Oleh Gus Glory Islamic
Kira-kira apa yang akan sampean dapatkan sebagai return atau award
setelah bersedekah? Atau setidaknya apa yang biasanya sampean harapkan
dengan melaksanakan shodaqoh? Semoga bukan sesuatu yang bersifat materi
dan berbalas di dunia. Dulur, jika pemberian sampean barengi dengan
pamrih berbalas di dunia, apalagi bersifat materi, saya khawatir sampean
akan kecewa. Itulah kenapa, saya termasuk orang yang tidak setuju jika
shodaqoh dilakukan dengan motifasi mendapatkan balasan di dunia. Kenapa?
Ada tiga hal resiko berbahaya yang mengancam.
Pertama, Jadi
suka ngancam Allah. “bersedekahlah, niscaya rizkimu akan meningkat
berlipat; bersedekahlah, maka Tuhan akan memberikan kesehatan dan
kesuksesan”. Diapun mulai bersedekah, semangat dan rajin. Bulan berganti
bulan, rizki tak kunjung berlipat, malah bangkrut. Pangkat juga nggak
naik-naik. Pertanyaan mulai muncul, “wah nggak bener nih Tuhan, aku
sudah sedekah kok nggak berbalas, kurang apa lagi?”. Ada target dalam
bersedekah, dan celakanya yang ditarget harus membalas adalah Allah.
Kurang ajar betul kita.
Jika ini yang terjadi, hilanglah
pahala sedekahnya. Lalu bagaimana baiknya? Bersedekahlah seperti sampean
menabung untuk diri sampean sendiri. Semakin banyak harta, semakin
banyak yang ingin kita tabung, itu filosofinya. Kita tidak akan ada
mengenal kata “saya sudah sedekah”. Motivasi bersedekah akan terus
meningkat, ketika terpaksa atau sukarela, berat atau ringan, punya
banyak atau ada sedikit. Kita selalu berpikir “kenapa harus ada kata
sudah, lah wong ini untuk diri kita sendiri?”
Kedua, kala
kita bersedekah atau menolong orang dengan keyakinan bahwa nanti orang
akan menolong kita atau ada rizki yang tidak disangka-sangka, kita
cenderung menghitung-hitung bahkan kadang terpancing mengungkitnya.
Jengkel karena sering menolong tapi tak pernah ditolong orang apalagi
saat membutuhkan,”Kamu ini sudah ditolong nggak terima kasih!”. Nah lho.
Bersedekah berharap terima kasih toh? Lalu harus bagaimana?
Bersedekahlah
seperti sampean sedang ingin mengirim barang ke kampung halaman,
tiba-tiba ada orang yang bersedia mengantarkan dengan sukarela. Tentu
sampean senang bukan? Sedekah itu adalah kiriman kita untuk kampung
halaman akhirat. Jika kemudian ada fakir miskin, kepentingan agama,
kepentingan publik, yang bersedia mengantarkan kiriman kita untuk
akhirat dengan free charge, harusnya kita senang toh? Bahkan kita yang
semestinya berterima kasih pada yang disedekahi. Wow.
Ketiga,
sedekah yang ada pamrih dunia, maka di akhirat tidak akan dapat apa-apa.
Banyak ayat yang menyiratkan hal tersebut. Tapi kan banyak yang
terbukti jadi lebih banyak rezkinya setelah bersedekah? Kalau iya,
biarkan peningkatan rizki itu menjadi dampak, bukan tujuan. Karena toh
banyak orang atheis dan kafir yang meningkat terus rizkinya tanpa harus
bersedekah.
Lalu dapat dong kalau saya sedekah, masak nggak
dapat apa-apa? Jangan khawatir, dulur. Berikut hal-hal yang insya Allah
sampean bisa harap dan dapatkan, jika ikhlas melaksanakannya.
Pertama
dengan bershodaqoh akan tercapai kedekatan diri kita dengan Allah SWT.
Yang Maha Pemurah. Otomatis jika kita berdekatan dengan yang Maha
Pengasih, maka sifat pengasih-nya akan berpengaruh pada kita sehingga
akan tertanam jiwa kasih sesama yang survive (hidup) dalam jiwa kita,
seperti yang telah ditegaskan dalam qs. 9:99
Kedua, dengan
shodaqoh, Allah akan memasukkan kita dalam naungan Rahmat-nya. Dan
dengan Rahmat-nya yang Maha luas itu akan terbuka pula luas wawasan
hidup kita. Pribadi yang jembar jagate, ombo jangkahe, adoh nalare. Jiwa
yang hidup, jiwa yang wawasannya mampu menjangkau apa yang tidak
terpikirkan manusia kebanyakan. Jika manusia kebanyakan hanya memikirkan
kebutuhan hidup dunia, maka intuisi sucinya menembus batas hingga mampu
mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan di akherat.
Ketiga,
dengan shodaqoh seseorang akan mendapatkan do’a restu Rosul Allah. Perlu
diketahui bahwa Rasulullah itu adalah wakil Allah SWT di bumi sehingga
Rosul merupakan jembatan penghubung antara Allah SWT dengan makhluknya
(manusia). Dengan demikian do’a restu Rosul merupakan salah satu do’a
yang paling di dengar (maqbul ) serta berfungsi sabagai alat untuk
penawar hati manusia (penentram hati) dari sifat serakah dan cinta
terhadap harta duniawi, seperti ayat berikut :
Pungutlah
sedekah dari sebagaian harta benda mereka untuk membersihkan dan
mensucikan mereka dari noda-noda kikir dan serakah. Dan doakanlah
mereka, kerena sebenarnya doamu itu adalah menjadi penawar hati untuk
mereka. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Qs. 9:103.
Yang
perlu kita ingat bahwa antara zakat dan shodaqoh ada perbedaan yang
mendasar. Jangn dipukul rata antara zakat dan shodaqoh. Dan yang sedang
kita bicarakan adalah sedekah. Jika shodaqoh adalah untuk mensucikan
diri dari noda dan salah, sementara tak seorangpun yang setiap harinya
bebas dari dosa, maka semestinya shodaqoh itu sendiri tidak ada batas
akhir, baik ukuran banyaknya maupun berapa kali seseorang bershodaqoh,
lihat qs. 8:2-3.
Khodijah itu exportir kaya raya. Beliau
menyedekahkan hartanya tanpa henti demi perjuangan Nabi Muhammad, tanpa
pamrih apapun. Beliau ikhlas, bahkan sampai habis tak tersisa. Artinya
tidak ada imbalan atau balasan rizki di dunia yang diterima Khodijah
setelah bersedekah. Bahkan karena mengikuti Nabi, beliau meninggal di
tenda pengasingan tanpa meninggalkan warisan harta apapun. Hal yang sama
dijalani dengan penuh kerelaan oleh Abu Bakar, Usman dan sahabat
lainnya.
Yang saya khawatirkan jika kita bersedekah dengan
motivasi ingin berbalas rizki, kesehatan, kesuksesan karir di dunia,
maka agama ini tidak akan pernah tegak. Karena tidak akan ada yang mau
mengambil resiko seperti Khodijah, Abu Bakar, Usman dan para sahabat
tersebut. Karena itu dulurku, bersedekahlah dengan motivasi menabung
untuk akhirat, kalaupun ada bonus balasan dunia, biarkan itu menjadi
dampak sampingan saja. Saget nggih? Bismillah
Tidak ada komentar