yang erat. Ada pula kisah tentang kesembuhan pasien kanker tanpa data sains yang bisa menjelaskan kesembuhannya, namun fakta yang ada, pasien itu memiliki dukungan yang kuat dari orang yang ia cintai dan keluarganya.
Masih ingat kondisi perut terasa geli atau terasa ada sensasi lucu di perut setiap melihat si cinta pertama? Perasaan yang sering disebut "butterflies in the stomach" itu sebenarnya adalah reaksi fisik yang terjadi ketika tubuh merespon terhadap ketertarikan kuat yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta. Secara fisik, detak jantung meningkat yang kemudian mengakibatkan aliran deras darah ke segala bagian tubuh, termasuk organ-organ seksual. Hal ini merupakan efek positif dari pikiran dan tubuh.
3. Jauh dari dokter
Pasangan yang sedang jatuh cinta, berada dalam hubungan yang berjangka panjang memiliki kesempatan hidup lebih panjang ketimbang orang yang melajang.
Menurut penelitian, saat berada dalam hubungan berjangka panjang yang sehat dan setara, orang yang terkait dalam hubungan tersebut akan saling memerhatikan, termasuk dalam masalah kesehatan. Alhasil, pasangan akan saling mendorong untuk tetap sehat dan menjaga pasangannya agar tetap sehat. Salah satu contoh umum adalah meminta pasangan untuk berhenti merokok atau untuk beristirahat dari bekerja terlalu keras. Tak ada orang yang ingin melihat pasangannya sakit.
"Endorfin adalah kuncinya. menurut National Institute of Health, cinta akan memicu hormon oksitosin yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Hormon ini pula menurunkan level kimia yang membuat seseorang stres. Kontak fisik, seperti peluk, tidur sambil berpelukan, dan ciuman akan memicu produksi oksitosin," kata Jodi Prohofsky, Ph.D, LMFT, dikutip dari situs YourTango.
Untuk itu, Ray menyarankan pasangan untuk mendapatkan peluk, kecup, dan seks dalam kapasitas yang nyaman untuk satu sama lain sebisa mungkin setiap hari, demi kesehatan.
1. Emosi positif
Cinta sejak lama diketahui mampu membawa emosi positif. Tawa yang tulus dan lepas adalah salah satu bentuk ekspresi emosi positif.
Tawa, diketahui, baik untuk kesehatan jiwa dan baik untuk kesehatan mental. Konon, tawa adalah obat terbaik untuk jiwa.
Tawa juga merupakan penawar yang ampuh melawan stres, konflik, dan penyakit (baik mental maupun fisik).
Cinta juga punya kekuatan untuk menyembuhkan dan memperbaiki kesehatan mental, emosional, dan fisik seseorang. Riset membuktikan, mencintai orang lain bisa menetralkan emosi negatif. Emosi negatif diketahui bisa memengaruhi fungsi imun tubuh, endokrin, dan kardiovaskuler.
2. Membantu hidup lebih lama dan melawan penyakit
Ada cukup banyak bukti yang menunjukkan. pasien-pasien kanker bisa cepat kembali pulih bila memiliki hubungan keluarga yang erat. Ada pula kisah tentang kesembuhan pasien kanker tanpa data sains yang bisa menjelaskan kesembuhannya, namun fakta yang ada, pasien itu memiliki dukungan yang kuat dari orang yang ia cintai dan keluarganya.
Masih ingat kondisi perut terasa geli atau terasa ada sensasi lucu di perut setiap melihat si cinta pertama? Perasaan yang sering disebut "butterflies in the stomach" itu sebenarnya adalah reaksi fisik yang terjadi ketika tubuh merespon terhadap ketertarikan kuat yang terjadi ketika seseorang jatuh cinta. Secara fisik, detak jantung meningkat yang kemudian mengakibatkan aliran deras darah ke segala bagian tubuh, termasuk organ-organ seksual. Hal ini merupakan efek positif dari pikiran dan tubuh.
3. Jauh dari dokter
Pasangan yang sedang jatuh cinta, berada dalam hubungan yang berjangka panjang memiliki kesempatan hidup lebih panjang ketimbang orang yang melajang.
Menurut penelitian, saat berada dalam hubungan berjangka panjang yang sehat dan setara, orang yang terkait dalam hubungan tersebut akan saling memerhatikan, termasuk dalam masalah kesehatan. Alhasil, pasangan akan saling mendorong untuk tetap sehat dan menjaga pasangannya agar tetap sehat. Salah satu contoh umum adalah meminta pasangan untuk berhenti merokok atau untuk beristirahat dari bekerja terlalu keras. Tak ada orang yang ingin melihat pasangannya sakit.
"Endorfin adalah kuncinya. menurut National Institute of Health, cinta akan memicu hormon oksitosin yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Hormon ini pula menurunkan level kimia yang membuat seseorang stres. Kontak fisik, seperti peluk, tidur sambil berpelukan, dan ciuman akan memicu produksi oksitosin," kata Jodi Prohofsky, Ph.D, LMFT, dikutip dari situs YourTango.
Untuk itu, Ray menyarankan pasangan untuk mendapatkan peluk, kecup, dan seks dalam kapasitas yang nyaman untuk satu sama lain sebisa mungkin setiap hari, demi kesehatan.
Tidak ada komentar