Ramadhan
REPUBLIKA.CO.ID, Puasa di dalam Islam mengandung banyak hikmah
atau ajaran-ajaran untuk meningkatkan nilai-nilai manusia dan
mempertinggi mutunya yang paling penting adalah sebagai berikut:
1. Melatih manusia memiliki sifat khasyyah (takut) kepada Allah, baik secara rahasia, maupun terang-terangan, karena tiada yang mengawasi orang yang berpuasa itu kecuali Allah.
1. Melatih manusia memiliki sifat khasyyah (takut) kepada Allah, baik secara rahasia, maupun terang-terangan, karena tiada yang mengawasi orang yang berpuasa itu kecuali Allah.
Ia meninggalkan syahwatnya terhadap makanan yang lezat, minuman yang
segar dan lain-lain sebagainya, karena semata- mata melaksanakan
perintah Allah, dan tunduk kepada petunjuk agamanya, untuk berpuasa
sebulan lamanya.
2. Memecahkan ketajaman syahwat, dan menjadikan jiwa dapat menguasai syahwatnya, sesuai dengan petunjuk agama. Apabila seorang selalu menuruti keinginan nafsu syahwatnya, maka ia telah menjadi budak dari nafsu syahwatnya.
3. Melatih diri bersifat kasih sayang, sehingga terdorong untuk melakukan perbuatan sosial, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin. Memberi bantuan kepada orang-orang yang tertimpa bencana, karena ia ketika merasakan kelaparan, teringat kepada orang-orang yang menderita kelaparan, atau orang-orang yang tertimpa musibah.
4. Menimbulkan rasa cinta kepada keadilan, dan persamaan derajat umat manusia, dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak. Dalam pelaksanaan ibadah puasa ini, terlihat persamaan antara orang-orang kaya dengan fakir miskin, dan antara penguasa dengan rakyat jelata, dalam melaksanakan satu kewajiban agama.
5. Membiasakan umat untuk hidup teratur dan bersatu, menghindari sifat sombong dan iri hati. Mereka memulai ibadah puasanya di dalam satu waktu, dan mereka berbuka dalam satu waktu pula. Mereka sama-sama menunggu waktu dengan kesabaran, dan tidak seorang pun mendahului orang lain di dalam berbuka itu.
6. Membersihkan usus atau alat pencernaan, daripada zat-zat yang berbahaya dalam perut, seperti zat lemah dan sebagainya; dan menghilangkan zat-zat yang mengendap di dalam tubuh, mengeringkan kelembabannya, dan menghancurkan lemak yang dapat berbahaya terhadap jantung,
2. Memecahkan ketajaman syahwat, dan menjadikan jiwa dapat menguasai syahwatnya, sesuai dengan petunjuk agama. Apabila seorang selalu menuruti keinginan nafsu syahwatnya, maka ia telah menjadi budak dari nafsu syahwatnya.
3. Melatih diri bersifat kasih sayang, sehingga terdorong untuk melakukan perbuatan sosial, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin. Memberi bantuan kepada orang-orang yang tertimpa bencana, karena ia ketika merasakan kelaparan, teringat kepada orang-orang yang menderita kelaparan, atau orang-orang yang tertimpa musibah.
4. Menimbulkan rasa cinta kepada keadilan, dan persamaan derajat umat manusia, dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak. Dalam pelaksanaan ibadah puasa ini, terlihat persamaan antara orang-orang kaya dengan fakir miskin, dan antara penguasa dengan rakyat jelata, dalam melaksanakan satu kewajiban agama.
5. Membiasakan umat untuk hidup teratur dan bersatu, menghindari sifat sombong dan iri hati. Mereka memulai ibadah puasanya di dalam satu waktu, dan mereka berbuka dalam satu waktu pula. Mereka sama-sama menunggu waktu dengan kesabaran, dan tidak seorang pun mendahului orang lain di dalam berbuka itu.
6. Membersihkan usus atau alat pencernaan, daripada zat-zat yang berbahaya dalam perut, seperti zat lemah dan sebagainya; dan menghilangkan zat-zat yang mengendap di dalam tubuh, mengeringkan kelembabannya, dan menghancurkan lemak yang dapat berbahaya terhadap jantung,
Tidak ada komentar