Oleh Rahmat ST
(http://akumerah12.blogspot.com)
Kadang kita melihat dunia ini penuh dengan kesulitan, hanya diisi oleh hal-hal yang membuat kita tidak senang, sedih, kecewa, atau hal-hal yang tidak kita inginkan lainnya. Mengapa bisa demikian? Sebenarnya itu dikarenakan pikiran kita hanya fokus pada kesulitan tersebut.
Fokus adalah sangat penting dalam produktivitas dan hanya akan berguna jika kita fokus pada hal yang benar dan bermanfaat. Sebaliknya, banyak orang yang malah fokus pada hal salah, tidak bermanfaat, atau tidak diperlukan. Padahal masih banyak peluang atau hal lain yang bisa kita dapatkan lebih banyak lagi.
Sebuah permainan sederhana yang cukup menarik. Permainan ini sering dilakukan dalam berbagai seminar dan bermanfaat untuk memeriksa pola pikir kita selama ini.
Jika dirangkum, maka jawabannya itu sebagai berikut:
- Ada yang menyebutkan itu adalah titik atau lingkaran merah
- Ada yang mengatakan bahwa itu adalah gambar sebuah kotak dan titik merah di dalamnya.
- Dan berbagai jawaban lainnya.
Mana yang salah? Mana yang benar?
Bukan, bukan itu yang ingin saya bahas disini, namun apa hikmah atau petunjuk yang terkandung dari setiap jawaban tadi. Terlepas mana yang menjadi jawaban Anda, mudah-mudahan kita bisa mendapatkan pelajaran dari sini.
Cara Fokus Yang Salah
Kebanyakan orang menjawab titik merah. Salah? Tidak, memang itu gambar titik merah. Hanya saja bukan hanya itu isi dari gambar diatas. Seharusnya Anda sudah menemukan jawabannya sekarang, yaitu sebuah bidang dengan latar belakang putih dan terdapat satu titik merah di dalamnya.
Bukan masalah benar atau salah, tetapi sering kali kita hanya fokus pada satu hal dan melupakan hal lainnya.
Lalu apa masalahnya? Akan lebih jelas jika saya jelaskan dengan beberapa kasus yang sering terjadi.
- Banyak orang yang tidak mau berbisnis dengan alasan dia tidak memiliki modal uang. Benar? Mungkin benar dia tidak memiliki uang yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Namun dia melupakan bahwa dia sebenarnya memiliki aset lain yang bisa dijadikan untuk modal bisnis. Dia punya aset fisik, dia punya ilmu, punya kenalan, punya pengalaman, dan sebagainya. Dia terhenti hanya karena fokus pada masalah uang saja. Jelas dia melewatkan atau menunda keuntungan dari bisnis.
- Contoh yang kedua adalah seringkali orang fokus pada kelemahan diri atau kekurangannya. Sehingga membuatnya menjadi minder atau rendah diri dengan kelemahan atau kekurangan itu. Dalam pikirannya hanya ada tentang kekurangan tersebut dan berusaha untuk menutupinya atau selalu dijadikannya sebagai alasan. Padahal, saya yakin setiap orang punya kemampuan dan kelebihan yang bisa dia optimalkan. Setiap orang punya kekurangan sekaligus dengan kelebihannya. Jangan rendah diri dengan kekurangan, jangan sombong dengan kelebihan.
- Ada juga orang yang ketakutan akan penipuan dari berbagai peluang bisnis. Yang dia pikirkan hanya takut tertipu. Dia takut kehilangan uang ratusan ribu untuk membeli ebook atau mengikuti peluang bisnis. Tapi dia melupakan peluang besar bertambahnya ilmu dan meraih keuntungan besar dari peluang tersebut. Bukalah mata, bahwa tidak semua orang melakukan penipuan.
- Ada juga orang yang terhenti karena tidak bisa. Dia hanya fokus bahwa dia tidak bisa tanpa memikirkan peluang bahwa dia akan bisa suatu saat nanti jika dia mau belajar dan mencoba. Dia hanya memikirkan ketidak mampuannya sementara melupakan bahwa ada proses belajar, berlatih, dan mencoba. Dia sering mengatakan, saya tidak bisa, saya tidak sanggup, saya tidak berbakat, dan sebagainya. Dia hanya fokus pada ketidak mampuan dirinya. Bukalah pikiran, bahwa Anda bisa belajar.
