Oleh Anastasia Lilin Y, Teddy Gumilar
JAKARTA. Meski para perencana keuangan memberikan toleransi cicilan utang bulanan dalam keluarga hingga 30% dari pendapatan, mereka berpendapat, utang adalah alternatif terakhir bagi pendanaan. Semakin mini porsi cicilan utang, semakin baik. Pemenuhan kebutuhan dengan cara menabung, berinvestasi atau memproteksi risiko dengan asuransi mesti lebih diutamakan.
Bicara realita, porsi cicilan utang terkadang melebihi batas toleransi. Bukan sekali dua kali kasus terjadi debitur terjerat utang hingga diperkarakan di pengadilan. Itu belum termasuk risiko diancam debt collector dan denda keterlambatan jika Anda gemar molor menyetor cicilan. Pada akhirnya, akumulasi utang justru membengkak. Biasanya, kasus begini terjadi pada debitur kartu kredit (KK).
Perencana keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari mengatakan, ketika keluarga sudah tidak mampu membayar cicilan utang kartu kredit, maka sudah saatnya mencari solusi lewat pendanaan ulang utang (refinancing). Ketidakmampuan bisa terindikasi dari kebiasaan debitur membayar tagihan minimal (minimum payment). “Kalau sudah berlangsung setahun, segera cari solusi,” saran perencana keuangan yang biasa disapa Teja ini.
Selain minimum payment, perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto menyebutkan, ada dua alasan lain pendorong seseorang harus segera melakukan refinancing utang. Dua alasan tersebut adalah, pertama, rasa tidak nyaman tiap kali tagihan datang; dan kedua, total utang kartu kredit lebih lima kali pendapatan bulanan.
Jika akan melakukan refinancing utang, Eko mensyaratkan dua hal, yakni mengalihkan ke kredit yang cicilan utangnya mampu dibayar dan bisa didapat dengan mudah. Secara berurutan, Eko memberi pilihan, yaitu utang kepada orangtua atau saudara kandung, utang kepada teman atau kerabat, utang kantor, utang pegadaian, dan utang lain dari bank.
Jika utang kepada lembaga keuangan dan perbankan serta kantor sudah punya aturan main, utang kepada keluarga atau teman memang paling fleksibel. Lama pengembalian utang bisa diatur sesuai kesepakatan. Peluang mendapat pinjaman lunak minus bunga pun besar.
Perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting Pandji Harsanto berpesan, jangan pernah melakukan refinancing utang kartu kredit ke kredit beragunan. Sebab, meski bunga yang didapat lebih rendah, risikonya besar, berupa penyitaan aset jika gagal bayar. “Jadi, secara psikologis justru beban yang ditanggung keluarga lebih besar,” kata dia.
Menurut Pandji, utang kartu kredit bisa saja dialihkan ke pinjaman beragunan selama utang tersebut merupakan utang produktif. Ambil contoh, dalam kondisi belum mendapat setoran dari para klien, keluarga yang berbisnis bisa mengalihkan utang untuk pembelian barang kebutuhan produksi.
Pandji mengasumsikan keluarga tersebut memiliki kemampuan menghasilkan pendapatan dari utang sehingga risiko gagal bayar kecil. Tentu, pengambilan utang tetap dibarengi komitmen untuk melunasi ketika setoran dari klien sudah masuk.
Tetap selektif
Soal sumber pengalihan utang, para perencana keuangan sepakat bahwa syarat utamanya adalah ada kemampuan keluarga membayar cicilan. Sebab tujuan refinancing utang adalah untuk mengempiskan cicilan utang yang dianggap terlampau mencekik keuangan tiap bulan. Dengan alasan tersebut, besaran bunga dan tempo pembayaran sangat penting diperhatikan. Setiap keluarga tentu memiliki pertimbangan masing-masing.
Eko bilang, utang berbunga 2% tapi memberatkan lebih buruk dibandingkan utang dengan bunga 10% tapi tidak memberatkan keuangan rutin keluarga. “Kalau bicara ideal, sebaiknya pilih utang yang memberikan bunga kecil karena yang menjadi beban itu adalah bunga,” ungkap Eko.
Jika memilih mengalihkan utang ke produk lembaga perbankan, keluarga bisa memilih kredit tanpa agunan (KTA) atau kartu kredit di bank lain. Saran Teja, jika memilih kartu kredit dari bank lain, pilihlah yang menawarkan program cicilan 0% atau bunga lebih rendah.
Dalam dunia perbankan, skema pengalihan utang dari satu bank ke bank lain disebut transfer balance. Melongok situs bnicardcenter.co.id, Bank BNI mematok maksimal transfer balance 80% dari batas kredit yang disetujui BNI.
Di samping itu, transfer balance hanya bisa dilakukan jika batas kredit di bank sebelumnya minimal Rp 5 juta dan hanya dari satu bank. Periode cicilan transfer balance adalah 12 bulan dengan bunga 0% untuk enam bulan pertama atau 1,5% flat untuk bulan berikutnya dari jumlah transfer balance yang dilakukan. Ada penalti Rp 200.00 jika Anda melunasi tagihan sebelum jatuh tempo.
Syarat dan ketentuan tersebut tentu saja bisa berubah sesuai kebijakan BNI sendiri. Untuk mendapatkan produk yang menawarkan manfaat maksimal, Anda wajib membandingkan dengan tawaran transfer balance dari bank lain.
Peluang membiakkan investasi?
Selain tujuan mengempiskan cicilan utang bulanan, perencana keuangan dari TGRM Financial Planning Service Taufik Gumulya mengatakan, refinancing utang bahkan bisa dimanfaatkan untuk menambah porsi investasi. Hal ini bisa dilakukan jika keluarga dalam kapasitas untuk mengempiskan cicilan bulanan saja dan bukan dalam kondisi terjepit alias untuk makan saja susah.
Sebab, jika kondisi yang terjadi adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok saja susah, maka melunasi utang tentu menjadi pekerjaan rumah utama sebelum berinvestasi. Ilustrasi mengenai peluang mengempiskan cicilan dan membesarkan investasi bisa Anda simak dalam tabel di samping.
Dalam tabel tersebut, sebuah keluarga diilustrasikan memiliki utang kartu kredit Rp 36 juta. Dengan bunga 3,5% per bulan, pembayaran konstan Rp 3,6 juta, utang baru akan lunas pada bulan ke-12 atau ke-13.
Pengertian pembayaran konstan berdasar kamus Bank Indonesia (BI) adalah pembayaran secara berkala dengan jumlah yang mencakup bunga dan pokok. Setiap pinjaman dengan saldo pokok menurun apabila suatu angsuran pembayaran melebihi jumlah yang ditetapkan sehingga kelebihan tersebut dialokasikan untuk mengurangi pokok pinjaman.
Ketika dialihkan ke KTA dengan bunga lebih rendah, yakni 1,9%, ada kelebihan dana yang tadinya dipakai untuk mencicil utang. Kelebihan ini bisa digunakan untuk investasi. “Tidak harus KTA, bisa dialihkan ke kredit apa pun dengan syarat berbunga lebih rendah dari kartu kredit,” kata Taufik. Dengan cara jeli memilih kredit berbunga rendah dan rajin berinvestasi, Taufik bilang, bukan tak mungkin keluarga bisa membeli aset, seperti rumah.
Kini, giliran Anda mengevaluasi utang Anda. Sudah saatnya kah Anda melakukan refinancing?
Tidak ada komentar