MIZAN
PRLM.- Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman (îmânan) dan mengharapkan balasan dari Allah (ihtisâban), maka Dia akan mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Al-Bukhari)
Puasa yang diperintahkan dan dianjurkan dalam Alquran dan Sunnah ialah aktivitas meninggalkan, membatasi, dan menjauhi. Dalam pengertian lain, puasa ialah aktivitas menjauhi dan menahan dari dorongan perut dan kemaluan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Puasa memiliki banyak hikmah dan keutamaan, di antaranya adalah terapi menyucikan jiwa (tazkiyah al-nafs), menjaga kesehatan, mengontrol nafsu, mengajarkan rasa kebersyukuran, dan melatih kesabaran. Nabi saw. bersabda, “Puasa adalah bulan kesabaran. Tiga hari dari setiap bulan akan mengusir kedengkian dalam hati.”
Hikmah paling utama dari puasa adalah agar manusia mencapai derajat takwa dan naik peringkat menjadi seorang muttaqin. Pemaknaan takwa yang paling tepat dapat kita lihat dari dialog Umar ibn Khaththab r.a.dan Ubay ibn Ka‘ab r.a.
Suatu ketika Umar r.a. bertanya kepada Ubay r.a. apakah takwa itu. Ubay pun menjawab, “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?”
Umar menjawab, “Pernah.”
Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?”
Umar menjawab, “Aku berhati-hati, waspada, dan penuh keseriusan.”
Lalu Ubay berkata, “Maka demikian pulalah takwa.”
(Disarikan dari buku Tirulah Puasa Nabi karya Yusuf Al-Qaradhawi, terbitan Mizania – Ramadan Kita PR Online;2012)***
Tidak ada komentar