- Ada orang yang sibuk mencari peluang, namun setiap ada peluang dia tolak. Alasannya apa? Karena peluang tersebut ada di luar zona nyaman dia. Dia hanya fokus pada zona nyaman dia, hanya mau membuka diri pada peluang yang bisa dia lakukan dan biasa dia lakukan. Saya sendiri pernah mengalaminya dan saya menyesal, sebab setelah saya membuka diri, ternyata banyak hal baru yang saya dapatkan selain keuntungan finansial.
- Banyak juga orang yang fokus pada kesalahan minor orang lain dan melupakan kebaikan yang sebenarnya jauh lebih besar. Yang lebih parah lagi, kesalahan yang dimaksud hanya baru persepsi dia, belum tentu benar-benar salah. Atau hanya membaca media tentang “kesalahan” salah seorang dari sebuah kelompok, kemudian kelompok tersebut dicap tidak benar. Padahal bisa jadi kelompok tersebut sebenarnya memberikan manfaat besar bagi negeri ini. Kasus lain: Kadang kita membesar-besarkan kesalahan pasangan hidup kita, padahal kebaikan pasang hidup kita jauh lebih besar.
Jika kita hidup dengan cara pandang yang sempit, maka kita akan banyak kehilangan peluang, kehilangan kebaikan, dan berbagai kehilangan serta menghambat diri kita untuk berkembang. Berpikir sempit sama saja dengan mempersempit pintu rezeki dan pintu kebaikan lainnya.
Buka Mata, Buka Hati, dan Buka Pikiran
Anda tidak perlu menjadi seorang Yes Man, yang mengatakan iya untuk setiap hal. Bukan, bukan seperti ini menjadi orang yang berpikiran terbuka. Namun, berikan peluang lebih luas, berikan waktu lebih banyak untuk berpikir lebih luas lagi. Persiapkan diri untuk menerima hal yang lebih besar lagi.
Ada beberapa tip sederhana yang bisa kita lakukan untuk membuka diri terhadap berbagai peluang dan keberlimpahan yang ada:
- Jangan mengeluh, sebab mengeluh hanya mempersempit pikiran kita kepada kejelekan atau kekurangan saja. Bersyukurlah.
- Jangan padamkan api karena kecil, namun carilah cara untuk memperbesar api itu. Artinya jangan menyerah karena keterbatasan, tapi carilah cara mengatasi keterbatasan itu. Jangan menyerah karena ada masalah, tapi carilah cara mengatasi masalah tersebut.
- Jika resiko jauh lebih kecil dibanding potensinya, kenapa tidak memberanikan diri untuk mengambil resiko?
- Tingkatkan kepercayaan diri bahwa Anda bisa melakukan hal yang baru. Sekarang tidak bisa, insya Allah besok lusa menjadi bisa karena kita mau belajar.
- Camkan dalam diri bahwa selalu ada kebaikan dan hikmah dari setiap kejadian dan dari setiap orang. Ini akan membuka mata kita terhadap kebaikan, bahkan dari musuh sekali pun.
- Berpikir kritis itu bukan hanya mampu melihat kejelekan, tetapi juga mampu melihat kebaikan yang tidak terlihat oleh orang lain.
- Tingkatkan kemauan dan kemampuan belajar, percayalah Anda akan memiliki kemampuan yang lebih banyak.
- Jangan hanya memikirkan masalah dan kesulitan, coba pikirkan peluang dan solusi.
Kesimpulan: Harapan Itu Masih Ada
Harapan itu masih ada. Harapan hidup Anda menjadi lebih baik, harapan negeri ini menjadi maju, harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, harapan peningkatkan kualitas dan kemampuan diri dan berbagai harapan positif lainnya. Harapan itu masih ada selama kita may membuka mata, hati, dan pikiran kita.
Sumber: Motivasi Islami
Tidak ada komentar