BUKU Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bimo Nugroho dan Ajianto Dwi Nugroho, baru saja meluncurkan buku "Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan". Diskusi dan Bedah Buku pun sudah digelar di Newseum Cafe Jl Veteran I No 21 Jakarta, Sabtu (1/9/2012) kemarin.
Tribunnews.com mencoba memaparkan isi buku tersebut dengan mengangkat sejumlah tema yang dirasa penting dan perlu diketahui.
Duo penulis melihat Jokowi-Basuki sebagai rajanya media sosial.
Diungkapkan fenomena putaran pertama Pilkada DKI lalu menjadi buktinya.
Penulis mengutip laman salingsilang.com, data per April
hingga Juli 2012 menunjukan topik percakapan di media sosial sangat
didominasi pasangan Jokowi-Basuki. Baik itu secara volume percakapan dan
kuantitas pembicaraannya.
Twitter saja per April 2012, Jokowi didukung sebanyak 2.715 tweeps. Foke-Nara menyusul sebanyak 1.642 tweeps. Diikuti berurutan Faisal-Biem, Alex-Nono, Hidayat-Didik, dan Hendardji-Ahmad Riza Partria.
Laman Politicawave.com seperti dikutip penulis, menguatkan
bahwa suara yang tercermin di media sosial tidak hanya unggul dari sisi
kuantitas, tapi juga kualitas. Direktur laman ini, Yose Rizal mengatakan
alasan para pengguna media sosial memilih Jokowi karena menilai tokoh
itu sebagai figur pemimpin yang selama ini hilang dan telah lama dicari.
"Jokowi memang sudah merebut hati masyarakat. Mereka menganggap
Jokowi adalah sosok yang tidak jauh dari mereka," ujarnya seperti
tertulis dalam buku ini.
Penulis mengungkapkan peran media sosial juga turut mendongkrak suara
Jokowi. "Berkibarnya nama Jokowi di media massa berimbas juga di media
sosial. Setiap hari dia menjadi topik percakapan di facebook, twitter
dan media sosial lainnya. Hingga juga di BBM."
Ditegaskan, tidak hanya tim sukses yang memainkan media sosial untuk
mendukung Jokowi-Basuki. Melainkan juga relawan dan para penggemarnya.
Berdasarkan catatatannya misalnya, di twitter banyak sekali akun yang
dibuat relawan, simpatisan, atau penggemar mendukung pasangan Jokowi.
Seperti dikutip dari dalam bukung disebutkan, ada akun
@jokowicenter, @jakarta_bangkit, @jbkaskus, @jakartabaru,
@relawanmudajakarta, @info-kemeja, @jokowibasuki, @projakarta, dan
@rumahrelawanJB.
"Belum lagi akun dengan nama prinadi yang terang-terangan mendukung pasangan itu," ujarnya.
Di Facebook, relawan "kotak-kotak" membuat grup dengan nama jakarta
baru, bolo Jakarta, projakarta, Jokowi-gubernurdki, dan lainnya.
Selain itu, Jokowi memang sudah memiliki akun pribadi di Twitter, @jokowi_do2, dan Basuki @basuki_btp.
Menurutnya, kekuatan Jokowi-Ahok berada pada media dan media sosial.
Khusus di media sosial hal ini sangatlah kentara bagaimana peran relawan
yang menjamur untuk membela Jokowi-Ahok terhadap "serangan" yang
menghantam.
"Bagaimana Jokowi tanpa dia minta kepada tim relawan dan partainya. Dia sangat diuntungkan media, dan media sosial," jelasnya.
"Keuanggulan Jokowi, semua orang atau relawan bisa membuat dan
mengkampanyekan melalui media sosial. Berbeda dengan Foke," ujarnya.
Ditegaskannya, di sosial media, tanpa dikomando ketika ada isu, tim
relawan Jokowi langsung bergerak di media sosial. "Ini kekuatan yang
dipunya hanya di Jokowi. Tidak dimiliki pada Foke."
"Media sosial adalah kunci kemenangan Jokowi-Ahok," paparnya sembari
mengatakan kekuatan media, sebagai salah satu yang mendukung dan
memberikan kemenangan buat Jokowi.
Tidak ada komentar